Translate

Tampilkan postingan dengan label kdrama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kdrama. Tampilkan semua postingan

Kamis, 29 Juli 2021

Kamis, 08 April 2021

Selasa, 21 Mei 2019

Sinopsis My Absolute Boyfriend episode 4 part 1


Semua gambar dan konten bersumber dari SBS

Zero Nine memperhatikan rumah Da Da yang berantakan. Rumah seorang lajang. Nggak punya teman sekamar. Letaknya di area terpencil,

Ia jalan lagi ke tempat lainnya. Tempat kerja Da Da kayaknya. Ada boneka di meja. Di rak dindig juga ada banyak potongan anggota tubuh boneka.

Habis dari sana dia lanjut ke tempat lain lagi. Zero Nine melihat sebuah boneka robot dan mendekat. Ia menyentuh kepala robot itu, berdebu. Tingkat kebersihannya sangat buruk.



Ia beranjak dari sana dan melihat artikel koran yang di tempel di bingkai dinding. Ia merasa kalo tempat itu sudah ada lama. Eh, ada foto kecilnya Da Da juga. Sama ayahnya barangkali.

Zero Nine naik ke lantai atas dan masuk ke area dapur. Kaleng sendok, kotak obat, dan aneh lagi di microwave ada hairdryer. Semua itu membuat Zero Nine berpikiran kalo Da Da pacar mengidap demensia.

Habis itu Zero Nine membuka kulkas. Isinya ada sepatu, anduk, dan barang-barang yang harusnya nggak ada disitu. Zero Nine malah mikirnya kalo itu adalah lemari yang bentuknya kulkas yang nggak ada di pusat data sekarang ini. Pertumbuhan mikroba terjadi.


Zero Nine menutupnya lalu pindah lagi. Ia menemukan pemutar piring hitam dan perabotan listrik lain yang rusak. Ia merasa kalo tempat itu nggak mungkin dianggap sebagai rumah manusia modern. Ia lalu berencana buat membereskan semuanya.

Zero Nine juga nemuin pegangan dinding yang terlepas di luar kamar Da Da.



Da Da sendiri lagi melukis di kamarnya. Tapi itu siapa, ya??? Kalo Wang Joon kayaknya enggak, deh.

Mendadak dia merasa capek dan ia lalu meletakkan penanya. Ia melihat koper yang dikasih Ketua Tim Nam. Itu manualnya Zero Nine.


Da Da membukanya dan mengambil isinya. Dan setelah dia membuka bungkusnya, ternyata isinya cuman kaca. Da Da nggak ngerti itu apa sampai ia menyentuhnya.

Eh, nyala. Da Da aja sampai bertanya-tanya kenapa itu bisa sangat canggih. Da Da menyentuhnya lagi dan tahu-tahu ada yang ngomong, manual pengoperasian. Terima kasih atas pembeliannya. Operatornya minta Da Da buat mendekati produk dan mencium bibirnya. Dia akan jadi pacar romantis kamu. Dan kalo dia nyium manusia lain, maka mungkin produk akan gagal dan mengenali orang itu sebagai pacar barunya.


Idih,,, Da Da rada ngeri dengernya. Dikiranya itu apa? Kayak putri tidur? Dia nggak ngerti siapa yang punya ide itu tapi kayaknya musti dipecat.

Da Da meletakkannya di atas meja. Tapi dia masih nggak habis pikir, itu kan cuman robot dan bukan manusia asli. Harusnya robot dipakai buat syuting mereka. Eh, tapi kenapa tenang banget? Da Da merasa punya firasat buruk.


Da Da keluar dan manggil Zero Nine. Ngapain? Zero Nine memberitahu kalo dia lagi ngumpulin data pribadinya Da Da. Kepribadian, lingkungan, ... . Zero Nine melihat jemuran di dekatnya dan ngambil salah satu lalu nunjukin ke Da Da. Seleranya Da Da juga.

Da Da syok. Masalahnya Zero Nine ngambilnya bra. Dia buru-buru mendekat dan merebutnya. Dah g*la apa, ya? Da Da mengaku nggak tahu siapa yang Zero Nine panggil pacar tapi dia nggak akan tinggal lama sama Da Da jadi berenti membahas omong kosong.

