Translate

Kamis, 09 September 2021

Sinopsis The Perfect Match episode 12 part 1

All content from SET TV


Rasa asam, manis, pahit, pedas, sukacita, kemarahan, kesedihan dan kebahagiaan adalah selera kita.


Tingen sudah merasa baikan dan diperbolehkan pulang. Nenek tahu-tahu minta Tingen buat pulang ke rumah lengkap bersama Fenqing. Tujuannya biar Fenqing bisa merawat Tingen dan nenek juga bisa melihat Tingen di dekatnya.

Fenqing sudah berusaha menolak tapi nenek terus memaksanya sehingga terpaksa ia mengiyakan. Dan meski dia setuju, Fenqing yakin kalo ibunya nggak akan setuju.

Tapi apa yang Fenqing harapkan nggak sesuai dengan kenyataan. Ibunya justru dengan senang hati menyerahkan Fenqing pada keluarga Huo. Yang juga kayaknya seneng banget dengar kakaknya bakal pindah ke keluarga Huo.

Ibu juga ngasih tahu kalo nenek Tingen sudah melamar Fenqing. Apa? Melamar?

Flashback...


Nenek secara pribadi menjemput Fenqing bersama dengan Xiaobin dan menyinggung tentang acara pertunangan tadi malam. Ibu marah karena mereka bertunangan tanpa memberitahunya.

Nenek memberitahu kalo acaranya sangat mendadak. Xiaobin menambahkan kalo Tingen nggak hanya baik sama Fenqing tapi sama Yang juga. Yang membenarkan. Berkat Tingen dia telah belajar masak lagi.

Ibu merasa kalo Tingen anak baik. Dia juga menyukainya. Nenek menganggap kalo ibu sudah setuju. Ia menyinggung tentang Tingen yang baru saja jatuh sakit dan butuh Fenqing untuk merawatnya.

Nenek hanya ingin beberapa hari saja sampai Tingen benar-benar membaik. Ibu setuju. Dia lalu menyuruh Yang untuk membereskan barang-barang kakaknya.

Flashback end...


Fenqing nenolak tinggal di rumah keluarga Huo. Dia merasa seolah digadaikan. Yang meminta agar kakaknya nggak berpikir begitu. Gimanapun juga Tingen sudsh membantunya jadi pegawai magang. Fenqing nggak nyangka kalo Tingen sampai sejauh itu.

Ah Wei menemui Fenqing tepat saat ibu dan adik Fenqing mau mengantar Fenqing ke rumah keluarga Huo.

Ibu memberikan banyak wejangan buat Fenqing dan menyuruhnya cepat berangkat. Ah Wei mau ngomong sesuatu tapi dia nggak bisa menghentikan Fenqing dan hanya bisa melihatnya pergi.


Fenqing sampai di rumah keluarga Huo dan langsung berhadapan dengan seluruh anggota keluarga. Ibu Tingen yang nggak suka dengan Fenqing menakut-nakuti kalo nggak mudah jadi menantunya. Intinya dia ingin Fenqing segera putus dengan anaknya. Fenqing santai.

Seolah menantang dia bilang ke ibu kalo dia nggak akan pernah putus sama Tingen. Nenek dan Tingen kelihatan seneng banget dengan jawabannya Fenqing. Sementara ibu malah jadi tambah kesal. Dia juga nggak mau kalah sama nenek. Ternyata ibu juga mendatangkan Ruxi ke rumah.  Nenek setuju. Dan karena mereka nggak punya banyak kamar tamu akhirnya diputuskan kalo Fenqing akan sekamar sama Tingen.

Ibu Tianzhi nggak ingin Tingen menikah dengan anak keluarga Meng. Ia meminta Tianzhi untuk membantu Fenqing mengalahkan Ruxi. Dan saat ibu Tingen merencanakan agar Tingen melihat Ruxi di kamar mandi, ibu Tianzhi justru menggagalkan rencana itu. Dan orang yang Tingen lihat adalah Fenqing.

Tingen masuk saat Fenqing nggak memakai pakaian karena pakaiannya diumpetin sama ibunya Tianzhi. Fenqing teriak karena kaget dan membuat keributan sehingga semua orang datang. Ibu marah lihat Tingen berduaan sama Fenqing. Parahnya Tingen malah bilang kalo mereka mandi bersama segala jadinya ibunya tambah marah.


Ah Wei nggak bisa tenang berjualan. Dia bahkan membagikan ayamnya pada pelanggannya secara percuma. Teman-temannya khawatir Ah Wei akan bangkrut. Ah Wei berusaha menyembunyikan kesedihannya dan mengatakan kalo dia baik-baik saja. Dan saat semua orang pergi dia kembali sedih.


Tingen menata pakaiannya agar Fenqing bisa meletakkan pakaiannya. Fenqing malah masih membahas tentang insiden tadi. Seberapa banyak Tingen melihatnya. Tingen seolah nggak mau menjawabnya. Menurutnya itu nggak penting.

Tingen lalu menghindar karena harus mengangkat telpon. Dan yang nelpon ternyata adalah Xiaobin yang menanyakan malam pertama Tingen sebagai suami. Sambil melihat Fenqing Tingen bilang kalo rasanya sangat intim.

Xiaobim malah merasa risih dengarnya. Tingen lalu menutup telponnya setelah memastikan kalo semua karyawannya sudah membaik.

Bersambung...

Facebook Twitter