Jaehyun:
Jadwalnya memang padat tapi aku tak merasa kewalahan saat itu, saat berlatih,
sebagai anak didik, aku sungguh mati-matianm saat tak ada latihan, aku
bersantai sendiri di rumah.
Doyoung:
Aku bisa belajar bernyanyi sepuasku, menjajal berbagai hal baru, dan bebas
berekspresi, masa yang sangat menyenangkan.
Yuta: Aku
belajar bahasa Korea dan Jepang secara bersamaan karena logat Kansai-ku sangat
kental jadi aku perlu kursus untuk menghilangkannya.
Taeil:
Hal terberat yang kuhadapi adalah ketidakpastian debut, aku yakin itu juga hal
terberat bagi semuanya namun, setelah melalui kekecewaan dan rintangan, rasanya
aku makin berkembang.
Taeyong:
Hanya itu yang bisa kuusahakan, saat itu, nilaiku kurang bagus, aku tak punya
bakat bawaan dan bukan tipe pekerja keras, sepertinya aku agak minder.
“Aku seperti
terlahir kembali di SM. Semuanya kupelajari ulang dari awal. Yang terpenting
adalah yang kita sampaikan ke penonton. Misalnya, cara berkomunikasi sesuai
situasi. Maksudku,
jika yakin itu maumu, tak apa melakukannya. Aku belajar banyak soal hal seperti
itu.”
Haechan:
Menurutku dia tipe pemimpin yang berinisiatif, pokoknya, dia pemimpin yang
mewakili grup ini.
Doyoung:
Di grup kami, NCT 127, dia seperti identitas kami.
Tael: Saat
tampil, jika dia berada di tengah, menurutku grup kami makin bersinar.
Mark: Dia
bukan sekadar pemimpin, kami sering mengandalkan wibawanya.
Yuta:
Dia pasti sangat tertekan karena harus berdiri di tengah dan dia bekerja keras
sebagai pemimpin tanpa pamrih.
Haechan:
Dia tampung aspirasi dan opini kami, lalu menyampaikannya kepada staf dan kru seakan-akan
itu pemikirannya sendiri.
Taeyong:
Aku ingin bisa bilang aku sudah berusaha maksimal, meski sudah berusaha
maksimal, aku masih punya banyak kekurangan dan itu yang kusesalkan.
“Saat
masih kelas empat SD, aku pindah ke sekolah lain. Siswa pindahan cenderung
menonjol. Waktu itu, hanya ada satu orang yang baik kepadaku. Saat itulah aku
mulai menyukai anak itu tapi menyatakan suka secara langsung pasti canggung
jadi, kutemukan cara unik untuk mengutarakan perasaanku.”
Para siswa
lain melempari Taeyong yang sedang berdiri di depan dengan menggunakan kertas. Seorang
anak perempuan datang, membersihkan baju Taeyong kemudian membawanya duduk. Taeyong
memberikan surat kepada anak tersebut dan menejelaskannya. Aku tanya kakakku
dulu, ya ucap anak perempuan tersebut yang ternyata kakaknya adalah ketua OSIS
di sekolah. Hari berikutnya, anak perempuan tersebut datang bersama sang kakak,
menghampiri Taeyong dan berkata kakakku menentangnya.
Taeyong:
Saat itu, hancurlah kepercayaan diriku untuk menyatakan perasaan.
“Itukah
pengalaman yang memotivasimu untuk hidup segiat sekarang?”
Taeyong:
Tidak, menurutku pengalaman itu mengubahku menjadi pecundang.
“Aku
sanggup mengatasi masa sulitku karena dua alasan. Alasan utama adalah kakakku.
Aku lebih kagum kepada
kakakku daripada orang tuaku karena dia membelaku setiap kali aku dalam
masalah. Berkat sikapnya itu, dia kuanggap pahlawan. Hingga saat ini, lagu favoritku
berasal dari pemutar MP3 pemberian kakakku. Saat menerimanya, aku belum tahu
cara mengunduh lagu. Kudengar saja daftar putar Kakak. Begitulah aku menemukan
musisi favoritku.”
“Dan
alasan kedua adalah Ruby. Aku sering beralih ke Ruby saat kakakku tidak ada.
Saat SMA, aku sering membolos, alasanku membolos juga sangat aneh karena cuaca
terlalu dingin atau karena aku kelaparan. Rasanya dulu aku kehilangan arah. Pernah
ada insiden dengannya. Suatu hari, Ruby kabur. Ketika aku terpuruk saat kecil,
Ruby selalu ada di sisiku.”
“Keuangan
keluargaku sulit sampai masa pelatihanku. Kami bukan keluarga berada tapi aku
tak pernah menyalahkan atau benci keluargaku karena keadaan. Akar masalahnya
bukan kami, melainkan uang. Setiap kali aku pulang ke Daejeon semenjak debut,
Ruby makin tua. Giginya juga sudah rontok. Tak pernah terbayang Ruby akan pergi
selamanya suatu hari nanti. Aku
berterima kasih pada Ruby sebagaimana kepada kakakku.”
Taeyong: Di kehidupan berikutnya, kuharap kami bertukar peran, demi melakukan hal yang kami lewatkan karena aku menyesali caraku menghabiskan waktu dengan Ruby.