Da Da mengembalikan branya dan melarang Zero Nine buat megang barang miliknya. Zero Nine berniat buat bantu tapi dilarang sama Da Da.



Da Da mengambil semua pakaian dalamnya dan menyembunyikannya di balik punggungnya. Ia meminta agar Zero Nine nggak memanggilnya begitu. Kayak menghina.

Zero Nine menanyakan panggilan apa yang Da Da inginkan? Kesayangan? Sayang? Kekasih? Manis? Ratu? Apa majikan?

Haduh... Da Da makin gedeg dengarnya. Zero Nine minta maaf. Dia nggak tahu kalo Da Da suka itu. Dia nggak tahu apa yang dia harapkan. Akhirna dia nyerah. Terserah Zero Nine manggil dia apa. Lagian dia juga nggak akan lama disana. Ia mempersilakan Zero Nine untuk melakukan apa yang dia suka.


Da Da lalu duduk di sofa. Zero Nine mengikutinya dan menanyakan apa dia bisa minta bantuan? Da Da nggak mau. Apapun itu yang Zero Nine minta, pokoknya nggak bisa.

Zero Nine nampak sedih dan itu bikin Da Da jadi nggak tega. Ia menanyakan bantuan apa yang dimaksud.

Zero Nine langsung senyum dengernya. Dia mengaku ingin punya nama dan ingin Da Da menamainya. Da Da malas. Dia kan cuman disana selama seminggu. Ngapain butuh nama segala?



Zero Nine mengatakan kalo di akan sangat senang kalo Da Da pacar manggil namanya. Da Da kesal dan mengatakan kalo Zero Nine sangat menyebalkan. Ia mengingatkan kalo Ketua Tim Nam manggil dia Zero Nine.

Zero Nine menyangkal kalo itu bukan namanya tapi nomor serinya. Da Da menghela nafas. Ia lalu memikirkannya dan keluarlah nama Young Gu.

Zero Nine mengucapkan nama itu berkali-kali. Da Da berguman apa itu terlalu kasar? (Lah, emang apa sih artinya Young Gu?)

Zero Nine tersenyum dan mengaku menyukainya. Sangat menyukainya. Kedengarannya sangat cerdas. Yong Gu. Ia berterima kasih pada Da Da.

Da Da cuman tersenyum. Dia senang Zero Nine menyukainya. (Oke, mulai ini namanya ganti jadi Young Gu, ya Cingu).


Da Da melihat kaki Young Gu yang kebuka lebar dan jadi merasa nggak nyaman. Ia meminta agar kakinya nggak dilebarkan kayak gitu.

Young Gu melihat ke bawah lalu merapatkanya. Da Da tiba-tiba bangkit dan berjalan ke depan. Dia menanyakan kemana barang-barangnya? Pemutar piringan hitamnya?


Young Gu menghampiri Da Da sambil senyum dan ngasih tahu kalo dia membuang semuanya. Da Da syok. Dibuang? Maksudnya gimana?

Young Gu mengingatkan kalo semua itu rusak jadi dia membuangnya bersama barang lain yang ada digudang. Apa kerjanya bagus?


Da Da langsung keluar meninggalkan Young Gu. Dia pergi ke tempat pembuangan dan mencari barang-barangnya. Dan akhirnya ia menemukannya.

Young Gu menyusul nggak lama kemudian. Dia menanyakan ada masalah apa? Da Da berbalik dan menatap Young Gu dengan mata yang hampir nangis. Ia menanyakan siapa yang bilang Young Gu bisa membuang barang-barangnya tanpa ijin?


Young Gu meminta maaf. Dipikirnya nggak masalah toh semuanya juga sudah rusak. Da Da nggak terima. Kenapa emangnya kalo sudah rusak? Kalo rusak emang boleh dibuang? Dipikirnya nggak masalah membuang barang kayak gini?

Young Gu yang naif mengatakan kalo emang harus dibuang kalo sudah tua dan rusak soalnya sudah nggak ada gunanya. Ia rasa itu perbuatan yang wajar.

Da Da malas buat berdebat karena Young Gu nggak bakal ngerti juga. Ia mengambil pemutar piring hitamnya lalu pergi.



