Translate

Senin, 25 September 2023

Sinopsis Arthdal Chronicles: The Sword of Aramun Episode 6 Part 2

All Content From tvN, TVING




ddrama-queen.blogspot.com – Sinopsis Arthdal Chronicles: The Sword of Aramun Episode 6 Part 2. Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada ditulisan yang ini. Cek episode sebelumnya dan klik di tulisan ini untuk menemukan sinopsis selanjutnya. Selamat membaca...^^







Dan sekarang, Ipsaeng di kelilingi oleh para tetua suku dengan keadaan terikat. Karena tidak ada yang mempercayai ucapannya, Ipsaeng bertanya kepada Saya siapa nama teman kita yang tewas di Gitbadak, Doldambul.

Saya mengingat ucapan Eunseom kemudian berkata bersama, kami akan membawa kabar kepada istri Sateunik mewakilinya, dan pergi melihat lautnya. Mendengar ucapan Saya yang benar, Tachukan memukuli Ipsaeng.

Di sisi lain, Eunseom sedang berjala bersama Dalsae. Kenapa kau tampak begitu murung tanya Dalsae. Eunseom memberi tahu kalau ia takut akan kalah dari Arthdal.









Di istana, ratu sedang berbicara dengan Dunji menanyakan mengenai kembaran Saya. Dunji menolak memberi tahu mengenai Eunseom. Ratu membuka surat perjanjian kepemilikan Ladang sorgum di selatan Aram seraya menyuruh mengatakannya dan mengancam akan membunuh. Dengan ketakutan, Dunji mencercitakannya.

Eunseom yang asli akan datang jadi percayalah saja kepadaku dan tunggu di Gubuk Bijaram, dia akan datang dengan Dalsae ucap Ipsaeng kepada Byeokpoongji.

Seraya menunjukkan serangga yang di temukannya, Chaeeun menunjukkannya kepada Mirusol dan memberi tahu kalau penyebab wabahnya. Kau juga berpikir Ipsaeng itu adalah yeomari tanya Chaeeun. Ipsaeng pernah mengkhianati kami, beberapa kali ucap Mirusol.

Disisi lain, Eunseom, Dalsae dan Shoreujagin sedang makan di kedai. Eunseom memberikan dokumen perdagangan Doldambul kepada Shoreujagin. Saat akan pergi, ketiganya bertemu dengan Badoru. Karena terkejut melihat Eunseom, Badoru terduduk di lantai seraya bertanya Inaishingi, kau sungguh punya saudara benetbeot.











Kirim seseorang ke Pyeongmire, minta mereka tangkap siapa pun yang pakai dokumen perdagangan dengan stempelku dan kirim ke Arthdal dan awasi semua Suku Wahan ucap ratu kepada yang lain. Salah satu pelayan menghampiri Ratu memberi tahu kalau Raja tidak ada. Setelahnya ratu memimpin pertemuan dengan memberi tahu kalau raja butuh istirahat.

Di sisi lain, Raja Tagon sedang berada di kuil, melihat pedang Aramun yang menancap di pohon zelkova. Tanya menghampiri dan menyapa raja seraya mendengar apa yang di pikirkannya. Saat pedang itu terungkap, tapi aku tak tahu misinya, apa artinya aku bukan Aramun tanya Raja Tagon.

Yang Mulia, meski kau tak tahu misinya sekarang, misinya mengenalimu ucap Tanya. Raja Tagon menghentikan tawanya dan berkata aku bisa melihat misinya, seolah-olah aku menatap cermin dan loncengnya kemudian pergi dari sana. Agaji mendekati Tanya dan berkata dia jelas mengatakan "pedang," "cermin," dan "lonceng".

Raja Tagon memasuki ruang pertemuan, duduk di kursinya dan berkata aku, Tagon, Raja Arthdal, putra Airuju, dan reinkarnasi Aramun, memerintah sebagai raja kalian, tangkap setiap orang yang lahir pada Tahun Serigala Bernyanyi di Arthdal, juga di sekitar Arthdal, jika mereka melawan, segera bunuh mereka, apa pun status sosialnya.









Tahun Serigala Bernyanyi ulang Tanya. Ya, itu saat Komet Biru muncul, saat Niruha, Tuan Saya, dan Eunseom lahir ucap Agaji. Tagon ucap Tanya kemudian pergi.

