Eunseom
berjalan keluar dari kamarnya dan memasuki salah satu ruangan saat menghindari
para pelayan dan prajurit yang lewat. Ternyata di dalam ruangan tersebut ada
Gilseon dan yang lainnya tengah berkumpul. Eunseom melihat orang satu persatu
kemudian duduk di meja untuknya dan membahas tentang perang.
Perang
temui jalan buntu dan kami menghadapi Suku Ago dengan Tebing Bijaram sebagai
perbatasan ucap Pyeonmi. Apakah pasukan kita mundur tanya Eunseom kemudian
melihat orang-orang yang berdebat.
Di sisi
lain, Hae Yeobi menemui Ratu memberi tahu kalau Saya sudah sadar dan segera
bersaksi. Nunbyeol datang dengan di bawa oleh pelayan, menemui Ratu dan sedang
berlutut di hadapannya. Aku mengandalkamu ucap ratu kepada Nunbyeol. Dengan melihat
sekeliling, Nunbyeol memasuki kamar Pangeran Arok kemudian duduk di tempat
tidur dan mengelus kepala Pangeran Arok yang tengah tidur.
Dan sekarang,
dengan mendorong gerobak yang di dalamnya ada pangeran Arok dan mengantarkannya
kepada Hae Yeobi. Bisakah aku menjadi pelayan yang melayani Raja sekarang tanya
Nunbyeol. Ratu akan mengingatmu jadi tunggu saja jawab Hae Yeobi kemudian
pergi.
Shoreujagin
kembali ke Arthdal bersama dengan Ipsaeng dan Dalsae kemudian membawanya
menemui Doti dan yang lain. Eunseom pergi dari istana dan para prajurit tengah
mencarinya. Ipsaeng dan Dalsae mendengar Eunseom yang kabur kemudian juga
mencari keberadaannya.
Dengan
menutupi badannya dengan kain, Eunseom berjalan dan melompati tembok. Nunbyeol
datang dengan tiba-tiba dan menyerang Eunseom. Shahati muncul dan akan membunuh
Eunseom. Nunbyeol menyerang Shahati dan melemparkannya di dinding kemudian
menanyakan keberadaan sang kakak dengan mencekik leher Eunseom.
Kau
bukan Saya, apa yang terjadi, kenapa kau di Arthdal, di mana Saya dan kau
dengar kabar kakakku tanya Nunbyeol dengan beruntun setelah kembali tersadar.
Kakakmu baik-baik saja, dia bilang ada orang yang harus dia obati dan dia
bilang itu penting ucap Ipsaeng dan Dalsae yang datang.
Kau
harus kembali, semua orang gelisah dan Syoreujagin bilang kita bisa pergi dengan
barang serikatnya ucap Ipsaeng kemudian kembali pergi bersama Dalsae. Saat
kembali, akan kutemukan kakakmu dan mengirimnya pulang dengan selamat ucap
Eunseom kepada Nunbyeol kemudian bertanya bagaimana kau bisa tahu itu aku. Saram
tak akan tahu tapi aroma kalian berbeda ucap Nunbyeol.
Eunseom
memeluk Doti saat bertemu. Seucheon tengah berjalan di pasar dan kembali ke
rumahnya saat melihat para prajurit yang datang. melihat Seucheon yang berlari,
Mungtae dan yang lainnya mengikutinya dan menemukan Eunseom. Setelahnya Eunseom
kembali ke kerajaan setelah mengode Ipsaeng dan Dalsae mengikutinya.
Tuan
Saya akan langsung ke ruang penerimaan, tempatkan lebih banyak penjaga di
ruangan, entah apa yang akan dilakukan Ratu begitu Tuan Saya memberi kesaksian,
kita harus sangat berhati-hati untuk hindari kecelakaan ucap Gilseon kepada
yang lain.
Di perjalanan,
Eunseom bertemu dengan Tanya kemudian berjalan bersama menuju istana. Kau
bertemu benetbeot-mu tanya Tanya. Eunseom hanya diam kemudian memeluk Tanya
seraya menangis. Saya, jangan lakukan ini hentikan ucap Tanya. Eunseom melepaskan
pelukannya dan berkata Dunia sangat menyenangkan, pasti itu semacam penyakit. Tanya
berkaca-kaca saat mendengarnya kemudian memasuki istana bersama dengan Eunseom.
Di dalam
sudan ada para petinggi suku Athdal, Raja, Ratu dan yang lainnya. Tanya duduk
di kursi samping Raja sementara Eunseom berdiri di hadapan raja. Para petinggi
mulai menanyakan pertanyaan untuk Eunseom dan Eunseom menjawabnya.
Jenis
pisau apa yang digunakan penyerang tanya Sodang. Eunseom panggil Tanya dalam
hati kemudian memberi tahu kalau namanya Belati Sabit. Eunseom mendengar ucapan
Tanya kemudian berkata itu bukan Belati Sabit dan aku tidak melihat mereka. Para
petinggi menyuruh Eunseom untuk menggambar pisaunya. Eunseom menggambarnya
kemudian berkata ingatan hari itu sangat samar tapi kurasa aku melihat seseorang
di dalam kebakaran itu tapi aku akan ingat.
Salah satu
prajurit menyuruh Eunseom untuk istirahat, setelah menyelesaikan sidangnya.
Dan sekarang,
Eunseom menemui Tanya yang mengajaknya bertemu. Dengan menangis keduanya
berpelukan kemudian berciuman.
Lalu
bagaimana dengan Saya tanya Tanya saat keduanya tengah duduk bersama seraya
bergandengan tangan. Kurasa dia masih hidup tapi entah bagaimana keadaannya
jawab Eunseom. Syukurlah, meski dia tak akan merasa hidup walau masih hidup, karena
dia kalah perang, Saya mungkin berpikir dia tersingkir dari pertarungan ahli
waris ucap Tanya.
Keduanya
segera menjauh saat ratu datang. Tanya pergi dari sana. Ratu meletakkan pisau
di leher Eunseom seraya bertanya siapa kau sebenarnya dan kenapa berpura-pura
menjadi Saya.
BERSAMBUNG……