All content from tvN
Penulis: Anysti
Sinopsis lengkap: Sinopsis lengkap Hometown Cha-Cha-Cha
Sebelumnya: Sinopsis Hometown Cha-Cha-Cha episode 3 part 1
Selanjutnya: Sinopsis Hometown Cha-Cha-Cha episode 3 part 3
Ketiga nenek itu akhirnya turun. Hong Banjang heran kenapa Hyejin sangat tenang? Ia kira Hyejin akan meledak. Hyejin mengaku sebagai orang yang adil. Mereka pernah membantunya jadi, ia sedang membalas budi.
Hyejin justru merasa kalo Hong Banjang harus mengakui satu hal. Sebenarnya kejadian hari ini nggak sopan, berlebihan, dan Keterlaluan. Hong Banjang memuji rimanya bagus. Ia menunjukkan tiga nenek tadi nggak mungkin naik bus sambil menahan buang air kecil. Kalo dia yang mengantar maka mereka harus naik truk yang nggak nyaman. Ia memuji Hyejin yang sudah berbuat baik.
Hyejin menyindir Hong Banjang yang suka ikut campur. Ia mau mengomelinya lagi tapi Hong Banjang minta diturunkan.
Setelahnya Hong Banjang masuk ke pusat kesehatan. Eh klinik urologi???
Hyejin datang ke acara perkawinan dan makan bersama teman-teman kuliahnya. Hyejin datangnya terlambat tapi mereka masih sempat berfoto bersama.
Sambil makan mereka membicarakan tentang Hyejin yang datang dari desa. Belum lagi teman Hyejin yang lain pamer kalo habis buka klinik di Gangnam. Tiap tahun pajaknya 300 juta won. Ia juga memamerkan cincin berliannya.
Hyejin juga nggak mau kalah. Bilangnya pedesaan sudah nggak seburuk itu. Semuanya sudah maju. Nggak kalah dengan Napoli dan Santorini. Selain itu, kliniknya sangat menjanjikan. Ia satu-satunya dokter gigi di sana, jadi, pasiennya banyak sekali. Bahkan ada berita bahwa pendapatan dokter di desa lebih besar daripada di kota.
Setelah acara selesai Hyejin jalan sambil menggerutui temannya. Mendadak langkahnya terhenti lihat ibu yang mengantar perkawinan putrinya.
Hong Banjang mendadak menghampiri Hyejin. Ia pikir Hyejin melihatnya karena iri mau menikah juga. Hyejin membantahnya. Ternyata Hong Banjang tahu Hyejin di sana habis melihat undangannya. Dia juga ketinggalan ponsel di mobilnya Hyejin.
Hyejin takut dilihat sama teman kuliahnya dan mendorong Hong Banjang pergi dari sana. Ih tanpa dia sadari ada seorang temannya yang mengambil gambarnya.
Keduanya dalam perjalanan pulang ke Gongjin. Sebenarnya Hong Banjang nggak berniat untuk menumpang pulang. Ia minta diturunkan di terminal. Lah orang terminalnya sudah terlewat.
Hong Banjang berpesan agar Hyejin bilang kalo lelah. Ia akan menggantikannya menyetir. Hyejin melarang. Dia nggak suka orang lain menyentuh barangnya. Apalagi mobil barunya.
Hyejin yang melewati sungai Han jadi pingin minum anggur di pinggir sungai Han. Hong Banjang nggak mau kalah. Lebih enak minum makgeolli sambil memandang laut. Hyejin melihat sebuah restoran dan bilang kalo pastanya enak. Hong Banjang bilang kalo lebih enak makan mi instan dengan kepiting di atas kapal. Hyejin sinis. Nggak percaya harus meninggalkan Seoul dan kembali ke desa pinggiran. Hong Banjang malah merasa penat di Seoul. Dimana-mana gedung. Ia ingin segera sampai di Gongjin. Hong Banjang minta dinyalakan pendingin. Hyejin menyuruhnya untuk menyalakannya sendiri tapi saat Hong Banjang mau menyalakannya malah ditepuk. Jangan sentuh barangnya.
