All content from KBS2
Penulis: Anysti
Sinopsis Lengkap: Sinopsis lengkap Dali and Cocky Prince
Sebelumnya: Sinopsis Hometown Cha-Cha-Cha
Selanjutnya: Sinopsis Dali and Cocky Prince episode 2
Direktur Koch mencari Dali dan menanyakannya pada karyawannya. Akhirnya ia menemukan Dali di perpustakaan. Ternyata dia sudah di sana selama 3 setengah hari. Nggak makan dan nggak mandi. Hanya makan permen. Direktur Koch mengambil permennya dan memberikan sebuah undangan. Ia nyuruh Dali untuk pulang dan tidur lalu pergi ke alamat itu. Ia harus menjemput tamu penting dari bandara. Penyokong VVIP yang mengadakan pesta itu.
Dali masih malas tapi setelah direktur Koch bilang kemungkinan di pesta itu ia akan melihat Modigliani yang ia suka, ia berubah semangat dan pulang dengan senyuman.
Sampai rumah, habis mandi ia telponan sama ayahnya dan cerita tentang pesta itu. Kalo nggak gegara Modigliani, dia nggak akan mau buat hadir. Sekilas ayah dengar Dali makan keripik dan memarahinya. Tahu banget deh kalo Dali nggak makan dan tidur dengan baik. Tapi dimarahin sama ayah malah membuat Dali senang. Kayak berada di rumah. Ayah berencana untuk menemui Dali setelah pamerannya selesai. Lah Dali malah tidur.
Di tempat lain, Moohak sedang melihat chef Seok Cheon memasak Gamjatang premium yang ia yakini bisa akan memuaskan tamu hotel. Masakannya siap. Moohak mencicip bersama dengan yang lainnya. Mereka menyukai rasanya tapi Moohaknya biasa aja. Padahal dagingnya berasal dari babi Iberia. Selanjutnya adalah nasi goreng yang menggunakan kaviar Rusia.
Moohak menanyakan harganya. 180 dolar. Moohak langsung bangkit. Ia menekankan kalo Gamjatang adalah hidangan mengenyangkan yang murah untuk orang biasa. Nggak mahal, berlimpah, dan mengenyangkan. Dia nggak peduli dengan bahan-bahan yang mahal itu. Ia sampai menunda perjalanan bisnisnya yang bernilai 20 dolar hanya untuk mendengarkan omong kosongnya.
Bersama Miri, asistennya, Moohak lalu pergi dari sana untuk perjalanan bisnis. Seseorang akan menjemputnya saat ia mendarat. Mereka lalu berdebat soal kaviar Rusia. Miri melihat jam mahal Moohak dan menyarankan agar ia melepasnya. Itu terlihat mahal. Ia harus melaporkannya di bea cukai. Moohak nggak mau melepaskannya. Ia mau memakainya untuk membuat mereka kagum padanya.
Habis itu ayahnya nelpon dan marah-marah karena Moohak meminjamkan yang pada museum seni. Mereka mengirimkan pispot sebagai ucapan terima kasih. Moohak nggak mengakuinya. Ia bohong kalo ia sedang di bandara untuk perjalanan bisnis.
Lah mereka malah ketemu di pintu depan. Moohak yang nggak mau tertangkap sama Moohak mengganjal pintu pakai sepatu lalu kabur naik taksi menuju bandara.
Di taksi dia mencoba untuk nelpon tapi nggak di jawab sama Ki Cheol. Ingat pada malam itu Ki Cheol menyuruhnya untuk meminjamkan uang ke Galeri Cheongsong. Bukan minjemin uang sih tapi investasi. Moohak nggak tertarik dan mau pergi tapi Ki Cheol lalu menyinggung kalo ia bukan kakak kandungnya Moohak makanya dia nggak mau melakukannya.
Dih Moohak kesal Ki Cheol nggak bisa dihubungi. Ih peduli amat. Itu kan uangnya bukan uang ayah.
Di pesawat Moohak mendengarkan lagu seriosa sementara di Korea ayah marah-marah nyuruh asistennya untuk memblokir kartu kreditnya Moohak. Padahal orangnya sedang dalam perjalanan ke Belanda.
Sabong sedang sibuk tapi Kidong malah terdiam melihat karya seni di depannya. Lah ternyata lagi mikirin menu makan siang. Jajangmyeon apa jjamppong?
