All content from tvN
Penulis: Anysti
Sinopsis lengkap: Sinopsis lengkap Hometown Cha-Cha-Cha
Sebelumnya: Sinopsis Hometown Cha-Cha-Cha episode 2 part 5
Selanjutnya: Sinopsis Hometown Cha-Cha-Cha episode 3 part 2
Suara Desa Gongjin…
Deburan ombak, petikan gitar Chun Jae, suara Nam Sook, Ijun menggosok tinta, Bora berlatih taekwondo, Yoon Kyung memeriksakan kandungannya, lonceng angin nenek Gamri, dan suara langkah kaki Hyejin menerima paket.
Hyejin menerima paketnya yang diantar sama Hong Banjang. Dia menggantikan Jin Seok, kurir yang sebenarnya sedang patah tulang. Hyejin mengambil paketnya dan mau tandatangan tapi Hong Banjang bilang nggak perlu. Wajah sepertinya sulit dicari di Gongjin. Hyejin serasa terhina dan membalasnya. Dikiranya Hong Banjang tampan? Di Seoul, wajah sepertinya lebih banyak daripada bekas permen karet di jalanan.
Hong Banjang pamit. Hyejin masih belum puas dan melanjutkan nya. Lebih banyak daripada cumi-cumi yang masuk pelabuhan Gongjin pagi ini.
Hyejin mencoba pakaiannya. Ia akan pergi ke Medan perang dan harus memakai baju zirah yang lumayan. Ternyata Hyejin akan pergi ke pernikahan temannya. Ia yakin teman-temannya akan berkumpul, membicarakannya yang buka klinik di desa. Rasanya seperti ditusuk. Ini akan menjadi pertempuran berdarah.
Mi Seon sampai menilai kalo mereka para dokter gigi memang jahat. Hyejin melanjutkan kalo dia yang paling nggak jahat diantara mereka semua. Mi Seon heran. Kenapa Hyejin nggak langsung beli di toko aja?
Hyejin juga sebenarnya maunya gitu. Tapi di desa Gongjin nggak ada mal. Hanya ada satu cara untuk bertahan.
Paketnya Hyejin terus datang tanpa henti. Hong Banjang terus datang mengantarkan paket. Saking seringnya ia bahkan sambil nyanyi saat memanggil nama Hyejin. Yoon Hyejin-ssi!! Dia sampai gedheg lihatnya. Dia dirasuki hantu belanja daring? Beli apa dari berbagai negara? Amerika, Jerman, Inggris…Paketnya datang dari seluruh dunia.
Hyejin sinis. Dia hanya beli baju secara daring dan itu bukan urusannya Hong Banjang. Hong Banjang nggak habis pikir. Badannya satu, kenapa butuh baju banyak sekali? Hyejin membalas kalo teroris mode seperti Hong Banjang nggak akan mengerti.
Menurut Hong Banjang, baju itu yang penting fungsional. Ia menunjukkan pakaian yang ia pakai sebagai contohnya. Apa karena ia mulai mendapat pasien? Kalo nggak menabung dia nggak akan bisa pergi ke Seoul.
Hyejin memberitahu kalo ia akan ke Seoul hari Minggu ini. Ada urusan penting. Ia menenangkan kalo ini paket yang terakhir. Hyejin membawa paketnya ke dalam. Lah karena terlalu banyak jadinya nggak bisa dibawa sekaligus.
Hari Minggu tiba. Hyejin sudah rapi dan terakhir tinggal pakai lipstik. Mi Seon memuji warna lipstiknya yang langsung membuat wajahnya jadi cantik. Ia menyemangati Hyejin yang mau pergi ke pertempuran. Hyejin mengambil tasnya dan mengingatkan Mi Seon agar jangan lupa ngasih makan landak.
Hyejin mengambil sepatu. Padahal sebenarnya mau pakai sepatu andalannya. Gegara Hyejin pasangannya terombang-ambing di lautan.
Dan saat sampai di luar dia kaget lihat ada Hong Banjang di depan. Karena pakaiannya beda Hyejin sampai mengira kalo dia orang lain. Hong Banjang juga merasa begitu. Tapi Hyejin nggak pesan apa-apa hari ini.
Hong Banjang mengaku punya permintaan. Ia dengar Hyejin akan ke Seoul hari ini. Ia menunjukkan tiga nenek yang mau ikut ke Seoul. Mereka juga ada urusan di Seoul. Nenek Gamri mau mengantar kepiting bumbu untuk anaknya. Nenek Matyi topinya cantik dan mau ke pesta ulang tahun pertama cucu temannya. Nenek Sook Ja dapat kabar kalo pinggang anaknya terkilir, jadi, dia diminta menjaga cucunya.
Hyejin menarik Hong Banjang untuk bicara. Kenapa tiba-tiba? Hong Banjang rasa nggak papa secara mereka searah. Hyejin mau menutup mulut Hong Banjang tapi malah dikira ngajakin tos
Akhirnya Hyejin menerima untuk ke Seoul bersama para nenek. Mereka membawa banyak barang. Ada makanan juga. Hong Banjang melihat jam tangannya. Mereka akan mampir di banyak tempat.