Young Gu memanggilnya dan mengikutinya. Da Da memintanya buat nggak mengikutinya. Kalo emang membuang barang itu wajar cuman gara-gara nggak beguna maka disinilah Young Gu seharusnya.

Da Da lalu meninggalkan Young Gu sementara Young Gu hanya terdiam memikirkan semua yang Da Da bilang.


Da Da sampai rumah dan membersihkan pemutar piring hitamnya sambil ngedumel. Setelah bersih, ia pun mengembalikannya ke tempat semula.

Tapi habis itu ia malah bertanya-tanya apa dia terlalu kasar? Young Gu nggak sengaja melakukannya juga.

Ia lalu memikirkan kalo Young Gu nggak sengaja hilang apa dia musti membayar 10 juta dolar?


Seorang anak kecil melewati Young Gu dan jalan menuju ibunya. Ibu anak itu lalu ngajakin pulang.


Habis itu Young Gu melihat sepasang kekasih yang lagi bertengkar. Wanitanya nggak minta agar pria itu nggak mengikutinya lagi. Prianya nggak mau. Dia janji kalo dia akan jadi lebih baik lagi.

Wanita itu nyuruh prianya pergi. Dia sudah bilang kalo dia kencan sama pria lain tapi pria itu masih tetap ingin mereka pacaran.

Wanita itu mau pergi tapi prianya menghalanginya. Dan mereka bertengkar lagi. Wanita itu mukulin pacarnya pakai tas berkali-kali tapi pria itu diam saja.


Da Da keluar dari rumah dan mau nyari Young Gu. Bukan merasa khawatir tapi takut disuruh bayar denda.


Young Gu tahu-tahu muncul diantara pasangan itu. Dia menangkap tangan wanita itu biar nggak makin menjadi.

Ia menatap pria itu dan mengatakan kalo pupilnya melebar 58%, suhu badannya naik 0,9° c, dan deta jantungnya 1,6 kali lebih cepat dari orang normal.

Young Gu ngasih tahu wanita itu kalo prianya tulus jatuh cinta padanya. Wanita itu marah dan melarang Young Gu buat ikut campur. Urus urusannya sendiri.


Young Gu merasa nggak bisa. Ia mengatakan kalo membuang sesuatu karena sudah nggak berguna bukanlah cinta. Wanita itu marah karena Young Gu nggak juga melepaskan tangannya. Dia mau mendorong Young Gu tapi nggak bisa. Akhirya ia memarahi Young Gu.

Young Gu merasa kalo wanita itu menunjukkan gejala gangguan mengamuk kambuhan dan bisa menyakiti pria itu.

Wanita mengaku nggak punya gangguan kayak gitu. Ia nyuruh Young Gu untuk melepaskannya. Young Gu nggak mau. Wanita itu lalu menendang kaki Young Gu tapi malah kakinya sendiri yang sakit.


Pria itu merasa khawatir dan menghampiri pacarnya. Wanita itu merasa kalo jari kakinya patah. Pria itu lalu memarahi Young Gu. Dia mencengkeram baju Young Gu lalu memperhatikan penampilannya.


Da Da yang mencari Young Gu melihat kerumunan. Ada polisi juga. Wanita itu mengaku kalo Young Gu memukulnya dan jari kakinya hampir patah.

Polisi menanyakannya pada pacar wanita itu. Apa itu benar? Wanita itu meminta pacarnya agar mengiyakan. Pria itu menurut dan membenarkan.

Young Gu protes dan bilang kalo itu bohong. Ia mengaku hanya ingin melindungi pria itu dari pacarnya. Polisi menyimpulkan kalo Young Gu nggak mematahkan jari kakinya dan hanya mencoba membantu. Polisi menanyai pria itu apa Young Gu bicara jujur?


Wanita itu mendesak pacarnya agar memihaknya. Da Da mendekat tapi nggak berniat membantu. Dia malah sembunyi.

Polisi menanyakan nama Young Gu. Young Gu memberitahukan namanya. Polisi mencatat namanya dan minta ditunjukkan kartu identitas.

Young Gu mengaku nggak punya. Wanita itu memanfaatkannya dan merasa kalo Young Gu sangat mencurigakan. Dia hampir aja mematahkan pergelangan kakinya.


Polisi menengahi. Karena Young Gu nggak punya kartu identitas maka mereka nggak punya pilihan selain membawanya ke kator polisi.