Sementara itu ayah ada di ruangannya. Kayak lagi mikirin sesuatu. Sebelumnya dia dapat telpon. Serius banget. Dia lalu pergi ke ruang lukisan dan mengambil sesuatu di baliknya. Kayaknya seamplop uang.
Sabong masuk bersama Hong Joo. Ia menunjukkan cetak biru seniman Na Ru setelah sebelumnya mengomelinya karena nggak makan dengan teratur. Sabong menyinggung karya seni itu yang harus digantung di langit-langit sedang berat instalasinya mencapai setidaknya 100 kg.
Byung Se lalu masuk dan melapor kalo ada yang aneh sama lukisan dari New York. Kayak ada yang menyentuh. Ayah memberitahu kalo saat dia turun untuk meriksa sesuatu kemarin, ia mengalami kecelakaan kecil di sana. Gong Joo lalu bilang kalo ia akan memperbaikinya.
Ayah lalu mengembalikan cetak biru itu ke Sabong dan bilang kalo mereka harus meminta Departemen Keamanan dan Fasilitas di kantor distrik dan jengerjakan rencana iyu dengan pak Hwang. Setelah mereka pergi, ayah kembali melihat amplop itu. Nggak tahu kenapa ayah lalu megangin dadanya.
Direktur Koch menemui Dali dan memintanya untuk menggantikannya menjemput Jin Hitonari, kolektor Jepang terkenal di dunia. Ibunya di rumah sakit jadi ia nggak bisa pergi.
Moohak tiba di bandara sambil telponan sama Miri. Secara nggak sengaja dia menabrak seorang pria. Ia yang mengambilkan ponselnya malah dikira mau mencuri. Lanjut jalan lagi ia lalu melihat Dali yang menjemput Mr. Jin. Sesaat mereka saling tatap. Dali juga nggak curiga. Rada lucu lihat sepatu Moohak tapi seperti yang direktur Koch bilang kalo orang kaya biasanya suka g*la. Dan ternyata Mr. Jin uang sebenarnya adalah pria yang ditabrak sama Moohak tadi.
Di mobil Dali memperkenalkan diri sembari menyetir. Moohak nggak begitu peduli sampai Dali menanyakan penerbangannya tadi. Moohak menyombongkan kalo ia berada di kelas satu dan melarang Dali untuk beli tiket kelas satu. Mending buat beli Gamjatang. 20.000 dolar kalo dibuat beli Gamjatang bisa dapat...
Dali menghitungnya dan menyebutkan jawabannya sebelum Moohak. Ih habis itu dia malah minta maaf karena mendahuluinya. Moohak nggak mempermasalahkan. Itu bagus buat dia nggak mudah ditipu.
Akhirnya mereka tiba di tempat pesta. Moohak sedikit bingung. Tempatnya tampak mewah. Dikiranya tempat pestanya ada di peternakan. Mereka masuk. Keduanya lalu disambut sama yang punya acara, Nyonya Bronckhorst. Dali mengenalkan Moohak sebagai Jin Hitonari. Dia juga disapa sama yang lainnya lalu diminta untuk menilai sebuah lukisan.
Dih bingung. Seperti yang Miri bilang kalo itu buat membangun hubungan baik agar kesepakatannya berjalan lancar. Akhirnya ia asal bicara tapi Dali menerjemahkannya lain. Semua orang senang dengarnya. Sampai ia menunjuk sebuah lukisan babi yang menurutnya paling menarik. Bukannya ngomongin soal lukisan, Moohak malah ngomentarin babinya. Dali juga jadi bingung dan akhirnya menerjemahkannya apa adanya. Lah habis itu semua orang malah jadi bingung. Ternyata lukisan itu bukan karya pelukis terkenal tapi lukisan karya neneknya nyonya Bronckhorst.
Moohak pergi untuk makan dan mengambil minuman. Ia melihat Dali memandangi lukisan tadi dan menghampirinya lalu memberikan salah satu minumannya. Dali nggak mau minum karena dia harus mengemudi. Akhirnya Moohak meminumnya sendiri. Mereka lalu membicarakan tentang harga lukisan itu. Kalo asli harganya bisa sampai 120 juta euro atau 160 juta dolar. Moohak kaget banget dan sampai keselek.
