Johnny
memasuki ruangan, duduk di meja dan memilih foto favorit para member yang di
ambilnya dan menjelaskan alasannya.
Johnny
menunjukkan foto Haechan, Mark dan Jungwoo kemudian berkata aku memotretnya
karena lucu mereka mengambil foto diri bersamaan.
Johnny
menunjukkan foto Doyoung dan berkata dia selalu berada di dekatku, kepribadian
kami lumayan cocok, obrolan kami selalu sejalan dan dia cerdas, aku bisa banyak
belajar darinya.
Johnny
menunjukan foto Taeil seraya berkata ini foto Taeil hyung, dia rekan, kawan,
sosok kakak dan keberadaannya selalu menarik perhatian.
Johnny
menunjukkan foto Taeyong dan berkata bagiku, Taeyong adalah anggota yang paling
dekat denganku, kami bagaikan dua prajurit yang berangkat perang dan pulang
hidup-hidup.
“Semoga
mereka bisa memahami makna di balik setiap foto, semoga mereka bisa merasakan
kehangatan dan perasaanku ketika memotret mereka. - Johnny”
Q: Sejauh
apa perbedaan hidupmu saat ini, jika dibandingkan dengan ekspektasimu saat
masih pelatihan?
Haechan,
Doyoung, Taeil: Sepenuhnya berbeda.
Haechan:
Pikirku, "Wah!", ternyata tidak begitu dan tak ada yang berubah, tanggung
jawabku saja yang bertambah.
“Kami
pernah menjuluki SM "Ruang Waktu". Karena kami tak tahu sampai kapan
harus berlatih. Umur dan semacamnya tak berpengaruh. Semua tergantung sebaik
apa performa kami. Itu sebabnya SM disebut "Ruang Waktu". - Haechan”
Johnny:
Setelah pelatihan yang berat, aku disuruh kembali ke Amerika untuk istirahat
jadi, aku pulang, aku berjumpa dengan teman-teman SMA-ku, setelah bertemu dan
melihat hidup mereka, aku mulai menimbang, "Apa aku hidup seperti mereka
saja, ya?", kami mengobrol banyak, pikirku, "Ya, sudah. Sudah
kuusahakan yang terbaik. Aku pulang saja ke Amerika dan berjuang di sana."
“Hari
itu, Doyoung bilang "Kak, tetaplah di sini." Karena awalnya, aku dan
Doyoung tak lulus untuk debut di NCT 127. Dia memintaku bertahan. Aku menjawab,
"Ini cobaan yang harus kuhadapi. Aku tak sabar membuka lembaran baru
hidupku." Doyoung sampai menulis surat untuk memintaku tinggal."
Doyoung:
Tekadnya kelihatan sudah bulat. Pikirku, "Akan kucegah sebisaku agar dia
tak pergi.", begitulah yang kurasakan.
Johnny:
Kukira impianku sudah pupus. Tapi saat mendengar dukungan bahwa impianku belum
pupus, aku jadi termotivasi untuk mencoba sekali lagi.
Doyoung:
Pokoknya, aku senang dia bertahan dan kami berjuang bersama, aku sangat lega dan
berterima kasih kepada Kak Johnny.
Apa
ini tanya Johnny saat melihat foto yang tengah di pamerkan. Ternayata bukan
foto yang di pamerkan melainkan gambar dari para member untuk Johnny. Johnny berjalan
melihat lukisan yang di lukis oleh member dan mendengarkan suara member yang di
tanya apa arti dirinya.
Mark: Jika
mengamati lukisannya, siapa pun bisa menebak itu Kak Johnny. Satu-satunya berotot
dan sangat modis, aku selalu menganggapnya menawan.
Haechan:
Aku sering merasa bersyukur ada Kak Johnny, sebagai grup, kami sangat
mengandalkannya, jika tak ada Kak Johnny, entah bagaimana jadinya kami semua, sebesar
itu rasa syukurku.
Yuta: Saat
terpuruk sekalipun, Johnny selalu melucu untuk mengubah suasana. Dia bagai
bunga matahari yang hadir saat grup kami terpuruk.
Taeil:
Aku cuma melukis hantu, karena kami seperti belahan jiwa.
Jaehyun:
Dia mengingatkanku akan samudra, bukan samudra dahsyat dengan ombak yang ganas,
melainkan samudra yang tenang dengan kilau matahari di permukaan airnya.
Doyoung:
Kak Johnny bagiku dia seperti anugerah, dia amat sangat berarti bagiku, aku
suka kepribadiannya dan kehadirannya di sisiku, berkat semua itu, hidupku terasa
lebih ringan.
Jungwoo:
Dia seperti api, api itu mencolok dan kobarannya tinggi, tapi dalam dirinya, ada
yang lebih membara daripada api.
Taeyong:
Johnny membelikan kado ulang tahun pertamaku, sebaik itulah dirinya jadi, aku
senang saat menerimanya.
Teman:
Suatu hari nanti, saat kita sudah sukses, ayo berjumpa lagi dan menangis
sepuasnya.
Johnny:
Nanti, kita pasti sudah jauh lebih tua, memang kita masih menangis?
Teman:
Tak ada yang namanya orang dewasa, orang dewasa hanyalah anak kecil yang bertampang
dewasa jadi kita juga boleh menangis.
“Sejak
pelatihan, aku bertemu banyak orang dewasa baik hati. Aku sadar ingin menjadi
orang dewasa sebaik mereka. Tapi sebenarnya, orang dewasa pasti punya kenangan
masa kecil. Mereka sejatinya hanya anak kecil yang bertampang dewasa. Saat kecil,
aku tahu orang dewasa ingin seperti anak-anak lagi, merengek seperti anak
kecil, marah, menangis, dan mengandalkan orang lain seperti anak kecil. Aku
sadar bahwa mereka ternyata memendam emosi. Karena itu, aku ingin menjadi orang
dewasa yang baik saja. Orang dewasa yang sangat baik. Sejujurnya, aku belum
tahu apa artinya menjadi pemimpin. Meskipun begitu, aku ingin menjadi saudara, pribadi,
dan teman yang baik bagi grupku. Itulah tujuanku. - Taeyong”
“Sejujurnya, saat diterima di SM, aku yakin semua anggota pasti merasakan hal serupa. Rasanya seperti memulai hidup baru. Jadi, aku berjuang agar kami bisa debut. Selama tahun pertama setelah debut, aku belajar cara berjalan. Tahun berikutnya, aku belajar cara bicara. Selama tahun ketiga, aku belajar menari, bernyanyi, dan semacamnya. Sekarang, pada tahun ketujuh kurasa aku belajar cara mencintai.”
SELESAI……