Young Gu kekeuh kalo dia nggak melakukan kesalahan. Polisi hanya tertawa dengarnya. Dia ngajak Young Gu buat bicara di kantor polisi. Polisi berharap kalo Young Gu punya wali. Mereka akan tahu setelah penyelidikan.

Polisi ngajak Young Gu buat naik ke mobil polisi bersama dengan pasangan kekasih tadi.



Young Gu nggak sengaja lihat Da Da dan memanggilnya. Pacarku!!! Hadeuh... . Da Da memalingkan wajahnya, pura-pura nggak tahu.

Polisi manggil Da Da dan menanyakan apa dia kenal pak Im Young Gu? Da Da mengaku nggak kenal.

Polisi lalu narik Young Gu ke mobil.

Bersambung...

Sabtu, 11 Mei 2019

Sinopsis Coffee Please episode 1 part 2



Semua gambar dan konten bersumber dari Channel A

Seul Bi berhenti di sebuah toko pakaian dan melihat gaun di etalase. Seul Bi masuk dan menanyakan ukuran lain dari gaun yang ia suka. Karyawan toko melihat tubuh Seul Bi dan  bilang hanya ada ukuran nomor 44. Mereka hanya menjual gaun yang memakai manekin dan menawari Seul Bi buat mencoba. Seul Bi menolak lalu pergi.

Sel Bi terus berjalan sambil menghela nafas. Dia ingat pria yang memarahinya di halte bus yang tangannya terkilir gara-gara disandarin sama Seul Bi. Dan kakek di bus yang nggak ngijinin Seul Bi duduk takut bikin sesak nafas. Juga Ye Na yang bilang kalo ada yang bilang cute artinya dia nggak cantik. Ketua Tim Ma, dan karyawan toko, hhh... . Bahkam Hyeon Woo dal mimpinya yang nggak menyelamatkannya padahal dia adalah karakter utama.

Seul Bi duduk dan menatap gaunnya yang kotor sambil meratapi nasibnya. Ia lalu bangkit dan mencoba kuat. Baru aja mau jalan dia sudah berhadapan sama dua pelajar yang membawa sepeda dan menyuruhnya minggir gara-gara ngalangin jalan. Parahnya lagi mereka manggil Seul Bi ahjumma. Hadeuh.


Seul Bi melihat di depan ada papan nama sebuah kedai kopi yang lampunya berkedip-kedip. Dia baru tahu kalo disama ada kedai kopi. Seul Bi masuk ke sana dan melihat seorang pria di dalam sana. Ia bertanya-tanya apa itu kafe? Seul Bi masuk. Ada banyak foto tergantung. Pria tadi menoleh dan bertanya apa sudah mulai?

Perasaannya nggak enak. Seul Bi memesan Americano. Pria itu berbalik dan menatap Seul Bi. Katanya aura Seul Bi kuat. Pria itu namanya Juin Jang, seorang barista misterius.

Seul Bi duduk dan melihat Juin Jang membuat kopi dengan cara yang unik. Seul Bi sampai tepuk tangan saking kagumnya.


Kopi sudah siap. Juin Jang menyuguhkannya ke Seul Bi. Seul Bi mengambilnya dan mau meminumnya. Juin Jang menahannya. Sebelumnya dia minta Seul Bi buat melupakan semua pikirannya dan memejamkan matanya. Dia berdoa ke Dewa Kopi agar memberi semangat dan kekuatan ke Seul Bi. Ia lalu memantrai Seul Bi. Kappa! Kappa! Kappa!

Seul Bi merasa lucu dan tertawa. Juin Jang protes dan nyuruh Seul Bi untuk mengikutinya. Seul Bi nggak ngerti kenapa dia mesti mengikutinya? Juin Jang kembali memantrai Seul Bi sambil mengeluarkan tenaga dalam.

Seul Bi menatapnya aneh dan berpikir kalo sebaiknya dia nggak usah nanya-nanya lagi. Ia menurut dan ikut merapalkan mantra. Kappa, kappa, kappa. Ia lalu mengangkat cangkirnya, mencium aroma kopinya dan meminumnya. Seul Bi suka dengan rasanya lalu tersenyum menatap Juin Jung.