Dalri panik dan membantunya sampai cerinya keluar. Dih malah melayang tepat di mata lukisan itu. Nyonya Bronckhorst datang dan mengambil ceri itu. Matanya berlubang. Melihat lukisannya rusak membuatnya marah dan memaki Moohak. Belum lagi habis itu Dali bilang kalo lukisan itu palsu. Itu bukan karya asli Modigliani melainkan lukisan palsu karya Elmyr de Hory.
Nyonya Bronckhorst nggak mempercayainya dan akhirnya keduanya diusir keluar. Moohak khawatir kalo mereka akan diminta untuk bertanggung jawab tapi Dali bilang kalo lukisannya palsu. Moohak lega dengarnya tapi amat menyayangkan sekarang ia kehilangan penyokong besar. Padahal dia berencana untuk ngasih tahu setelah pesta berakhir.
Moohak yang berpikir kalo Dali dapat beasiswa dari peternakan babi, menenangkan kalo Dondon F dan B akan memberinya beasiswa mulai sekarang. Dali bingung. Dondon F dan B? Akhirnya dia tahu kalo Moohak bukanlah Jin Hitonari.
Dali Panik dan berlari pergi. Mereka menuju bandara. Moohak berusaha untuk nelpon Jin Hitonari tapi nggak dijawab. Moohak menyalahkan Dali yang mengajaknya ke pesta itu tanpa memastikan identitasnya terlebih dulu. Dali nyalahin balik Moohak yang bilangnya Mr. Jin. Lah emang namanya Jin Moohak.
Sesampainya di bandara mereka juga nggak bisa menemukannya. Dali frustasi banget dan menyalahkan diri sendiri. Moohak berpikir kalo nggak ada yang bisa mereka lakukan. Ponselnya mati. Para pekerja sudah pulang. Mereka nggak bisa melaporkannya hilang karena dia bukan anak kecil.
Dali takut terjadi sesuatu pada Mr. Jin Hitonari. Moohak menghiburnya dan mengulurkan tangan.
Selanjutnya Dali mengantar Moohak ke hotel. Sayang kartunya nggak bisa digunakan. Moohak nelpon pak Kim dan memintanya untuk membereskannya tapi pak Kim nggak mau. Takut sama ayahnya.
Moohak berbohong kalo semuanya sudah beres dan nyuruh Dali untuk pulang. Dali tahu kalo Moohak bohong.
Di Korea, ayahnya Dali lagi bicara sama Ki Cheol. Ki Cheol menyesalkan ayah yang mengirim pispot segala. Ada yang datang jadi ayah keluar untuk menemuinya. Nggak tahu siapa yang datang. Orang itu memanggil ayah dengan paman. Ayah berniat untuk menyingkirkannya.
Akhirnya Dali mengajak Moohak pulang. Moohak pikir Dali adalah mahasiswa miskin, tapi tahunya rumahnya sangat mewah. Dali memberitahu kalo itu rumah Nona Prinsen.
Moohak ingat kalo dari tadi Dali belum makan. Perutnya Dali juga bunyi. Moohak membuka kulkas dan melihat ada banyak bahan makanan di sana. Ia lalu memasak buat Dali sementara Dali menghubungi kenalannya dan menanyakan tentang Mr. jin Hitonari.
Nggak ada hasil. Makanan sudah siap. Moohak mengambil laptop Dali dan menyuruhnya untuk makan dulu. Dali nyicip sesuap dan rasanya hmm enak. Moohak sesumbar kalo ia bisa membuat pedagang di pasar menghabiskan uang darurat mereka untuk masakannya pada usia 11 tahun. Kalo mereka di rumahnya ia sudah membuat masakan mewah. Ia memuji Dali yang menyukai seni dan bekerja di bidang seni sambil belajar.
Dan saat Dali bertanya apa dia juga suka seni ia pun membenarkannya. Bahkan ada lukisan besar di ruang tamunya. Itu adalah lukisan uang 50.000 won. Makanya saat Dali menanyakan apa nama lukisannya dan karya siapa ia nggak bisa memberitahunya.
Selanjutnya Moohak mandi dan Dali mau berganti pakaian. Mendadak listrik mati. Dali berteriak karena kesandung kursi. Moohak khawatir dan keluar dari kamar mandi untuk mencarinya. Lah malah jatuh juga kesandung robot penyedot debu. Seketika listrik menyala. Dan ternyata ia jatuh di atas Dali.
Bersambung...