EPISODE
4: DARAH UNGU
Eunseom
melepaskan diri dari cekalan sang ratu kemudian berkata hidupmu bergantung pada
ucapanku. Siapa kau tanya sang ratu kembali. Aku tidak tahu, mereka bilang aku benetbeot
Saya ucap Eunseom. Di mana Saya tanya sang ratu. Lokasi pertemuanku dengannya terbakar,
dan seseorang menyerang kami, aku hilang kesadaran dan saat terbangun dan
berada di sini jawab Eunseom kemudian bertanya siapa pun aku, kau butuh aku
saat ini, bukan begitu.
Di ruangannya,
Ratu menyuruh salah satu prajuritnya untuk mencari keberadaan Saya.
Disisi
lain, Eunseom menemui Raja. Raja Tagon menghampiri Eunseon seraya bertanya kenapa
kau melakukan itu, kita bisa saja menyudutkan Ratu, apa Ratu menyimpan
rahasiamu. Karena aku kalah perang ucap Eunseom. Apa maumu tanya Raja. Aku akan
memikirkannya ucap Eunseom kemudian pergi. Mungtae memberi tahu Eunseom kalau Menteri
Yeolson dan Juru Tulis Dunji menunggu di dalam.
Dan sekarang
Eunseom menemui mereka semua, duduk di kursinya seraya menanyakan ada apa. Kudengar
kau melihat wajah Inaishingi ucap Yeolson kemudian memberi tahu kalau Eunseom
mengirim dua orang dari Suku Ago secara diam-diam. Apa yang kau lakukan tanya
Eunseom. Aku membunuhnya, satu orang kabur, tapi aku yakin dia juga mati ucap
Mungtae.
Kalian
ingin aku percaya itu tanya Eunseom seraya berdiri. Eunseom selalu menjadi
orang asing, dia terus bertindak ceroboh dan menghancurkan segalanya, Urumi,
Sudol, dan Bandi, mereka semua mati sia-sia ucap Bakryangpung. Dia pertanda
buruk sejak awal, seharusnya kami membunuhnya saja di Hutan Bunga Kamperfuli jadi
kita harus bekerja sama membunuh Eunseom ucap Yolson. Eunseom hanya diam dan
menatap mereka satu-persatu dengan tangan yang gemetar. Mungtae menyadari
tangan Eunsom.
Disisi
lain, Saya sudah sadar. Issruv dan Nosunaho datang dengan memeluk Saya seraya
berkata saat kau masih bayi, aku mengurusmu bersama Asa Hon, ibumu, senang
bertemu denganmu.
Dengan
menutupi dirinya dengan kain, Eunseom pergi ke rumah Doti dengan di ikuti oleh Mungtae
tanpa di sadarinya. Dalsae segera melarikan diri dari kejaran Mungtae yang
melihat dirinya. Aku akan membunuhmu ucap Mungtae yang berhasil menangkap
Dalsae. Kau juga membunuh Teodae, cobalah bunuh aku juga teriak Dalsae saat
Mungtae menyodorkan pistol di depannya.
Kenapa
Teodae tewas tanya Mungtae. Dia menusuk lehernya sendiri, ini semua salahmu, jika
kau tak mengkhianati kami saat itu, kami bisa saja menyelamatkanmu dan Teodae
ucap Dalsae. Kenapa itu salahku, kalian meninggalkan kami dahulu ucap Mungtae
kemudian menyuruh Dalsae pergi dari Arthdal dengan diam-diam bersama Eunseom.
Eunseom
datang menyerang Mungtae dengan meletakkan pisau di lehernya. Melihatnya,
Dalsae melarang Eunseom membunuhnya dan menyuruh melepaskannya. Dan sekarang,
Eunseom mengikat Mungtae, menyuruh Dalsae melakukan apa yang diinginkan
kemudian pergi.
Sodang
menemui raja memberi tahu kalau pangeran Arok tidak ada di istana. Dan sekarang
raja menemui ratu, menanyakan keberadaan pangeran Arok. Kau butuh waktu cukup
lama untuk menyadarinya ucap ratu. Kau tahu alasanku ingin memisahkanmu dari
Arok-ku tanya raja Tagon kemudian berkata kau bisa membunuh putramu sendiri demi
keselamatan dan keserakahanmu.
Itu
sebabnya kau makin menyukai dan makin menginginkanku ucap ratu. Ya, dahulu aku
sangat menginginkanmu jadi mari kita berbaikan ucap raja. Hanya ada satu cara
kita bisa berbaikan yaitu Arok harus diakui sebagai pewarismu, Aramun ucap
ratu. Bagaimana dengan Saya tanya raja. Ratu memberi tahu kalau ia akan
menanganinya.
Dia
tahu rahasia yang bisa menghancurkan dinasti kita, Darah unguku dan Arok dan
kau yang mencampur darah itu jadi membunuhnya takkan menyelesaikan ini ucap
raja Tagon. Aku tak bilang akan membunuhnya, saat Arok menggantikanmu, akan kupastikan
Saya memberinya selamat dengan tulus, jadi kau bisa memercayaiku ucap ratu. Kalau
begitu, siapkan Ritual Angin dan Bunga Arok, anak kita, akan menjadi pewarisku,
Aramun ucap raja.
