Translate

Kamis, 07 September 2023

NCT 127: The Lost Boys Episode 3 Part 2

All Content From Disney+



ddrama-queen.blogspot.com – Sinopsis NCT 127: The Lost Boys Episode 3 Part 2. Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada ditulisan yang ini. Cek episode sebelumnya dan klik di tulisan ini untuk menemukan episode selanjutnya. Selamat membaca...^^







“Aku merasa harus selalu tersenyum. Aku bukan komedian, tapi aku suka membuat orang lain tertawa.”


Doyoung: Di NCT 127, Jungwoo itu seperti anjing peliharaan.


Taeyong: Kadang dia semanis anak anjing, kadang dia sangat suportif.


Jaehyun: Dia tanggap memahami karakteristik seseorang atau sesuatu.


Haechan: Tadinya aku komedian di grup kami. Jungwoo rebut gelar itu dariku. Dia tak terkalahkan.













“Saat tersenyum, rasanya bisa melupakan penderitaan yang dihadapi.”


Jungwoo: Sejak kecil, pandanganku tentang uang, melihatnya saja aku muak, selama lima sampai enam tahun, saat aku di sekolah dasar, aku tak pernah bertemu ayahku, rasanya berat sekali tapi aku berusaha mendekatkan diri dengan ibu dan saudariku, untung saja, sekarang hidup kami diwarnai senyuman dan hubunganku baik dengan ayah dan ibuku, meski masa itu sangat berat bagiku, aku yakin telah melaluinya dengan baik.


“Saat naik mobil dengan Ibu, aku pernah bertanya apa beliau mengalami kesulitan. "Ibu, bagaimana kabar Ibu belakangan ini?" "Ibu bekerja keras menafkahi kalian berdua." Ibu terkadang bercanda begitu, ibuku dulu sering berkata bahwa cita-citanya adalah menjadi pilot dan beliau tahu banyak soal pesawat.”


“Saat masih kecil, aku menyukai kuda. Film berjudul Spirit sangat berkesan bagiku. Saking sukanya dengan film itu, aku ingin menjadi penunggang kuda. Di Incheon, ada kursus berkuda kecil-kecilan. Setiap kali keluar dengan ibuku, kami selalu mampir ke sana dan Ibu biasanya berdiri mengawasiku dari jauh.”











Jungwoo: Aku ingat pernah meminta izin Ibu untuk belajar menari, meski saat itu kami sangat miskin, setiap aku bilang ingin mempelajari sesuatu, Ibu selalu bilang, "Baik, Ibu usahakan.", aku benar-benar terharu.


“Awalnya, aku hanya membayangkan yang indah-indah tentang kehidupan sebagai anak didik. Kukira aku tinggal bicara, bermain, dan berlatih dengan temanku, sebagaimana saat sekolah. Kukira cuma itu yang harus kulakukan, ternyata aku keliru. Aku harus selalu berkembang, berusaha lebih baik, menunjukkan hal baru. Aspek itu sangat menantang. "Aku bisa debut, tidak, ya?"


Aku bilang kepada Ibu, "Kurasa aku kurang berbakat untuk menjadi artis profesional." Ibu bilang, "Jangan dipaksakan jika tak merasa cocok. Mungkin bukan ini jalanmu." Kurang lebih begitu nasihatnya. Ucapan beliau makin menyemangatiku untuk mengasah kemampuan sejauh mungkin. Begitulah tekadku.”








Pdnim memberikan surat yang di tulis Jungwoo untuk ibunya saat masih kecil kepada Jungwoo. Jungwoo mengambil suratnya kemudian membacanya.


“Untuk Ibu. Ini aku, Jungwoo. Hari ini Ibu ulang tahun. Maaf aku belum bisa belikan kue. Saat besar nanti, aku akan bahagiakan Ibu. Tiap hari, Ibu selalu menyuruhku mencari ibu yang banyak uang. Tapi yang kuinginkan adalah memberi Ibu uang yang banyak. Ibu membanting tulang mencari nafkah demi kami. Jadi, aku terenyuh tiap Ibu membeli makanan untuk kami. Ibu, kelak aku akan meraih impianku dan membelikan semua yang Ibu inginkan. Aku sayang Ibu. Ibu, saat aku besar nanti akan kuajak Ibu terbang ke tempat baru. Ibu, terima kasih. Sungguh, terima kasih. Aku berjanji akan memenuhinya dan menjaga Ibu baik-baik. - Rabu, 13 Agustus 2008. Cuaca: Cerah. Dari Jungwoo."













Taeyong: Jungwoo membuat grup ini seru.


Haechan: Dia tipe yang sulit dibenci, tipe yang kita inginkan untuk menemani kita.


Mark: Dia satu-satunya anggota yang terasa seperti sahabat.


Johnny: Performanya tak pernah di bawah 120%, dia meningkatkan standar performa kami.


Doyoung: Kegigihannya tak ada tandingannya, auranya paling professional dalam grup kami.


“Momen paling bahagiaku adalah saat pertama bertemu teman setim. Pertemuan kami seperti sudah ditakdirkan. Saat kami tertawa dan menangis, sambil berjuang bersama, adalah momen paling bahagia bagiku. Jadi, kuharap kami bisa menciptakan kenangan seperti itu seterusnya. - Jungwoo”

Facebook Twitter