Translate

Selasa, 12 Oktober 2021

Sinopsis Hometown Cha-Cha-Cha episode 4 part 3

All content from tvN




Penulis: Anysti

Sinopsis lengkap: Sinopsis lengkap Hometown Cha-Cha-Cha

Sebelumnya: Sinopsis Hometown Cha-Cha-Cha episode 4 part 2

Selanjutnya: Sinopsis Hometown Cha-Cha-Cha episode 5 part 1




Young Guk dan Yong Hun sedang membicarakan tentang Hong Banjang yang berhasil menangkap orang m*s*m. Dia dah kayak Superman dan Iron Man. 


Cho Hui mendadak datang karena mau mendaftarkan kepindahannya. Young Guk yang tadinya bertingkah konyol berubah jadi serius dan menunjukkan tempatnya pada Cho Hui. 


Namsuk akhirnya menemukan Hwajung di jalan. Dia mau ngasih tahu yang dilihatnya kemarin tapi nggak enak mau ngomongnya.


Young Guk mengawasi Cho Hui yang sedang mengisi formulir. Dan saat melihat kalo dia oindah sendiri...dih senangnya. Cho Hui belum menikah. Cho Hui menyinggung Young Guk yang sudah menikah. Young Guk membenarkan. Tapi ia menekankan kalo saat ini ia benar-benar lajang. 






Hwajung datang bersama Namsuk. Melihat Cho Hui ia menanyakan kabarnya. 


Yong Hun datang dan memanggil Hwajung Nyonya Chang karena kekang sudah kebiasaan. 


Young Guk dengan keras memperingatkannya agar jangan pernah memanggilnya seperti itu lagi. