Translate

Kamis, 09 September 2021

Sinopsis Sm:)e/ Just Want to See You Smile episode 11 part 2

All content from Youku



Xin Yualin sedang baca buku di ruangannya. Tahu-tahu dia mendengar suara-suara aneh. Itu adalah suara dari Du Ruo, Du Nian dan Xiaoxing yang sedang memindahkan barang-barang di tempat mereka akan melakukan siaran langsung. Mereka memindahkan meja, kursi dan sofa ke dekat dinding.

Xin Yualin lalu mengambil ponselnya dan menelpon Fang Li. Ia menanyakan siapa yang tinggal di kamar di atasnya. Fang Li memberitahu kalo kamar itu dipesan oleh tuan Song Huaixin.

Xin Yualin nggak tahu kalo dia ada disana. Fang Li memberitahu kalo dia ada di Haicheng. Xin Yualin nyuruh Fang Li untuk memeriksa kamar itu sekarang. Fang Li nggak bisa karena sekarang dia ada di Haicheng dan akan ketemu dengan orang-orang dari Xinmei besok. Xin Yualin mengiyakan. Dia lupa.


Siaran langsung dimulai. Seperti biasa Du Nian ada di depan kamera. Kali ini mereka mengangkat tentang kamar paling ujung di lantai 13 yang dianggap sebagai tempat paling angker di semua hotel. Du Ruo dan Xiaoxing berdiri di belakang Du Nian dan mereka berdua ada di dalam tempat yang dibatasi tali.

Du Nian melanjutkan kalo suatu hari ada satu keluarga yang melakukan perjalanan dan main petak umpet di ruangan khusus itu. Du Ruo dan Xiaxing lalu menutup mata mereka.


Su Zhan keluar dari kamarnya dan ketemu dengan An Ge yang mau ke kamar Xiaoxing. Su Zhan memberitahu kalo Xiaoxing nggak ada. An Ge mengikuti Su Zhan dan menanyakan keberadaan Xiaoxing. Su Zhan santai, ngapain juga dia ngasih tahu An Ge?

An Ge juga santai. Kalo Su Zhan nggak mau ngasih tahu maka dia akan ngikuti Su Zhan. What??? Su Zhan kesal dan nyuruh An Ge buat berpikir dewasa.

Du Nian, Du Ruo dan Du Nian sama-sama menutup mata mereka. Sambil jalan ke arah Du Ruo Du Nian bilang kalo ayah menemukan ibu. Ia menyentuh Du Ruo. Du Ruo lalu berjalan ke arah Xiaoxing dengan berpegang pada tali.

Ibu menemukan anak mereka. Pertanyaannya siapa yang ditemukan anak itu? Xiaoxing berjalan mengikuti tali itu. Suasana terasa makin horor.


An Ge beneran ngikutin Su Zhan. Su Zhan bilang padanya kalo siaran langsung nggak memerlukannya dan ia nggak akan membantu apa-apa. An Ge mengatakan kalo dia akan menonton saja.

Su Zhan kesal karena An Ge nggak ngerti maksudnya. Kalo An Ge di sana maka akan merusak suasana. An Ge santai, kenapa emang? Su Zhan mau merusaknya? Su Zhan bertanya-tanya gimana kalo An Ge yang pertama masuk kesana? Ia berpikir kalo itu nggak boleh terjadi. Dia lalu bilang ke An Ge kalo mereka berdua sama-sama nggak ikut campur.

An Ge setuju. Dia ngajak Su Zhan pergi. Mereka berbalik dan saling mempersilakan buat jalan duluan. Su Zhan tahu-tahu berbalik ke arah sebelumnya. Ia lalu melihat Xin Yualin jalan kearah lokasi syuting Xiaoxing. Seketika topeng Su Zhan terjatuh.


Xiaoxing terus berjalan dan menemukan Xin Yualin yang baru saja datang. Tangannya menyentuh wajah Xin Yualin. Xiaoxing terkejut dan teriak ketakutan, hantu! Du Nian dan Du Ruo sama-sama membuka mata mereka dan melihat apa yang terjadi. Mereka kaget lihat yang datang ternyata Xin Yualin dan bukannya Su Zhan.

Xin Yualin menatap Xiaoxing malas. Apa dia nggak bisa jadi normal? Xiaixing nggak bisa bicara. Ia memanggil Tuan Xin... .

Nggak lama kemudian Xin Yualin keluar dari kamar itu. An Ge dan Su Zhan melihatnya. An Ge bertanya-tanya kenapa Tuan Xin dari sana? Su Zhan kesal dan mendorong An Ge. Du Ruo tiba-tiba teriak senang lihat Xiaoxing bisa bicara di depan kamera. Xiaoxing bicara saat Xin Yualin datang dan kamera on.

Su Zhan yang mendengarnya seperti merasa nggak percaya dan juga kecewa.


Su Zhan balik ke kamarnya. Ia meletakkan topengnya di meja dan melepas jaketnya lalu duduk di sofa. Dia syok. Padahal sebelumnya dia sudah berkonsultasi dengan dokter tentang aphasia lensa yang diderita oleh Xiaoxing.

Bel pintu bunyi. Su Zhan bangkit dan membukanya. Xiaoxing masuk dengan tatapan mata kosong. Su Zhan menghampirinya dan merasa khawatir.

Tahu-tahu Xiaoxing nangis lalu memeluknya. Su Zhan membalas pelukan Xiaoxing dan mengelus punggungnya seolah ingin menenangkan.

Xiaoxing teringat akan kecelakaan itu. Darah membasahi jalanan. Kamera on. Pandangannya kian kabur.

Sejak saat itu Xiaoxing nggak bisa ngomong di depan kamera. Saat syuting, saat wawancara, tiap kali dia mau membuka mulutnya ia selalu teringat akan kecelakaan itu dan merasa frustasi.


Nggak berselang lama Xiaoxing sudah sedikit tenang. Ia bilang ke Su Zhan kalo hal itu perlu dikonfirmasikan lebih lanjut. Itu hanya keadaan darurat. Ia nggak tahu apa kedepannya itu akan berhasil apa enggak.

Su Zhan menanyakan gimana kalo itu benar? Apa yang akan Xiaoxing lakukan? Apa Xiaoxing akan jadi asistennya?

Xiaoxing menatap Su Zhan dan tersenyum. Kalo Su Zhan setuju... . Su Zhan buru-buru bilang enggak dan melarang Xiaoxing buat berpikiran tentang itu.

Xiaoxing mengiyakan. Dia meyakinkan Su Zhan akan menemaninya sampai ia menyelesaikan film itu. Dia juga punya semangat kontrak. Lagian juga film itu punya Xin yualin.

Su Zhan menatap Xiaoxing aneh lalu sedikit menjauh. Ia menanyakan apa kesan yang Xiaoxing tinggalkan ke Xin Yualin?


Xiaoxing mengingat kenangan yang ia lalui bersama Xin Yualin. Semuanya nggak ada bagus-bagusnya. Dia selalu membuat Xin Yualin kesal. Menabraknya, mengerjainya, menginjak kakinya, dan jawabannya buruk.

Su Zhan lalu menanyakan emosi Xin Yualin. Xiaoxing memberitahu, sangat buruk. Su Zhan tiba-tiba jadi seneng banget.

Seorang pria yang punya temperamen buruk dan kesan buruk ke Xiaoxing kenapa harus membantunya dan menyembuhkannya?

Xiaoxing mau bilang sesuatu tapi Su Zhan sudah ngomong lagi. Tiap kali Xiaoxing di depan kamera apa harus membuat Xin Yualin berdiri di depan kamera? Apa dia juga akan setuju?

Xiaoxing memikirkannya dan merasa apa yang Su Zhan katakan adalah benar. Su Zhan meledek apa Xiaoxing akan bilang ke Xin Yualin kalo dia adalah obatnya dan minta dibawa?

Xiaoxing menggeleng. Dia yakin kalo Xin Yualin akan menyuruhnya keluar. Su Zhan merasa kalo itu nggak akan berhasil. Xiaoxing jadi frustasi tapi anehnya Su Zhan malah tampak senang.


Su Zhan mendekat dan merangkul Xiaoxing. Dia menenangkannya dan memberitahu kalo pasti akan ada solusi lain buat masalah itu.

Seenggaknya Xiaoxing tahu kalo penyakit itu bisa disembuhkan. Mungkin dia juga bisa bantu. Dia akan kelyar dan menakutinya. Mungkin akan berhasil.

