Translate

Kamis, 14 Oktober 2021

Sinopsis Hometown Cha-Cha-Cha episode 5 part 3

All content from tvN




Penulis: Anysti

Sinopsis lengkap: Sinopsis lengkap Hometown Cha-Cha-Cha

Sebelumnya: Sinopsis Hometown Cha-Cha-Cha episode 5 part 2

Selanjutnya: Sinopsis Hometown Cha-Cha-Cha episode 6 part 1





Acara di mulai dengan nyanyian. Hong Banjang dan Hyejin menyanyi sambil menari di depan kelas. Hong Banjang kayak menjiwai banget narinya. 


Selanjutnya Hyejin bertanya tentang penyebab gigi berlubang. Ijun mengangkat tangannya dan menjawabnya. Bakteri yang ada di mulut mengurai gula dan pati, lalu menghasilkan asam sehingga menggerus lapisan gigi.


Benar. Semuanya bertepuk tangan. Ayah sama ibunya juga bangga banget padanya. 


Selanjutnya Hyejin menunjukkan cara menggosok gigi yang benar dan terakhir sesi tanya jawab. Lah kok pertanyannya bukan soal masalah gigi tapi soal hubungan keduanya. Apa kalian berpacaran? Sudah berciuman?


Sebagai guru, Cho Hui langsung minta anak-anak untuk nggak membuat Bu dokter merasa nggak nyaman. Ih nggak ngaruh. Mereka tetap menanyakan masalah pribadi. Bahkan Bira hampir aja bilang kalo dua malam sebelumnya mereka... Ijin buru-buru menutup mulut Bora dan mengingatkan agar mereka jangan menanyakan pertanyaan yang membuat nggak nyaman. 





Akhirnya jam istirahat tiba. Anak-anak berlari keluar. Young Guk mau membereskan kursi tapi Cho Hui melarang. Ia akan membereskannya sendiri. Hwajung menyela kalo Young Guk bahkan nggak mau mengangkat pot kalo di rumah. 


Hyejin bilang ke Hong Banjang kalo Cho Hui baru pindah di sebelah rumahnya. Tapi kayak ada yang aneh sama mereka bertiga. Hong Banjang memberitahu kalo mereka sudah seperti cinta segitiga. 


Cho Hui mengajak Hwajung untuk makan malam akhir pekan nanti. Young Guk mengingatkan tentang acara mereka. Cho Hui juga mengajak Young Guk. 




Mendadak Hwajung merasa kalo giginya sakit. Hyejin mau memeriksanya dan menanyakan UKS. Setelah diperiksa Hyejin menyatakan kalo Hwajung mengalami nyeri miofasial akibat sering menggertakkan gigi. Karena saraf wajah letaknya saling berdekatan, nyeri pada otot pengunyah dan otot temporal sering dikira nyeri gigi geraham. Ia menyarankan agar Hwajung mengompresnya dengan air dingin dan panas secara bergantian dan datang ke kliniknya besok. Kalo sangat sakit ia boleh minum obat pereda nyeri.


Hwajung berterima kasih. Ia melihat Cho Hui yang sedang bicara dengan Young Guk di luar dan kayak sakit lihatnya. 







Mi Seon membeli obat diare di apotik dan malah ketemu sama Eun Cheol yang beli benang gigi. Dih malu. Ia bilang ke Eun Cheol kalo ia sakit kepala tapi petugas apotik malah ngasih obat diare sambil menanyakan kondisinya. 


Setelahnya Mi Seon buru-buru pergi tapi Eun Cheol malah mengejarnya dan memberinya saran. Kalo nggak sampai mengganggu kegiatan sehari-hari, jangan minum obat. Minum air hangat yang cukup. Minuman ion juga bagus. Daripada menghambatnya secara paksa, lebih baik mengeluarkannya secara alami.


Mi Seon nggak ngerti kenapa Eun Cheol bisa mengatakannya dengan santai. Eun Cheol mengaku pernah mengalaminya dan itu bukan hal yang memalukan. Mi Seon nggak ngerti apa emang Eun Cheol selalu baik. Ia selalu berpacaran dengan pria jahat. Ia menanyakan tipe wanita ideal Eun Cheol. 


Sampai rumah Mi Seon minum minuman ion sambil menonton drama Saeguk. Ingat apa yang Eun Cheol katakan tentang tipe wanita idealnya. Wanita yang berpenampilan santai, tapi hatinya kuat. Pekerja keras, tapi tutur katanya tenang dan berkarisma… , terutama wanita yang cocok memakai hanbok. Itu karena ia suka drama sejarah. Lah bertolak belakang sama Mi Seon. 