Chojaha menyusul raja Tagon yang kembali ke ruangannya dan berkata perang besar dengan Suku Ago sudah dekat, kau harus menarik kembali perintahmu atau kau harus memberi alasannya. Ramalan itu berusaha membunuhku ucap raja Tagon kemudian menyuruh Chojaha pergi. Chojaha menolak pergi dan berlutut di hadapan raja seraya memberi tahu kalau ia tidak bisa mundur.

Raja mengambil pedang miliknya di meja. Dengan memegangi telinganya yang berdarah, Chojaha berlari keluar dari ruangan raja, mengabaikan orang-orang yang berkumpul. Tanya dan yang lain datang, melihat kejadian tersebut.

Ratu sedang berjalan bersama dengan Hae Tuak dan Hae Yeobi, mengingat ramalan dari Asa Sakan,

“Pada tahun saat Komet Biru muncul, Cheonbuin segera turun ke dunia. Pedang, Lonceng, dan Cermin. Ketiganya akan mengakhiri dunia kita. Tagon akan mati. Taealha, kau akan jatuh ke jurang yang dalam.”

Yeonbal menemui ratu memberi tahu kalau raja memotong telinga Chojaha. Tagon tahu soal ramalan itu ucap ratu kemudian pergi dengan di iukti oleh yang lain.






Kau menyembunyikan ramalan itu dariku agar bisa memperalatku saat kau membutuhkannya, kau mempermainkanku di belakangku dan kau tidak pernah sepenuhnya memihakku ucap raja Tagon kepada Ratu yang menanyakan ucapan dari Asa Sakan. Kau tak berhak berkata begitu kepadaku, Tagon ucap ratu.

Kau membuat perpecahan antara aku dan ayahku, serta selalu menghasutku dan pada akhirnya, kubunuh ayahku sesuai keinginanmu, mungkin nantinya kau akan mencoba membuatku dan Arok melakukan hal yang sama tapi aku tak akan dibodohi olehmu atau ramalan itu ucap Raja Tagon.

Ratu keluar dari ruangan raja Tagon, menyuruh Hae Tuak dan Hae Yeobi untuk mengabari Tetua Suku Gunung Putih.










Seseorang melemparkan pisau di hdapan Ipsaeng. Dengan segera Ipsaeng mengambil pisau dan mengiris tali yang mengingatnya. Dengan mengendap, Ipsaeng memasuki kamar Saya dan menyerangnya yang sedang tertidur. Menyadari hal tersebut, Saya terbangun dan melawan Ipsaeng balik.

Myonita tiba-tiba muncul dan berdiri di depan Saya, membuatnya tertikam pisau oleh Ipsaeng. Dengan segera Saya membawa Myonita untuk di obati, sementara Ipsaeng di amankan oleh yang lain.

Setelah selesai, mengobati Myonita, Chaeeun menemui Saya dan menjelaskan keadaannya. Menurutmu apa itu pengorbanan tanya Saya. Kurasa, peduli pada seseorang tanpa syarat ucap Chaeeun. Apakah selalu seperti itu tanya Saya kemudian berkata mematuhi karena kewajiban, semua orang menyerahkan nyawa mereka tanpa syarat.

Saya pergi menemui tetua suku, membahas mengenai persediaan senjata akan dipindahkan dari Dermaga Hanta ke hutan. Mari pergi bersama, aku sendiri yang akan memimpin mereka ucap Saya.

Badoru kembali, melihat orang-orang yang sedang bersiap-siap seraya mengingat ucapan Eunseom,

“Kembalilah seolah-olah tak terjadi apa pun. Jangan beri tahu siapa pun dan pancing yang palsu kepadaku. Panah bersiul adalah isyaratnya.”









Suku Ago segera mengepung dan menyerang orang-orang yang membawa pasokan. Suku Ago mengeceknya yang ternyata beisi batu dan oprasi tersebut operasi tipuan. Melihat orang-orang yang kembali, Saya menyuruh yang lain mundur dan perpencar.

Dengan segera Badoru menyuruh Saya pergi saat mendengar bunyi panah berisul yang di isyaratkan oleh Eunseom.

Saya tersandung batu membuatnya terjatuh dan di kepung oleh para prajurit yang mengejarnya. Eunseom muncul dengan menggunakan pakaian prajurit dan menghabisi prajuri tersebeut. Saya terkejut saat melihat Eunseom.



BERSAMBUNG……

Facebook Twitter