Translate

Kamis, 07 September 2023

NCT 127: The Lost Boys Episode 3 Part 1

All Content From Disney+



ddrama-queen.blogspot.com – Sinopsis NCT 127: The Lost Boys Episode 3 Part 1. Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada ditulisan yang ini. Cek episode sebelumnya dan klik di tulisan ini untuk menemukan episode selanjutnya. Selamat membaca...^^







Haechan: Dalam proses pembuatan album 2 Baddies, aku mulai menyadari arti mengerjakan sesuatu sepenuh hati jadi, menurutku album ini sukses.


ALBUM KE-4 NCT 127 "2 BADDIES" PERINGKAT 3 BILLBOARD OKTOBER 2022


VIDEO MUSIK RAIH 30 JUTA KALI TAYANGAN DI HARI PERTAMA DIRILIS DI YOUTUBE


Jaehyun: Bagiku, "2 Baddies" adalah lagu yang membuatku puas, itu sebabnya aku senang sekali saat kami mempromosikannya.


ALBUM TERJUAL JUTAAN KOPI ENAM HARI SETELAH RILIS


ALBUM PENJUALAN TERBAIK DI SEJARAH SM TUJUH HARI SETELAH RILIS


Mark: Itu lagu di album yang pasti dinanti-nanti penggemar kami, kami pun membicarakannya. "Album ini akan… Ini akan sukses."


*Bener sih 2 Baddies sendiri lagunya enak, apalagi lagu beside nya pada bagus-bagus terutama Designer (menurut pribadiku😊😊)*








Johnny: Kami coba tunjukkan bahwa kami senang tampil, senang rasanya jika para penggemar juga menikmatinya.


Yuta: Jika kami menikmati saat tampil dan memperlihatkannya, para penggemar pasti juga senang, aku yakin itu akan menginspirasi kami untuk lebih baik lagi ke depannya.


Doyoung: Hubungan antara kami dan penggemar yang kuharapkan adalah penggemar merasa dikuatkan saat melihat dan mendengarkan kami, saat mereka kesulitan, aku ingin kami jadi penyemangat dan penguat mereka saat menghadapi masalah.


Jungwoo: Aku sendiri juga makin berkembang, alih-alih sisi pribadi, kurasa sisi musisiku lebih banyak berkembang, baik gestur maupun ekspresi wajah jadi lambat laun diriku makin terasah bersamaan dengan para anggota grupku.


Taeil: "Ayo kita taklukkan. Jangan ada kesalahan, kita harus tampil sempurna." Dulu aku berpikir begitu tapi sekarang, pola pikirku, "Apa yang bisa kuperbaiki di bagian ini?" jadi aku selalu berusaha memperbaiki.


Taeyong: Setelah NCT 127 memasuki tahun ketujuh, kini kami lebih santai, kurasa kemampuan grup kami sudah berkembang pesat jadi aku yakin NCT 127 sudah benar-benar berkembang.








BABAK 3


Jaehyun menaiki panggung setelah namanya di panggil dengan di iringi tepuk tangan dan teriakan dari penonton. Jaehyun berdiri di depan mic kemudian berkata wajahku hiburan kalian malam ini, seraya berpose.


Doyoung: Menurutku, Jaehyun anggota paling tampan di grup kami.


Mark: Terlepas dari paras tampannya, kurasa aku tak pernah kenal orang sebaik Kak Jaehyun.


Haechan: Suaranya merdu, dia jago menyanyi, menari, dia juga sangat baik.


Taeyong: Dia serbabisa dan andal dalam semua hal.


“Kau andal dalam segala hal, tapi apa menurutmu kelebihan utamamu adalah wajah?”


Jaehyun: Pertama, terima kasih, tapi sejujurnya aku sedikit cemas soal itu, citra yang dilihat publik itu memang bagian dari diriku tapi aku juga punya sisi apa adanya, sayangnya, orang-orang tak melihat sisi diriku memalukan.






“Aku idola K-pop, penggemar sering bilang bahwa aku tak punya kekurangan dan aku manusia sempurna, itulah yang memotivasiku ke sini hari ini, lawakan tunggal memberiku peluang untuk berdamai dengan kekurangan dan rasa minder melalui candaan. Jadi, aku fokus membahas pekerjaanku saja.”


Jaehyun: Aku selalu berpikir bahwa aku harus membawa diri sebaik mungkin, namun, seiring berjalan waktu, aku sudah tak begitu khawatir akan pandangan orang lain.


