Aku,
Eunseom dari Suku Wahan, akan menjadi Inaishingi dan Aramun Haesulla ucap
Eunseom kemudian menancapkan pedangnya di pohon zelkova.
Di istana
ratu melihat para pelayan yang tergeletak tidak sadarkan diri di lantai dengan
keadaan berdarah. Raja menghampiri ratu memberi tahu kalau para pelayan tidak
boleh melihat darahnya.
Di hutan,
Mirusol dan yang lainnya dalam perjalanan kembali menuju Ago dengan membawa
Saya.
Ratu menangkan
raja Tagon dengan menyuruh untuk menerimanya. Raja Tagon hanya diam mendengarkan
ucapan ratu seraya melihat seseorang di depan jendela dan memberi tahu kalau ia
melihat ayahnya. Ratu mengingat ucapan tabib yang memberi tahu kalau raja akan berhalusinasi
dengan mengatakan hal yang aneh-aneh kemudian membawanya duduk dan kembali
menenangkannya.
Hae
Tuak dan Hae Yeobi menemui ratu, memberi tahu kalau ia kehilangan Eunseom. Ratu
menyuruh keduanya untuk mencari tahu tentang Eunseom kemudian pergi menemui
Tanya.
Ratu duduk
di sebelah Tanya kemudian menanyakan bagaimana bisa mengenal benetbeot Saya.
Entahlah jawab Tanya kemudian menceritakan kemampuannya yang bisa mendengar
pikiran orang lain. Apa pikiranku yang kau dengar tanya Ratu. Tanya memperlihatkan
kemampuannya dengan mengucapkan ucapan ratu dalam garis besar dan di benarkan
oleh ratu.
Setelah
Ratu pergi, Yangcha datang menghampiri Tanya.
Eunseom
meninggalkan pedangnya yang masih tertancap di pohon.
Raja Tagon
bangun dari tidurnya kemudian berjalan menuju jendela dan melihat rakyatnya
tengah berkumpul di depan istana seraya memuja Airuju. Raja kembali memasuki
kamarnya seraya menagnggap kalau orang-orang tersebut palsu dan berhalusinasi
melihat Sanung (ayah tagon) yang sedang duduk di tempat tidur.
“Untuk
menyembunyikan darahmu, kau membunuh teman masa kecilmu, ibumu, dan pada
akhirnya, kau juga membunuhku. Kau harus membunuh semua orang sekarang. Itulah
kenyataan yang harus kau hadapi. Itu jati dirimu yang tak berubah sekali pun sejak
kau lahir dengan darah kotor itu.”
Tagon berteriak
meminta obat tidur kepada para pelayan saat mendengar ucapan sang ayah. Di luar
para pelayan tidak berani masuk karena pelayan sebelumnya tewas di tangan sang
raja. Nunbyeol mengambil obatnya kemudian masuk kedalam dan memberikan obatanya
kepada sang raja.
Raja Tagon
meminumnya kemudian menanyakan mengenai darahnya yang ungu seraya mengancam
akan menghabisi jika jawabannya salah. Apa hebatnya soal darah hingga ada yang
suci dan ada yang tidak tanya Nunbyeol kemudian berkata darah hanyalah darah, terlepas
dari warnanya. Aku belum pernah mendengar hal itu ucap raja Tagon kemudian
melihat sang ayah yang menghilang.
Tanya,
Yangcha dan yang lain pergi ke tempat pohon zelkova berada dan melihat pedang
yang masih tertancap. Dengan segera para pendeta bersujud.
Setelahnya
Tanya dan yang lainnya membawa pohon dan pedang tersebut kembali ke kuil,
dengan di saksikan orang-orang. Doti dan yang lainnya menyuruh Tanya
menjelaskannya karena tidak memahaminya.