Seorang wanita berambut panjang keluar dari kafe. Anehnya wanita itu berubah-ubah menjadi Seul Bi.

Hyeon Woo bekerja di ruangannya. Tiba-tiba dadanya sakit dan perasaannya nggak enak. Tahu-tahu Jeong Sook melongok dipintunya minta Hyeon Woo untuk memeriksa pekerjaannya. Hyeon Woo mengiyakan.

Wanita berambut panjang tadi merasa aneh lihat orang-orang terus menatapnya. Dia nggak sengaja melihat bayangannya di kaca dan syok. Kenapa? Apa-apaan? Dia bertanya pada seorang pria, apa orang yang dikaca itu dirinya? Pria itu membenarkan. Wanita itu nggak percaya. Dia sampai jatuh saking nggak yakinnya.


Ternyata wanita itu adalah Seul Bi. Seul Bi lari dan masuk ke toilet. Dia melihat wajahnya di cermin bedak dan tambah syok. Seorang wanita yang sedang makai eye liner sampai kaget dengernya dan membuat coretan di wajahnya. Seul Bi yakin kalo itu emang dia. Tapi yang dia nggak ngerti kenapa dia tiba-tiba gitu? Walaupun dia suka.

Seul Bi lalu ingat dengan kopi yang dia minum. Kappa, kappa, kappa. Ia lalu bangkit dan keluar dari toilet dengan percaya diri.

Seul Bi balik lagi ke kafe. Tapi kafe itu terkunci. Seul Bi mencoba manggil-manggil ahjussi tapi nggak ada yang menjawab. Ia lalu pergi ke taman. Semua pria melirik padanya. Seul Bi merasa kalo itu pasti gara-gara kopi yang dia minum. Ia lalu menghampiri seorang pria yang lagi duduk mainan ponsel. Ia menanyakan apa dia cantik?

Pria itu kaget lihat Seul Bi tahu-tahu duduk. Dia berdiri dan bilang kalo Seul Bi nggak cantik. Dia indah. Dia melempar ponselnya dan membentuk simbol cinta pakai jari. Seul Bi bisa membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Tanpa pria itu sadari, pacar pria itu datang tanpa dia sadari.

Lah, dia, kan, wanita yang di toilet tadi. Dia marah ke pria itu gara-gara lihat habis merayu Seul Bi. Dia lalu ngajak putus. Pria itu menahan wanitanya dan bilang kalo itu salah paham. Mereka jadi bertengkar dan ujungnya wanita itu menendang kaki pria itu lalu pergi. Pria itu lalu mengejar wanitanyavv

Seul Bi tersenyum senang dengar ada yang bilang kalo dia indah. Menurutnya alasan kenapa dia seperti itu sudah nggak penting lagi. Toh dia juga nggak akan balik lagi. Ia meyakinkan diri kalp dia nggak lagi Lee Seul Bi yang dulu. Seul Bi menyibakkan rambutnya dan berjalan penuh percaya diri.


Hyeon Woo mengambil kotak obat tapi nggak menemukan obat yang ia cari. Dia keluar dan bilang ke asistennya kalo dia akan segera balik. Dong Goo melihat Hyeon Woo meraba perutnya dan menawarkan dia saja yang pergi. Hyeon Woo melarang dan nyuruh mereka untuk meneruskan perkerjaan mereka.

Dong Goo kembali duduk setelah Hyeon Woo pergi. Dia penasaran apa dia bakal seperti itu kalo sudah debut. Sambil menggambar Jeong Sook ngajak buat debut dulu. Dong Goo menyemprot Jeong Sook pakai cairan antiseptik.

Seul Bi balik lagi ke toko pakaian yang tadi dan mencoba gaun yang dia suka. Dia senang gaun itu muat. Seul Bi berputar-putar. Tahu-tahu karyawan toko meminta fotonya. Dengan malu-malu Seul Bi mengiyakan.


Habis dari toko pakaian tiba-tiba semua pria pada ngikut jalan di belakangnya. Seul Bi lalu menari bersama beberapa wanita. Dia juga memilih beberapa sepatu dan memberikannya ke pria-pria itu lalu nyuruh mereka buat baris.