Hyejin dan Hong Banjang meninggalkan sekolah. Mendadak Hong Banjang mengulurkan tangannya. Hyejin ragu mau memberikan tangannya. Lah nggak tahunya Hong Banjang minta bayarannya. Ia nggak bawa uang tunai. Nanti ditransfer. Hong Banjang minta ditraktir makan. Dia lapar. 








Hyejin sengaja membawa Hong Banjang makan ke desa sebelah. Di sana nggak ada yang mereka kenal jadi nggak akan meninggalkan rumor. Setelah memesan Hyejin lalu meminta maaf atas apa yang ia ucapkan terakhir kali tentang kedudukan sosial. Lah habis itu ia malah meragukan Hong Banjang yang lulusan  teknik, universitas Nasional Seoul. Jangan-jangan latar belakang pendidikannya palsu. Ia lalu mrmberinya soal dari ujian nasional dan menyuruhnya untuk menjawabnya. 


Hong Banjang mengambil spidol dan menjawabnya di meja. Benar. Seakan nggak puas Hyejin ngasih pertanyaan lagi, lagi dan lagi. Hong Banjang bisa menjawab semuanya. Habis itu ia juga ngasih soal ke Hyejin. Hyejin sesumbar kalo ia bisa menjawabnya karena ia lulusan kedokteran. Lah lama. Ada salahnya juga. 


Belum juga selesai Hyejin menjawabnya, makanannya keburu datang. Mereka dimarahin sama pelayannya gegara mencoret-coret meja. Keduanya hanya tertawa. Hong Banjang menyayangkan Hyejin yang terselamatkan karena makanannya datang. Hyejin juga. Kalo makanannya datang sedikit lebih lambat ia pasti sudah menyelesaikannya. 




Hwajung minum obat di toilet. Ih ada uban. Ia mencabut ubannya dan ingat sama Cho Hui yang masih cantik. Katanya waktu itu adil. Tapi cuman dia yang menua. 


Ia keluar dan melihat Ijun yang sedang minum lalu duduk di sampingnya. Cho Hui mengirim pesan menanyakan perawatannya. Hhh Hwajung merasa kalo penyakitnya dari dulu adalah terlalu perhatian. Young Guk juga mengirim pesan memintanya datang untuk mengambil kantong sampah. 


Hwajung lalu melihat gigi Ijun tumbuh. Sebentar lagi semuanya akan menjadi gigi permanen. Ijun sendiri berharap semuanya cepat selesai. Kalo Hwajung malah ingin sebaliknya. Ia merasa sayang Ijun cepat besar dan memintanya agar jangan terlalu cepat besar. 







Hyejin dan Hong Banjang sudah selesai makan. Ada saus di bibirnya Hong Banjang. Hyejin mau membersihkannya pakai tisu tapi Hong Banjang mengambilnya dan membersihkannya sendiri. 


Mereka mau pulang tapi hujan mendadak turun. Hyejin mau mengambil payungnya. Ia selalu membawa payung di dalam tasnya. Kok nggak ada? Hong Banjang mengeluarkan payungnya Hyejin yang ketinggalan di rumahnya. Ia malah menggenggam tangan Hyejin dan menariknya buat hujan-hujanan. 


Hyejin kesal. Dia nggak suka basah dan lembab. Hong Banjang memintanya untuk santai. Mana ada hidup tanpa hujan? Pun kalo pakai payung juga akan tetap basah. Nggak perlu banyak mikir. Terjang aja hujannya. 


Keduanya makin asik main air. Hyejin bahkan juga mendorong Hong Banjang ke ombak. Pelayan restoran melihat mereka dari dalam restoran saat membersihkan meja. Mereka senang bermain. 








Hyejin lelah dan minta gencatan senjata dulu. Besok dia bisa sakit. Mendadak Hong Banjang meletakkan tangannya di dahi Hyejin. Tiba-tiba Hyejin ingat kejadian itu. Setelah Hong Banjang meletakkan tangannya di pipi Hyejin malam itu, Hyejin lalu menciumnya. 


Hong Banjang mengajak Hyejin pulang. Ia mengambil payung dan tas Hyejin. Hyejin memastikan apa benar nggak ada yang terjadi malam itu? 


Eobseo, jawab Hong Banjang. Keduanya hanya terdiam di bawah payung. 


Epilog





Hong Banjang menemui dokternya. Apa ia masih mengalami mimpi buruk? Dengan wajah sedih Hong Banjang membenarkan. 


Dalam mimpinya Hong Banjang berjalan di kegelapan. Mendadak sebuah tangan penuh darah menepuk pundaknya. Hong Banjang terbangun setelah menengok melihat tangan itu. 


Namun saat melihat ada Hyejin tidur di atas tangannya, membuatnya tenang. Ia menarik tangannya dan memberikan bantalnya buat Hyejin. 








Bersambung...


Facebook Twitter