Xiaoxing mendadak jadi optimis lagi. Dia yakin kalo pasti akan ada solusi. Xin Yualin adalah obatnya dan ia adalah rubahnya. Kalo dia ingin menangkapnya maka terlebih dulu dia akan menjaga hubungan baik dengan Xin Yualin.

Xioaxing menatap kedua tangannya dan berpikir kalo Xin Yualin nggak akan bisa menyingkirkannya. Lah?

Su Zhan menatap Xiaoxing, nggak gitu rencananya. Xiaoxing memberitahunya kalo dia sudah siap tempur. Mulai besok dia akan mendatangi Xin Yualin dan mengkonfirmasikan satu hal, kalo Xin Yualin adalah obatnya.

Dia lalu nyuruh Su Zhan buat istirahat lalu pergi. Su Zhan krsal tapi nggak bisa apa-apa juga.


Su Zhan, An Ge dan Xiaoxing mempelajari naskah buat adegan antara Su Zhan dan An ge. Ponsel Xiaoxing tahu-tahu bunyi. Du Ruo mengabarkan kalo Xin Yualin ada di lokasi syuting.

Xioaxing lalu menutup telponnya dan mengambil botol minum. Dia mau pergi tapi Su Zhan menahannya. Dia protes kenapa Xiaoxing mau membawa botol minumnya?

Xiaoxing memberitahu kalo itu bukan milik Su Zhan. Punya Su Zhan masih di sana. Jus itu lebih mahal dari punya Su Zhan. Dia minta Su Zhan untuk nggak marah karena dia menggunakan uangnya sendiri. Dia lalu pamit.

Su Zhan mau ikut tapi An Ge memanggilnya dan minta Su Zhan serius dengan naskahnya karena syuting akan segera dimulai. Su Zhan nggak bisa apa-apa dan kembali duduk.


Xin Yualin yang berada di lokasi syuting nggak sengaja melihat dua kru yang sedang menonton siaran langsung semalam. Mereka merasa kalo asistennya Su Zhan memang sesuatu dan membuat mereka bertanya-tanya apa Xiaoxing punya hubungan dengan Tuan Xin?

Xiaoxing baru datang dan melihat Xin Yualin. Iapun menyapanya dan mengagetkan dua kru itu. Mereka langsung bangkit dan memberi salam ke Xin Yualin lalu pergi.

Lihat Xiaoxing membuat Xin Yualin jadi marah lagi. Dia mengingatkan kalo Xiaoxing harus jauh-jauh darinya.

Xiaoxing memberitahu kalo dia hanya ingin memastikan satu hal saja dan setelah itu akan menjauh sejauh yang Xin Yualin mau. Xin Yualin melihat sekitar lalu mengajak Xiaoxing ke tempat lain.


Mereka berdua masuk ke gudang. Xin Yualin langsung mengancam kalo Xiaoxing membuat masalah lagi... .

Xiaoxing tahu-tahu mengangkat ponselnya dan menyalakan kameranya. Xin Yualin nggak ngerti Xiaoxing mau ngapain.

Xiaoxing menanyakan apa Xin Yualin sudah sarapan? Balik ke rumah kalo belum. Xin Yualin makin nggak ngerti.

Xiaoxing melanjutkan kalo Peter Piper memungut acar paprika yang dipetik Peter Piper. Xin Yualin memanggil Xioaxing. Xiaoxing makin parah. Sekarang dia malah nyanyi segala.

Xiaoxing melihat apa yang direkamnya barusan. Dia jadi seneng banget dan meletakkan tangannya di pundak Xin Yualin lalu mengguncang-guncangnya. Xin Yualin nyuruh Xioaxing buat berhenti. Dia pusing. Xiaoxing lalu menyingkirkan tangannya dari pundak Xin Yualin. Xin Yualin menatap Xiaoxing kesal. Apa dia g*la?

Xiaoxing mengatupkan kedua tangannya. Atas nama seluruh keluarga dan leluhurnya dia mengucapkan banyak terima kasih. Ia lalu mau pergi tapi Xin Yualin malah menariknya dan mendorongnya ke tempat semula.

Barang-barang yang ada di belakang Xiaoxing rubuh. Xin Yualin menghampiri Xiaoxing dan melindunginya biar nggak kejatuhan.


Du Nian mempraktekkan adegan tarinya di depan Ye Ling dan Di Ruo. Ye Ling merasa ada yang kurang. Du Ruo mengingatkan kalo tarian klasik nggak bisa dipelajari dalam satu atau dua hari. Ia menyarankan agar menggunakan stand in tari.