Membeli aksesoris, merias wajah. Bahkan seorang wanita langsung minta dirias kayak Seul Bi setelah lihat saking cantiknya dia. Tarian selesai. Semua orang tepuk tangan buat Seul Bi.

Tapi... lah, itu cuman hayalannya aja ternyata. Hadeuh, tepok jidad!

Hyeon Woo datang ke apotik dan menanyakan specialty posts ke apotekernya. Sayangnya itu nggak ada disana karena itu adalah produk impor. Hyeon Woo ngerti. Dia lalu pergi.

Seul Bi kebetulan melihat Hyeon Woo tapi malah mutusin buat sembunyi. Hyeon Woo berhenti dan menelponnya. Seul Bi bingung. Dia musti gimana? Ia teringat ucapan pria di taman yang bilang kalo dia indah. Hal itu mengembalikam kepercayaan dirinya. Ngapain musti ngumpet? Jagga-nim mungkin nggak tahu kalo sebenarnya dia Seul Bi. Seul Bi mensugesti diri sendiri untuk nggak takut dan menghindar.

Seul Bi ngintip dan melihat Hyeon Woo bertanya-tanya apa harus nemenin Seul Bi? Tapi dia yakin kalo Seul Bi bakal balik.
Seul Bi keluar dari persembunyiannya dan menatap Hyeon Woo. Hyeon Woo sempat melihatnya sebelum akhirnya berjalan ke arah lain. Mendadak Seul Bi jadi seneng gara-gara Hyeon Woo nggak mengenalinya.


Jeong Sook dan Dong Goo membuka makanan punya Seul Bi. Jeong Sook khawatir karena nggak ada kabar dari Seul Bi.

Dong Goo mengingatkan kalo Jagga-nim nyuruh mereka buat nggak nelpon Seul Bi Noona. Tunggu bentar lagi.
Dong Goo lalu memisahkan makanan buat Hyeon Woo lalu memakan makanan itu dan merasa kalo rasanya enak.


Ye Na datang ke sebuah restoran. Dia memesan Martini lalu nelpon seseorang. Ye Na kesal karena orang yang dia telpon nggak mengangkat panggilannya. Seseorang datang membawakan martininya.

Ye Na melihatnya. Jeong Won? Jeong Won memperlihatkan ponselnya. Ternyata orang yang Ye Na telpon adalah dia.
Ye Na protes kenapa Jeong Won disana? Pakai seragam juga?

Jeong Won duduk di depan Ye Na dan bertanya apa Ye Na nggak pernah denger soal pekerja paruh waktu tampan? Ye Na tersenyum acuh. Dia sama sekali nggak pingin tahu.

Jeong Woon menangkap kalo Ye Na khawatir. Dengan manjanya dia nanya kenapa Ye Na nggak tanggung jawab padanya? Ye Na jesal dan menoyor kepala Jeong Won. Jangan menggodanya. Ia mengaku stres gara-gara Hyeon Woo. Dengan sabar dan penuh perhatian Jeong Won nanya ada apa?

Ye Na mulai mengeluh tentang Hyeon Woo yang membela Seul Bi terus-terusan dan bahkan menyuruhnya buat minta maaf sama Seul Bi. Dan kalo dia nggak mau maka Hyeon Woo nggak mau menemuinya. Jeong Won menganggap enteng kalo Hyeon Woo emang selalu sensitif sebelum peluncuran komik baru.

Ye na makin kesal dengar peluncuran. Segitu pentingnya peluncuran? Ye Na merasa kalo Hyeon Woo jadi terlalu sensitif setelah jadi penulid webtoon.

Ye Na meminum minumannya dalam sekali teguk. Jeong Won mengingatkan buat minum pelan-pelan biar nggak sakit perut. Telat. Ye Na sudah menghabiskannya. Dia memberikan gelasnya ke Jeong Won, minta nambah. Jeong Won mengiyakan lalu pergi.

Jeong Won menyiapkan minuman buat Ye na. Temannya menanyakan apa Ye Na adalah seseorang yang Jeong Won suka? Jeong  Won menyangkal. Ye Na memanggilnya dan Jeong Won segera datang dengan membawakan pesanannya.