Haechan: Alih-alih stres, kami menerimanya sebagai beban yang harus kami pikul, penggemar kami bersedia datang bertemu kami dan membeli album kami.


Yuta: Secara tak langsung, kami punya tanggung jawab terhadap mereka.












“Komika itu biasanya menceritakan pengalaman pribadi. Anekdot tentang momen sedih, memalukan, atau sulitmu. Makin suram, makin bagus untuk dijadikan bahan lelucon.”


Jaehyun: Ada ingatan masa kecilku yang sangat membekas, saat berusia lima tahun, aku tinggal di wilayah perdesaan di Amerika Serikat, saat itu, aku tak bisa bahasa Inggris sama sekali, aku masuk prasekolah atau TK, dan satu-satunya anak berambut hitam dan bermata cokelat.


Jaehyun: Kami berdiri untuk menyanyikan lagu kebangsaan Amerika tapi aku tak tahu liriknya, juga tak tahu nadanya tapi aku merasa harus ikut bernyanyi lalu, aku menangis sendiri karena aku merasa sangat kesulitan, hingga membuat orang tuaku cemas, tapi tanpa sadar, aku mulai beradaptasi hidup di sana.


“Aku dulu tinggal di Connecticut, yang dikelilingi pepohonan dan hutan. Sepulang sekolah, aku menaruh tas di rumah dan lari ke hutan untuk bermain di alam bebas. Kenangan dari masa itu masih kuanggap sebagai pengalaman istimewa. Aku tumbuh besar di tengah alam. Cuma itu kenangan di sana yang kuingat.


Namun, saat kembali ke Korea, aku kesulitan menyesuaikan diri lagi. Aku kesusahan kembali beradaptasi dengan budaya Korea. Walau aku masuk ke kelas baru, rasanya waktuku terhenti, sementara dunia terus berputar. Ternyata begitulah ceritaku kepada ayahku. Aku merasa harus belajar. Kalau tidak, aku akan merasa terkucilkan.”


Apa akhirnya aku berhasil beradaptasi?


Jaehyun: Setelah dua mingguan.












“Aku punya guru SD bernama Bu Lee Eunyeol. Setelah bertemu beliau, aku bermimpi menjadi penyanyi. Beliau tak pernah menilai kami berdasarkan nilai ujian. Ada kegiatan spesial dengan Bu Lee yang cuma dilakukan kelas kami. Aku masih ingat moto kelas. Moto kelas kami adalah "Jadilah batu loncatan". Selalu ada kotak properti di pojok kelas. Berkat Bu Lee, aku bisa punya banyak pengalaman seperti itu. Jadi, aku makin percaya diri untuk keluar dari zona nyamanku. Kami bergiliran memilih peran dan berimprovisasi. Juga menampilkan tarian dan nyanyian.”


“Begitu menjadi anak didik SM, paginya, aku berangkat sekolah dan pulangnya, aku berlatih menyanyi dan menari. Itu rutinitasku setiap hari. Sampai-sampai, di survei antara siswa kelas 1 SMA, aku disebut dalam daftar siswa paling sering tidur. Aku tidur di gerbong kereta menuju SM. Begitu sampai, aku latihan sampai fajar. Kami dulu berlatih hingga dini hari. Seingatku, kami pernah berlatih sampai pukul 05.00 atau 06.00.”









“Setelah beberapa waktu, aku mengalami kebuntuan setelah debut. Kalau tak salah, tiga atau empat tahun sejak karierku bermula. Saat itu, aku tak sempat bertemu teman dan keluargaku. Aku bahkan tak sempat introspeksi diri. Hidup seperti itu beberapa tahun setelah debut, hidupku seperti kuda pacu. Aku seperti memakai kacamata kuda dan cuma berlari ke depan.


Tak ada waktu yang pas untuk mencurahkan hati ke orang lain. Saking beratnya yang kuhadapi, aku diam-diam menelepon ayahku dari kamar mandi asrama. Ayahku berpesan, "Nak, kalau kau kewalahan, istirahatlah. Tinggalkan saja semuanya." Setelah mendengar itu, kujawab, "Baik, Yah," lalu kututup. Tahu-tahu saja, air mataku tumpah. Saat itu, aku tersadar bahwa itulah hal yang ingin kudengar.”


Jaehyun: Itu yang terus kusimpan di benakku, sesuatu yang dilakukan dengan sungguh-sungguh pasti akan selalu tampak, aku ingin orang melihat diriku yang sebenarnya.

Facebook Twitter