Dan sekarang,
Ipsaeng di kelilingi oleh para tetua suku dengan keadaan terikat. Karena tidak
ada yang mempercayai ucapannya, Ipsaeng bertanya kepada Saya siapa nama teman
kita yang tewas di Gitbadak, Doldambul.
Saya mengingat
ucapan Eunseom kemudian berkata bersama, kami akan membawa kabar kepada istri
Sateunik mewakilinya, dan pergi melihat lautnya. Mendengar ucapan Saya yang
benar, Tachukan memukuli Ipsaeng.
Di sisi
lain, Eunseom sedang berjala bersama Dalsae. Kenapa kau tampak begitu murung
tanya Dalsae. Eunseom memberi tahu kalau ia takut akan kalah dari Arthdal.
Di istana,
ratu sedang berbicara dengan Dunji menanyakan mengenai kembaran Saya. Dunji
menolak memberi tahu mengenai Eunseom. Ratu membuka surat perjanjian
kepemilikan Ladang sorgum di selatan Aram seraya menyuruh mengatakannya dan
mengancam akan membunuh. Dengan ketakutan, Dunji mencercitakannya.
Eunseom
yang asli akan datang jadi percayalah saja kepadaku dan tunggu di Gubuk Bijaram,
dia akan datang
dengan Dalsae ucap Ipsaeng kepada Byeokpoongji.
Seraya
menunjukkan serangga yang di temukannya, Chaeeun menunjukkannya kepada Mirusol
dan memberi tahu kalau penyebab wabahnya. Kau juga berpikir Ipsaeng itu adalah yeomari
tanya Chaeeun. Ipsaeng
pernah mengkhianati kami, beberapa kali ucap Mirusol.
Disisi
lain, Eunseom, Dalsae dan Shoreujagin sedang makan di kedai. Eunseom memberikan
dokumen perdagangan Doldambul kepada Shoreujagin. Saat akan pergi, ketiganya
bertemu dengan Badoru. Karena terkejut melihat Eunseom, Badoru terduduk di
lantai seraya bertanya Inaishingi, kau sungguh punya saudara benetbeot.
Kirim
seseorang ke Pyeongmire, minta mereka tangkap siapa pun yang pakai dokumen
perdagangan dengan stempelku dan kirim ke Arthdal dan awasi semua Suku Wahan
ucap ratu kepada yang lain. Salah satu pelayan menghampiri Ratu memberi tahu
kalau Raja tidak ada. Setelahnya ratu memimpin pertemuan dengan memberi tahu
kalau raja butuh istirahat.
Di sisi
lain, Raja Tagon sedang berada di kuil, melihat pedang Aramun yang menancap di
pohon zelkova. Tanya menghampiri dan menyapa raja seraya mendengar apa yang di
pikirkannya. Saat pedang itu terungkap, tapi aku tak tahu misinya, apa artinya
aku bukan Aramun tanya Raja Tagon.
Yang
Mulia, meski kau tak tahu misinya sekarang, misinya mengenalimu ucap Tanya. Raja
Tagon menghentikan tawanya dan berkata aku bisa melihat misinya, seolah-olah
aku menatap cermin dan loncengnya kemudian pergi dari sana. Agaji mendekati
Tanya dan berkata dia jelas mengatakan "pedang," "cermin," dan
"lonceng".
Raja Tagon
memasuki ruang pertemuan, duduk di kursinya dan berkata aku, Tagon, Raja
Arthdal, putra Airuju, dan reinkarnasi Aramun, memerintah sebagai raja kalian,
tangkap setiap orang yang lahir pada Tahun Serigala Bernyanyi di Arthdal, juga
di sekitar Arthdal, jika mereka melawan, segera bunuh mereka, apa pun status
sosialnya.
Tahun
Serigala Bernyanyi ulang Tanya. Ya, itu saat Komet Biru muncul, saat Niruha,
Tuan Saya, dan Eunseom lahir ucap Agaji. Tagon ucap Tanya kemudian pergi.
Chojaha
menyusul raja Tagon yang kembali ke ruangannya dan berkata perang besar dengan
Suku Ago sudah dekat, kau harus menarik kembali perintahmu atau kau harus
memberi alasannya. Ramalan itu berusaha membunuhku ucap raja Tagon kemudian
menyuruh Chojaha pergi. Chojaha menolak pergi dan berlutut di hadapan raja
seraya memberi tahu kalau ia tidak bisa mundur.