Seul Bi sampai di rumahnya. Dia meletakkan semua bawaannya. Kakinya terasa sakit. Ia duduk sambil memijit kakinya. Rasanya dah mau lepas. Pundaknya juga pegal banget.
Seul Bi ngambil bantal lalu tiduran. Dia baru tahu kalo belanja sangat melelahkan. Tapi kan wanita cantik harus menjalaninya tiap hari. Ia meyakinkan diri sendiri kalo dia pasti bisa. Tiba-tiba Seul Bi jadi ngantuk.

Kita lalu dikasih lihat foto-foto Seul Bi dari dia masih kecil. Dia emang sudah gemuk dari masih kecil. Dan ada juga fotonya sama Hyeon Woo saat dia masih SMA. Dan ternyata Seul Bi sudah lama suka sama Hyeon Woo. Terbukti dengan banyak gambar tentang Hyeon Woo di kamarnya.

Hyeon Woo menyetir sendirian. Dia nelpon seseorang tapi orang yang dia hubungi ponselnya nggak aktif. Dia lalu nelpon Dong Goo. Bertanya apa Seul Bi sudah datang? Dong Goo melapor belum. Dia mengingatkan kalo Hyeon Woo melarang mereka buat nelpon Seul Bi. Hyeon Woo mulai khawatir karena harusnya Seul Bi sudah balik. Dia lalu nyuruh Dong Goo untuk meneruskan pekerjaannya dan dia akan bicara dengan Seul Bi. Nggak tahu kenapa Hyeon Woo merasa kalo ada yang nggak beres. Dia lalu putar balik.

Seul Bi tiba-tiba bangun. Dia mengecek tubuhnya, masih langsing. Seul Bi nabok pipinya sendiri. Harusnya dia nggak tidur atau waktunya akan terbuang sia-sia. Ia lalu bangkit dan mrlihat wajahnya di cermin. Masih cantik. Seul Bi pun menghela nafas lega.


Dia lalu ngambil sesuatu di bawah kolong meja. Timbangan. Seul Bi memijakkan kakinya di atas penimbang. 46. Dia serasa nggak percaya punya bobot 46. Ia nangis sambil memeluk timbangan itu.

Ia lalu melihat barang-barang tentang menurunkan berat badan. Buku, pil diet, mineral, suplemen. Seul Bi membuang semuanya. Habis itu dia membuka kulkas dan mengeluarkan pure kubis. Seul Bi membuang semua barang keperluannya di masa lalu ke dalam lemari dan mengucapkan selamat tinggal pada mereka semua.

Hyeon Woo makin nggak tenang gara-gara mikirin Seul Bi sementara Seul Bi sendiri asik berpose di depan cermin sambil memuji diri sendiri. Cantik. Ia lalu mengambil ponselnya. Mau selfie. Lah, ponselnya mati. Seul Bi menyalakan ponselnya dan langsung ditelpon sama Dong Goo. Dia khawatir karena Seul Bi nggak bisa dihubungin sehariam ini. Seul Bi mengaku sakit perut jadi pulang ke rumah. Dong Goo bertanya kenapa Seul Bi nggak nelpon Jagga-nim dan memberitahu kalo Jagga-nim khawatir. Seul Bi memberitahu kalo dia nggak enak badan. Dong Goo lalu memberitahu kalo Jagga-nim akan bicara padanya. Apa? Seul Bi kaget.


Hyeon Woo tahu-tahu sudah dibawah dan pelan-pelan naik ke atas. Tiba-tiba lengan bajunya Seul Bi sobek gara-gara badannya membengkak. Ponselnya jatuh. Lah, gimana, nih? Dong Goo manggil-manggil Seul Bi, khawatir.
Hyeon Woo sudah sampai di depan dan menekan kode pintu Seul Bi. Beberapa detik kemudian Seul Bi kembali seperti semula, bertepatan dengan Hyeon Woo yang membuka pintunya. Seul Bi menoleh seketika.

Sebenernya sudah lama mau nulis ini. Lihat Yoon Jun Hyung jadi ingat sama drama Monstar. Tapi waktu itu Jun Hyung sama Ha Yeon So. Dan kalo nggak salah waktu itu meranin jadi Eun Ha. Berasa reunian.

Oh, iya, di drama ini aku bakal duet sama Enam Hari. Jadi buat episode ganjil disini dan episode genapnya di Enam Hari.

Bersambung...