Di perjalanan nenek Sook Ja mengeluarkan kue kentang buatannya dan menawari yang lain. Kalo dalam perjalanan harus makan sesuatu biar nggak mabuk darat. Hong Banjang dan nenek Matyi mengambil satu dan memakannya. Nenek Sook Ja juga mengambilkan buat Hyejin tapi Hyejin menolak karena sedang menyetir.
Dih nenek Sook Ja jadi kecewa. Hong Banjang mengambilnya dan menyuapi Hyejin. Jadinya Hyejin terpaksa memakannya. Nenek Sook Ja nyuruh nenek Gamri untuk makan juga. Sebenarnya nenek Gamri nggak mau. Bilangnya masih kenyang tapi nenek Sook Ja maksa jadinya ia makan satu. Dih giginya sakit. Ia malah bilang kalo kue kentangnya belum matang. Masih keras.
Nenek Sook Ja menyalahkan giginya nenek Gamri yang bermasalah. Hong Banjang jadi cemas dengarnya. Nenek Matyi nyuruh Nenek Gamri untuk memeriksakan giginya ke klinik Bu dokter dan minta dikasih harga murah.
Hyejin juga nyuruh nenek Gamri untuk datang ke kliniknya. Ia akan merawatnya dengan baik.
Ih mendadak ada sebuah mobil yang tiba-tiba mendahului dan berada di depan mereka. Hyejin buru-buru mengerem sehingga membuat kue kentang nenek Sook Ja terjatuh. Nenek Sook Ja juga sampai hampir terlempar ke depan. Hyejin merentangkan sebelah tangannya ke depan Hong Banjang seakan melindunginya.
Nggak bisa dibiarkan. Hyejin mengejarnya. Orang seperti itu SIM-nya harus disita. Hong Banjang sudah memperingatkan agar nggak usah dikejar tapi Hyejin tetap mengejarnya. Ia akan memberi tahu kesalahan yang dia lakukan. Hong Banjang melarang. Hyejin akan seperti dia kalo mengejar.
Akhirnya Hyejin bisa menyusul mobil merah itu. Ia memanggilnya dan memperingatkan agar jangan menyetir seperti itu bia hampir menyebabkan kecelakaan. Jangan mendahului tanpa menyalakan lampu sein.
Pria itu malah menanggapinya dengan santai. Yang penting nggak nabrak. Ia juga nggak menyebabkan kecelakaan. Hyejin memintanya agar nggak mengulanginya lagi. Ia bisa menyebabkan kecelakaan. Jangan sampai ada korban lain.
Ih pria itu malah balik memaki Hyejin karena membesar-besarkannya dan menyebutnya j*ang. Hong Banjang tersinggung dan menegur pria itu. Nenek Sook Ja yang paling terkejut karena kejadian tadi maju dan memaki pria itu habis-habisan sampai akhirnya pria itu pergi.
Dih makanannya jatuh ke lantai mobil. Hyejin nyuruh Hong Banjang untuk mengambil tisu untuk membersihkannya. Secara nggak sengaja Hong Banjang melihat undangan pernikahan saat mengambil tisu.
Mereka berhenti di tempat istirahat karena para nenek harus ke toilet. Hyejin menunggu dengan cemas. Lah Hong Banjang malah asik makan kentang panggang yang dibelinya. Katanya kalo di tempat istirahat paling enak makan kentang panggang.
Menurut Hyejin malah yang paling enak soddeok-soddeok. Hong Banjang menawarkan untuk membelinya tapi Hyejin menolak. Para nenek kembali. Lah mereka nggak kembali tapi malah mendatangi toko CD.
Perjalanan berlanjut. Para nenek mendengarkan CD yang mereka beli tadi sambil nyanyi-nyanyi. Hyejin merasa terganggu dan minta agar musiknya dimatikan. Ia lebih suka menyetir dengan tenang.
Akhirnya para nenek setuju untuk mematikan musik karena nggak mau mengganggu orang yang sedang menyetir. Nenek Matyi menanyakan kampung halaman Hyejin. Hyejin memberitahu kalo ia lahir di Seoul dan besar di Provinsi Gyeonggi.
Nenek Matyi juga. Ia dari Yangpyeong. Lalu menikah di usia 22 tahun dan pindah ke Gongjin. Nenek Gamri menanyakan asal leluhur Hyejin. Hyejin menjawab kalo marga Yoon dari Haenam. Nenek Gamri bilang kalo menantunya juga marga Yoon dari Haenam. Ia menanyakan klan Hyejin tapi Hyejin nggak tahu tentang itu. Nenek Gamri bilang kalo orang yang melupakan sejarahnya nggak akan punya masa depan.
Hyejin minta maaf. Nenek Matyi lalu menanyakan pekerjaan orang tuanya. Hyejin memberitahu kalo ayahnya sudah pensiun dan ibunya sudah meninggal.
Hong Banjang langsung menatapnya. Nenek Matyi juga jadi menyesal karena sudah menanyakannya. Hyejin sih nggak papa. Saat itu ia masih kecil jadi nggak banyak yang dia ingat.
Lah nenek Sook Ja mau ke toilet. Di pemberhentian selanjutnya Nenek Gamri ke toilet. Habis itu nenek Matyi. Habis itu lagi ketiganya ke toilet. Hyejin sampai kesal sendiri.
Bersambung...