Ye Ling berpikir kalo menggunakan stand in maka akan ada banyak pengeditan wajah dan efeknya nggak akan bagus. Perasaan yang ia inginkan akan hilang.

Ye Ling lalu menghampiri Du Nian dan memberikan beberapa saran. Su Zhan tiba-tiba datang dan menanyakan Xiaoxing pada Du Ruo.

Lah, Du Ruo malah ngiranya Xiaoxing sama Su Zhan. Hadeuh!!! Su Zhan memberitahu kalo Xiaoxing pergi dengan Xin Yualin beberapa waktu yang lalu dan belum kembali sampai sekarang.

Xiaoxing juga nggak menjawab telponnya. Du Ruo menenangkan kalo Xiaoxing pasti baik-baik saja dan yang dalam posisi bahaya mungkin tuan Xin. Su Zhan nggak ngerti, ha?


Barang-barang itu nggak jatuh lagi tapi masalahnya sekarang mereka terkubur didalamnya. Dahi Xin Yualin terluka. Ia berusaha mendorong barang-barang itu tapi nggak berhasil. Xiaoxing teriak-teriak minta tolong tapi nggak ada yang datang.

Xin Yualin menyuruhnya diam dan menelpon bantuan. Baru aja bilang halo tahu-tahu ponselnya mati. Lah? Xiaoxing nggak ngerti kenapa ponselnya mati disaat seperti itu?

Xin Yualin minta ponselnya Xiaoxing. Ponsel Xiaoxing juga nggak ada. Dia melihat dahi Xin Yualin terluka dan mau menyentuhnya tapi nggak dibolehin. Xiaoxing sampai bertanya-tanya apa mereka bakal mati di sana?

Xin Yualin nyuruh Xiaoxing untuk diam dan memintanya untuk mendorong kotak-kotak itu bersama-sama dalam hitungan ketiga. Dan saat didorong malah membuat kotak-kotak itu kembali runtuh.


Hari sudah berubah jadi malam. Suara Xiaoxing dan Xin Yualin kian lemas. Sepertinya mereka teriak-teriak mulu dari tadi. Sementara ponsel Xiaoxing terus bunyi.

Shen Xun datang ke hotel bersama dengan asistennya dan ketu Su Zhan di lobi sendirian. Dimana Xiaoxing? Su Zhan berbohong. Bilang kalo dia nyuruh Xiaoxing buat beli sesuatu.

Shen Xun melarang Su Zhan menunggu di sana. Ada banyak orang keluar masuk. Su Zhan mengiyakan. Ia memakai maskernya. Ia bertanya apa Xun Jie sudah melihat Xin Yualin?

Shen Xun bilang enggak dan bertanya ada apa? Su Zhan bilang nggak papa. Pingin tahu aja. Dia lalu pamit mau ke atas.

Shen Xun lanjut jalan tapi Su Zhan masih di sana. Dia nelpon seseorang. Nggak tahu kenapa Shen Xun merasa kalo hari ini Su Zhan aneh.


Di luar ada banyak orang yang mempersiapkan set buat syuting. Xin Yualin dan Xiaoxing masih teriak minta tolong tapi nggak ada yang dengar. Dan akhirnya mereka milih berhenti. Xiaoxing merasa kalo kakinya sudah nggak bisa gerak. Kalo dia mati dia akan mati dalam keadaan lumpuh.

Tangan Xin Yualin gemetaran. Dia meminta agar Xiaoxing nggak ngomongin tentang mati.

Xiaoxing merasa kalo Xin Yualin nggak cocok dengan Yunfu. Xin Yualin menyangkalnya. Dia nggak cocok sama Xiaoxing. Sejak dia ketemu sama Xiaoxing dia selalu saja sial.

Xiaoxing melarang Xin Yualin bernostalgia. Tiba-tiba mereka mendengar seorang kru bilang soal ledakan.

Mereka jadi panik dan teriak minta tolong lagi. Xiaoxing lalu melihat ponselnya. Keduanya senang. Xin Yualin lalu mengambil ponsel itu.

Ponsel Su Zhan bunyi. Dari Xiaoxing. Xiaoxing manggil nama Su Zhan dan minta tolong. Tanpa pikir panjang Su Zhan langsung lari.

Bersambung...
Facebook Twitter