Hwajung sama Eun Cheol melihat sampah yang dibuang orang di bawah tiang listrik. Padahal sudah ditulis jangan buang sampah di sana kalo enggak akan didenda satu juta won. Padahal Hong Banjang sedang nggak ada karena lagi ke Seoul.
Eun Cheol merasa kalo belakangan Hong Banjang sering pergi ke Seoul. Mi Seon lewat dan bilang kalo Hyejin juga ke Seoul. Ia lalu melihat Eun Cheol dan mengenalinya sebagai pasiennya. Kayak orang lain kalo pakai seragam. Padahal pas diperiksa kemarin ia tampak takut dan gemetar.
Eun Cheol membantahnya.
Hyejin dan Hong Banjang masih di jalan padahal sudah malam. Hong Banjang terbangun. Dia tidur sepanjang perjalanan. Bahkan nggak bangun saat macet. Hong Banjang nyaman banget tidurnya soalnya mobilnya baru.
Hyejin mengeluhkan ia yang menyetir seharian. Hong Banjang balik nyalahin Hyejin yang nggak mau digantikan menyetir. Hyejin pikir Hong Banjang bisa mengajaknya mengobrol. Hong Banjang mengingatkan kalo Hyejin bilangnya suka menyetir dengan tenang.
Hong Banjang membaca pesan dari Hwajung yang ngasih tahu kalo akan ada rapat darurat karena ada yang membuang sampah sembarangan. Hong Banjang lalu minta Hyejin untuk mengantarnya ke restoran sasyimi soalnya ada rapat darurat. Dia malas kalo jalan kaki. Ih Hyejin makin kesal. Dikiranya dia sopirnya?
Hyejin sudah sampai rumah. Mendadak ada yang mengunggah fotonya sama Hong Banjang di grup teman kuliahnya. Lah heran. Kapan mereka mengambilnya. Mereka mengira kalo Hong Banjang adalah pacarnya.
Hyejin mau membalas bilang kalo dia hanya kenalannya tapi nggak jadi gegara teman-teman nya bilang kalo Hong Banjang tampan. Ketemunya dimana?
Hyejin lalu membalas kalo Hong Banjang bukan pacarnya. Dia nggak tertarik dengannya tapi dia terus mengejarnya. Ia lalu memperbesar foto itu melihat wajah Hong Banjang. Tampan apanya?
Hong Banjang juga sudah di rumah dan sedang membuat lilin. Ingat saat di mobil. Hyejin mengomelinya yang malah tidur saat ia capek nyetir. Tapi habis itu malah mengubah posisi tempat duduknya biar nyaman. Hyejin nggak lihat kalo sebenarnya Hong Banjang sempat terbangun dan melihatnya tersenyum.
Malam makin larut. Hong Banjang yang sedang tidur mendadak terbangun karena mimpi buruk. Ia lalu bangun dan minum obat penenang.
Esok harinya Hong Banjang mengajari Chun Jae cara membuat kopi yang enak. Setelah dikasih penjelasan Chun Jae langsung paham.
Hyejin datang. Heran lihat Hong Banjang di sana. Dia juga kerja di sana. Emangnya tahu cara mengekstrak kopi? Hong Banjang menyuruhnya untuk mencicipi kalo penasaran.
Chun Jae melanjutkan kalo Hong Banjang bukan orang biasa. Dia barista berlisensi dan sekarang sedang mengajarinya. Hong Banjang nyuruh Chun Jae untuk kenyang air lagi lalu memberikannya pada Hyejin. Chun Jae mengambil alih sementara Hong Banjang pergi. Lah tahunya Hyejin malah pesan latte dan minta dikasih banyak sirop.
Bersambung...