Raja mengambil
pedang miliknya di meja. Dengan memegangi telinganya yang berdarah, Chojaha
berlari keluar dari ruangan raja, mengabaikan orang-orang yang berkumpul. Tanya
dan yang lain datang, melihat kejadian tersebut.
Ratu sedang
berjalan bersama dengan Hae Tuak dan Hae Yeobi, mengingat ramalan dari Asa
Sakan,
“Pada
tahun saat Komet Biru muncul, Cheonbuin segera turun ke dunia. Pedang, Lonceng,
dan Cermin. Ketiganya akan mengakhiri dunia kita. Tagon akan mati. Taealha, kau
akan jatuh ke jurang yang dalam.”
Yeonbal
menemui ratu memberi tahu kalau raja memotong telinga Chojaha. Tagon tahu soal
ramalan itu ucap ratu kemudian pergi dengan di iukti oleh yang lain.
Kau menyembunyikan
ramalan itu dariku agar bisa memperalatku saat kau membutuhkannya, kau mempermainkanku
di belakangku dan kau tidak pernah sepenuhnya memihakku ucap raja Tagon kepada
Ratu yang menanyakan ucapan dari Asa Sakan. Kau tak berhak berkata begitu
kepadaku, Tagon ucap ratu.
Kau
membuat perpecahan antara aku dan ayahku, serta selalu menghasutku dan pada
akhirnya, kubunuh ayahku sesuai keinginanmu, mungkin nantinya kau akan mencoba
membuatku dan Arok melakukan hal yang sama tapi aku tak akan dibodohi olehmu atau
ramalan itu ucap Raja Tagon.
Ratu keluar
dari ruangan raja Tagon, menyuruh Hae Tuak dan Hae Yeobi untuk mengabari Tetua
Suku Gunung Putih.
Seseorang
melemparkan pisau di hdapan Ipsaeng. Dengan segera Ipsaeng mengambil pisau dan
mengiris tali yang mengingatnya. Dengan mengendap, Ipsaeng memasuki kamar Saya
dan menyerangnya yang sedang tertidur. Menyadari hal tersebut, Saya terbangun
dan melawan Ipsaeng balik.
Myonita
tiba-tiba muncul dan berdiri di depan Saya, membuatnya tertikam pisau oleh
Ipsaeng. Dengan segera Saya membawa Myonita untuk di obati, sementara Ipsaeng
di amankan oleh yang lain.
Setelah
selesai, mengobati Myonita, Chaeeun menemui Saya dan menjelaskan keadaannya. Menurutmu
apa itu pengorbanan tanya Saya. Kurasa, peduli pada seseorang tanpa syarat ucap
Chaeeun. Apakah selalu seperti itu tanya Saya kemudian berkata mematuhi karena
kewajiban, semua orang menyerahkan nyawa mereka tanpa syarat.
Saya pergi
menemui tetua suku, membahas mengenai persediaan senjata akan dipindahkan dari
Dermaga Hanta ke hutan. Mari
pergi bersama, aku sendiri yang akan memimpin mereka ucap Saya.
Badoru
kembali, melihat orang-orang yang sedang bersiap-siap seraya mengingat ucapan
Eunseom,
“Kembalilah
seolah-olah tak terjadi apa pun. Jangan beri tahu siapa pun dan pancing yang
palsu kepadaku. Panah bersiul adalah isyaratnya.”
Suku Ago
segera mengepung dan menyerang orang-orang yang membawa pasokan. Suku Ago
mengeceknya yang ternyata beisi batu dan oprasi tersebut operasi tipuan. Melihat
orang-orang yang kembali, Saya menyuruh yang lain mundur dan perpencar.
Dengan
segera Badoru menyuruh Saya pergi saat mendengar bunyi panah berisul yang di
isyaratkan oleh Eunseom.
Saya tersandung
batu membuatnya terjatuh dan di kepung oleh para prajurit yang mengejarnya. Eunseom
muncul dengan menggunakan pakaian prajurit dan menghabisi prajuri tersebeut. Saya
terkejut saat melihat Eunseom.
BERSAMBUNG……