“Di
Arthdal, ada ramalan tersembunyi dari masa lalu. Ramalan itu berisikan bahwa
tiga anak yang mewakili pedang, lonceng dan cermin akan lahir bersamaan dan
mengakhiri dunia ini. Anak-anak dalam ramalan itu adalah Eunseom, Tanya, dan
Saya.
Eunseom
dan Saya adalah saudara kembar dan mereka adalah Kaum Igutu. Ibu mereka, Asa
Hon, bertarung melawan Tagon yang ingin melenyapkan Neanthal, melindungi
mereka. Dia jatuh cinta dengan salah satunya dan melahirkan Igutu kembar. Namun
pada akhirnya, dia kehilangan suami, Ragaz, karena Tagon. Bahkan Saya, salah
satu anak kembar itu, dibawa pergi oleh Tagon. Asa Hon kabur bersama Eunseom dan
Eunseom bertemu anak ramalan lain, Tanya, gadis dari Suku Wahan.
Saya,
yang dibawa pergi Tagon, tumbuh di peradaban bernama Arthdal. Eunseom dan
Tanya, tidak tahu apa arti ramalan mengenai mereka, tumbuh sebagai anggota Suku
Wahan di alam. Lalu suatu hari, Arthdal menyerbu Suku Wahan. Banyak warga Suku
Wahan dibantai. Lebih banyak lagi dibawa ke Arthdal sebagai budak.
Tanya
menjadi budak Arthdal dan Eunseom susah payah melarikan diri. Dia berjanji
kembali untuk menyelamatkan Tanya dan Suku Wahan. Waktu berlalu, dan tirani Tagon
di Arthdal makin parah. Guna menyembunyikan bahwa dirinya juga Kaum Igutu, Tagon
membunuh banyak orang. Dan kini, semua anak ramalan tersebut menjadi pahlawan.
Tanya bukan lagi seorang budak, dia menjadi Pendeta Agung Arthdal. Eunseom menjadi Inaishingi, pemimpin Suku Ago. Saya menjadi komandan Arthdal. Namun Tanya masih belum tahu Eunseom masih hidup atau sudah mati dan Saya tidak tahu bahwa saudaranya adalah kepala pasukan musuh. Eunseom bahkan tak tahu dia punya saudara kembar yang terpisah. Selain itu, mereka masih belum tahu apa sebenarnya arti ramalan bahwa mereka bisa mengakhiri dunia. Tapi mereka akan bertemu takdir yang dimaksud ramalan tersebut.”
EPISODE
1: ORANG LEMAH
“Sejarah
angin, bintang, dan darah. Aku mencatat sejarah Kerajaan Arthdal. Kalender
Arthdal. Tahun Beruang Pemalas. Serikat berakhir dan Tagon menjadi raja. Namun,
penaklukan Suku Ago dihentikan musuh tak terduga. Tahun Ayam Berjongkok. Suku
Ggachinol dan Bato merencanakan balas dendam pada Tagon dan memberontak.
Pertempuran
sengit terus berlanjut selama beberapa tahun. Tahun Tikus Bijaksana, Bulan
Harimau. Pada akhirnya, Raja Tagon ikut turun berperang. Yang tersisa kini adalah
Suku Bato di tepi Sungai Notsan dan reinkarnasi Inaishingi yang menyatukan 30
klan Suku Ago dan mengambil alih Hutan Agoha. Dia adalah Eunseom.”
Salah seorang
mengumumkan dan memberi tahu kalau Inaishingi datang. Suku Mihaje menyambut
kedatangan Suku Ago kemudian membawanya masuk kedalam tenda. Di luar ada kepala
organisasi intelijen rahasia (Saya) yang menutupi setengah wajahnya dengan kain,
melihat tersebut kemudian menyuruh yang lain untuk bersiap. Di dalam kedua suku
membahas tentang persatuan. Di luar, orang-orang Saya tengah mengepunng tenda
tersebut.
Eunseom
“pemimpin serikat ago, inaishingi” membuka penutup wajahnya dan di ikuti oleh
yang lain yang juga membuka penutup wajahnnya kemudian menghampiri Gartum, menyanderanya
dan membawanya keluar. Suku Ago keluar dari dalam tenda dan menyerang orang-orang
Saya. Seseorang datang dan memanah kearah Gartum. Dengan segera Eunseom
menangkal panah tersebut dengan pedangnya. Melihatnya Saya berteriak memberi
tahu kalau Eumseom adalah Inaishingi.
