Translate

Kamis, 07 September 2023

NCT 127: The Lost Boys Episode 4 Part 2

All Content From Disney+



ddrama-queen.blogspot.com – Sinopsis NCT 127: The Lost Boys Episode 4 Part 1. Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada ditulisan yang ini. Cek episode sebelumnya dan klik di tulisan ini untuk menemukan episode selanjutnya. Selamat membaca...^^









Jaehyun: Jadwalnya memang padat tapi aku tak merasa kewalahan saat itu, saat berlatih, sebagai anak didik, aku sungguh mati-matianm saat tak ada latihan, aku bersantai sendiri di rumah.


Doyoung: Aku bisa belajar bernyanyi sepuasku, menjajal berbagai hal baru, dan bebas berekspresi, masa yang sangat menyenangkan.


Yuta: Aku belajar bahasa Korea dan Jepang secara bersamaan karena logat Kansai-ku sangat kental jadi aku perlu kursus untuk menghilangkannya.


Taeil: Hal terberat yang kuhadapi adalah ketidakpastian debut, aku yakin itu juga hal terberat bagi semuanya namun, setelah melalui kekecewaan dan rintangan, rasanya aku makin berkembang.


Taeyong: Hanya itu yang bisa kuusahakan, saat itu, nilaiku kurang bagus, aku tak punya bakat bawaan dan bukan tipe pekerja keras, sepertinya aku agak minder.








“Aku seperti terlahir kembali di SM. Semuanya kupelajari ulang dari awal. Yang terpenting adalah yang kita sampaikan ke penonton. Misalnya, cara berkomunikasi sesuai situasi. Maksudku, jika yakin itu maumu, tak apa melakukannya. Aku belajar banyak soal hal seperti itu.”


Haechan: Menurutku dia tipe pemimpin yang berinisiatif, pokoknya, dia pemimpin yang mewakili grup ini.


Doyoung: Di grup kami, NCT 127, dia seperti identitas kami.


Tael: Saat tampil, jika dia berada di tengah, menurutku grup kami makin bersinar.


Mark: Dia bukan sekadar pemimpin, kami sering mengandalkan wibawanya.


Yuta: Dia pasti sangat tertekan karena harus berdiri di tengah dan dia bekerja keras sebagai pemimpin tanpa pamrih.


Haechan: Dia tampung aspirasi dan opini kami, lalu menyampaikannya kepada staf dan kru seakan-akan itu pemikirannya sendiri.









Taeyong: Aku ingin bisa bilang aku sudah berusaha maksimal, meski sudah berusaha maksimal, aku masih punya banyak kekurangan dan itu yang kusesalkan.


“Saat masih kelas empat SD, aku pindah ke sekolah lain. Siswa pindahan cenderung menonjol. Waktu itu, hanya ada satu orang yang baik kepadaku. Saat itulah aku mulai menyukai anak itu tapi menyatakan suka secara langsung pasti canggung jadi, kutemukan cara unik untuk mengutarakan perasaanku.”


Para siswa lain melempari Taeyong yang sedang berdiri di depan dengan menggunakan kertas. Seorang anak perempuan datang, membersihkan baju Taeyong kemudian membawanya duduk. Taeyong memberikan surat kepada anak tersebut dan menejelaskannya. Aku tanya kakakku dulu, ya ucap anak perempuan tersebut yang ternyata kakaknya adalah ketua OSIS di sekolah. Hari berikutnya, anak perempuan tersebut datang bersama sang kakak, menghampiri Taeyong dan berkata kakakku menentangnya.


Taeyong: Saat itu, hancurlah kepercayaan diriku untuk menyatakan perasaan.


“Itukah pengalaman yang memotivasimu untuk hidup segiat sekarang?”


Taeyong: Tidak, menurutku pengalaman itu mengubahku menjadi pecundang.
















“Aku sanggup mengatasi masa sulitku karena dua alasan. Alasan utama adalah kakakku. Aku lebih kagum kepada kakakku daripada orang tuaku karena dia membelaku setiap kali aku dalam masalah. Berkat sikapnya itu, dia kuanggap pahlawan. Hingga saat ini, lagu favoritku berasal dari pemutar MP3 pemberian kakakku. Saat menerimanya, aku belum tahu cara mengunduh lagu. Kudengar saja daftar putar Kakak. Begitulah aku menemukan musisi favoritku.”


“Dan alasan kedua adalah Ruby. Aku sering beralih ke Ruby saat kakakku tidak ada. Saat SMA, aku sering membolos, alasanku membolos juga sangat aneh karena cuaca terlalu dingin atau karena aku kelaparan. Rasanya dulu aku kehilangan arah. Pernah ada insiden dengannya. Suatu hari, Ruby kabur. Ketika aku terpuruk saat kecil, Ruby selalu ada di sisiku.”


“Keuangan keluargaku sulit sampai masa pelatihanku. Kami bukan keluarga berada tapi aku tak pernah menyalahkan atau benci keluargaku karena keadaan. Akar masalahnya bukan kami, melainkan uang. Setiap kali aku pulang ke Daejeon semenjak debut, Ruby makin tua. Giginya juga sudah rontok. Tak pernah terbayang Ruby akan pergi selamanya suatu hari nanti. Aku berterima kasih pada Ruby sebagaimana kepada kakakku.”


Taeyong: Di kehidupan berikutnya, kuharap kami bertukar peran, demi melakukan hal yang kami lewatkan karena aku menyesali caraku menghabiskan waktu dengan Ruby.

Facebook Twitter