Kau
bilang Ritual Angin dan Bunga ulang Tanya. Bakryangpung membernarkannya dengan berkata Raja Tagon dan Ratu Taealha
bilang mereka akan mengadakan Ritual Angin dan Bunga lalu mereka akan berdoa
untuk mendapat tanggal yang tepat untuk ritualnya. Mereka berencana melakukan
upacara pewarisan, apa Tuan Saya juga tahu soal ini tanya Agaji. Jika itu
terjadi, Tuan Saya takkan tinggal diam ucap Bakryangpun.
Ini
hak perdagangan untuk senjata perunggu ke selatan Pyeongmire ucap ratu seraya
memberikan surat. Aku akan pergi ke Pyeongmirae hari ini lalu aku akan menghilang
saat ada peluang yang tepat, aku akan berusaha keras agar kau tak akan
memutuskan untuk membunuhku diam-diam ucap Eunseom seraya mengambil suratnya
kemudian pergi.
Disisi
lain, pangeran Arok sedang bermain petak umpet bersama para pelayan. Disisi
lain, Raja dan Ratu tengah bersiap untuk melakukan ritual di kuil. Hae Yeobi
datang memberi tahu kalau pangeran arok di culik. Tanya sedang bersiap-siap,
menemukan surat di bajunya kemudian membacanya, “Ritualnya tak bisa dilakukan.
Aku menculik pangeran. Semoga kehormatan menyertai Niruha.”
Dengan
segera ratu dan raja pergi dari kuil untuk mencari keberadaan pangeran Arok.
Segera tutup Kuil Agung, tak ada yang boleh pergi mulai sekarang dan panggilkan
juga semua pendeta yang mengurus jubahku kemari ucap Tanya kepada yang lain.
Dengan
marah, Ratu menemui Baekha yang berbagi kamar dengan Yeolbi kemudian menanyakan
apakah ada hal
aneh dari Yeolbi belakangan ini. Disisi lain, Tanya sedang menanyai yang lain
siapa yang meletakkan surat di jubahnya kemudian mengamati yang lain dan
menemukan Sojin yang melakukannya.
Ratu berserta
para prajurit datang, menanyakan Sojin kemudian menahan tangan Sojin yang akan
menusuk dirinya sendiri. Niruha sedang menginterogasi Sojin ucap Agaji kepada
ratu. Dengan segera Ratu menghampiri Tanya kemudian berkata begitu kau tahu dia
diculik, kau menginterogasi Sojin, jika kau tak bersalah, aku akan menggeledah
Kuil Agung. Lakukanlah ucap Tanya. Dengan segera Ratu menyuruh para prajurit
menggeledah kuil.
Disisi
lain, Eunseom kembali menemui Dalsae dan Ipsaeng, memberikan suratnya. Dengan ini, kita bisa memiliki senjata
perunggu, dan meski jenderal itu kembali, posisinya sebagai pewaris akan lenyap
ucap Ipsaeng. Tidak, aku punya rencana hal lain untuk Saya, karena dia
saudaraku ucap Eunseom. Doti datang, memberi tahu ketiganya kalau pangeran Arok
diculik dan prajurit mengepung Kuil Agung karena mencurigai Tanya. Kembalilah
dahulu dan beri tahu mereka, Inaishingi akan segera kembali dan aku akan
menyusul ucap Eunseom kepada yang lain.
Para prajurit
menggeledah kuil dengan di awasi oleh ratu. Disisi lain, Tanya sedang berbicara
dengan Momyungjin. Penculikan ini dan kalian, Jantung Gunung Puncak Putih, apa
ini karena aku tak mengakui doktrin kalian yang menyatakan Aramun adalah Igutu,
dan mau melakukan upacara pewarisan untuk orang yang bukan Igutu dan kenapa
Sojin dan Yeolbi di Benteng Api terlibat dalam hal ini tanya Tanya.
Kami,
Jantung Gunung Puncak Putih, ditindas bertahun-tahun, tapi tak pernah melakukan
hal seperti ini ucap Momyungjin kemudian beranya kenapa kau enggan katakan
sesuatu mengenai doktrin kami kalau Aramun adalah Igutu dan dibunuh oleh
keturunan Klan Asa. Ini bukan saat yang tepat ucap Tanya. Siapa yang memimpin
Jantung Gunung Puncak Putih di Hari Lonceng Bintang, siapa yang paling
diuntungkan jika hal buruk terjadi pada Pangeran tanya Momyungjin kembali. Itu
bukan Saya ucap Tanya.
Ratu kembali menemui Tanya dan menanyakan surat yang di tulis Sojin. Biarkan aku keluar, akan kutemukan Pangeran Arok ucap Tanya. Disisi lain, Eunseom sedang berjalan dan mendapatkan surat dari seseorang yang melewatinya. Tanya menghentikan langkahnya saat mendengar suara bisikan kemudian menyuruh yang lain menangkap salah satu pendeta kemudian pergi menemui Bakryangpung dan bertanya apa yang kau katakan dalam pikiranmu, apa yang Mubaek lakukan. Akan kuceritakan semuanya ucap Bakryangpung kemudian menyuruh Tanya mengikutinya.