Dengan
segera prajurit Saya menyerang Eunseom. Eunseom melawannya dan menyerang Saya
hingga masuk kedalam tenda. Saya melihat wajah Eunseom yang topengnya terlepas.
Eunseom memakai kembali topengnya saat prajurit datang menyuruhnya bergegas. Setelah
kepergian Eunseom, Saya membuka penutup wajahnya seraya bertanya kau adalah
Inaishingi.
Dengan
menunggani kuda, Eunseom dan yang lainnya pergi dari sana, menghindari kejaran
dari suku lain, dan menghentikannya saat berada di tepi sungai. Saya mengikutinya
dan melihat Eunseom yang terkepung oleh salah satu suku.
Eunseom
mengarahkan panahnya ke atas dan melepaskan anak panahnya, membuat pasukannya
yang lain dalam jumlah banyak berdatangan. Melihatnya, suku tersebut mundur dan
pergi dari sana. Eunseom dan prajuritnya yang lain menyerang, menyusul suku
tersebut. Kastel Hanchoa ucap Saya yang melihatnya.
Raja Tagon
dan yang lainnya kembali ke kerajaan dengan di sabut oleh para warga. Di sisi
lain, ratu Taealha sedang bersama dengan Pangeran Arok. Ratu tidak ada di sini
ucap Raja Tagon kepada yang lain. Bachi dengan membawa kotak dan akan
memberikannya kepada pangeran Arok tapi di hadang oleh para prajurit. Ratu Taealha
mengijinkannya dan menyuruh Baechi membuka kotaknya dan membawanya sendiri.
Dengan
segera Baechi membuka kotaknya dan menghampiri Pangeran Arok, memberi tahu cara
memainkannya. Baechi menyerang Pangeran Arok yang mendekat untuk mengambil
mainannya. Dengan segera Ratu Taealha menahan serayangan orang tesebut dan
menyanderanya dengan di pegang oleh prajurit kemudian menyuruh Pangeran Arok
untuk membuhunya seraya membeirkannya pisau. Pangeran Arok menerima pisaunya
kemudian menusuk dada orang tersebut, membuatnya tewas. Setelah selesai, Ratu Taealha
mengajak Pangeran Arok kembali.
Di kerajaan,
Raja menyuruh Panglima Besar Mubaek untuk memimpin dua unit prajurit dan pergi
ke Kastel Pyeongmire untuk berlatih karena akan segera melawan. Melihat gelang
yang di pakai para prajurit sang raja menanyakannya kepada Mubaek. Itu gelang
yang dibuat di Kuil Agung karena semua orang gelisah sebelum perang jawab
Mubaek.
Di sisi
lain, seorang wanita mengambil air dari dalam sumur kemudian menungkan airnya
kepada salah satu prajurit untuk mencuci tangannya sebagai bentuk pensucian. Semua
hasil panen di utara Hutan Sungai Putih tanya Ajagi kepada seorang pria yang
memberikan datanya dan memberikan hasil panennya.
Jenak
dari Serikat Ogam, kuberikan kau restu Airuju ucap Tanya kemudian menyuruh
orang tersebut mendekat dan memberikan gelang seraya berkata ini tanda yang
menghubungkan hatimu dan harapan Airuju, jagalah baik-baik. Niruha, hiduplah
selamanya ucap orang tersebut kemudian pergi.
Prajurit
tersebut datang dan berlutut di hadapan Tanya dan memperkenalkan dirinya
sebagai pegawal raja. Kau kehilangan putrimu dan kau membunuh banyak anak-anak
Suku Bato kali terakhir ucap Tanya yang bisa meramal kemudian membunyikan
loncengnya. Para anggota berdatangan dengan membawa barang-barang.
Tanya membasuh
tangan prajurit tersebut dengan air kemudian mengelapnya dengan handuk dan
memakaikan gelang seraya berkata berdoalah untuk anak-anak yang kau bunuh, aku
akan berdoa untuk anakmu. Mendengarnya prajurit tersebut menangis.
Bakryangpung memanggil Mubaek bertanya kamu akan menemui Niruha sebelum pergi. Selagi aku pergi, jaga Niruha baik-baik ucap Mubaek. Jangan khawatir, hidupku sudah didedikasikan kepada Tanya Niruha, sebenarnya, aku tahu, apa yang kau, Tanya Niruha, dan Saya rencanakan bersama untuk mengalahkan Raja Tagon dan aku akan bergabung denganmu ucap Bakryangpung.