Tanya menjelaskan
semuanya kemudian berkata aku, reinkarnasi Asa Sin, Pendeta Agung Asa Tanya,
berbicara tentang wasiat Airuju pada bulan serigala dan tahun ular lapar ini bahwa
pedang Aramun telah muncul, ikuti
orang yang dahulu paling dibenci dan ada di tempat terendah, rangkul orang yang
paling kau tolak, yang paling asing, jika melakukan itu, kau akan mendengar suara
Asa Sin di benakmu saat kau tak menduganya.
Eunseom,
aku sudah memulai, kuharap kau menang, Inaishingi Eunseom, Aramun Haesulla ucap
Tanya dalam hati.
Saya
dan yang lainnya sudah sampai di suku Ago, dengan di sambut oleh para warga. Myonita
membawa Saya ke kediaman Eunseom dengan di ikuti oleh Chaeeun. Apakah Suku Ago benar-benar
tidak memikirkan Igutu tanya Saya. Arthdal yang aneh dan ini normal, mungkin
itu alasan mereka perlakukan Eunseom sebagai Inaishingi ucap Chaeeun.
Dan sekarang
Saya sedang menjelaskan kejadiannya kepada yang lain kemudian menyuruh yang
lain untuk mengucapkan terima kasih kepada Chaeeun karena sudah menjelaskannya.
Saya menghafal nama orang-orang tetua suku yang memperkenalkan diri saat berterima
kasih kepada Chaeeun.
Saya dan
Chaeeun memeriksa kuda-kuda yang terkena wabah. Setelahnya Chaeeun menjelaskan
wabah kuda tersbeut dengan Saya dengan berkata Penyakit Chilja, itu wabah untuk
kuda yang kami sebarkan kepada para Neanthal pada Malam Merah Atturad, agar
para Saram tidak sakit, hanya Neanthal dan kuda yang sakit.
Bagaimana
kau tahu itu tanya Saya dan di jawab Ayahku yang melakukannya oleh Chaeeun. Apa
yang terjadi pada kuda yang sakit tanya Saya. Mereka tak bisa disembuhkan, yang
hidup akan hidup dan yang mati akan mati ucap Chaeeun.
Bukan
kutukan dewa Arth yang membuat kuda-kuda Ago jatuh sakit tapi ada yeomari (mata-mata)
yang bersembunyi di antara Suku Ago dan menyebarkan penyakitnya, aku,
Inaishingi, pasti akan menangkap yeomari tersebut dan membuatnya bertanggung
jawab ucap Saya kepada para warga lain.
Dan hal
itu membuat para warga membicarakan siapa yang menjadi yeomari.
Dengan
marah, Chaeeun membawa Saya di tempat yang tidak ada orang seraya bertanya apa
yang kamu lakukan, kau sungguh akan menangkap yeomari. Suku Ago saling
meragukan, hubungan Suku Ago tidaklah erat, jika aku beruntung maka hubungan
itu akan memburuk dan mereka akan saling bertikai ucap Saya. Apa ini lucu
bagimu tanya Chaeeun dengan marah.
Aku
melakukan ini untuk bertahan hidup karena aku Jenderal yang kalah dan tak mau
kembali seperti itu ucap Saya. Bagaimana jika kau tangkap, apa yang akan kau
dapat dari hal itu tanya Chaeeun kembali. Eunseom menggantikanku jadi aku pasti
bisa melakukan hal yang sama, belum ada yang diputuskan tapi aku punya satu
pilihan lagi dalam hidupku ucap Saya.
Saya memasuki
kediamannya dan menemukan keberadaan Ipsaeng. Kau sudah tahu ucap Saya. Dengan segera
Ipsaeng mengulurkan pedangnya di depan Saya seraya berkata aku akan membunuhmu.
Saya menggenggam pedangnya dan mengarahkan dilehernya kemudian menyayatnya dan
memanggil yang lain.
Dengan segera yang lain datang dan menahan Ipsaeng. Dia itu bukan Inaishingi, mereka benetbeot ucap Ipsaeng. Apakah kau yeomari dari Arthdal tanya Saya.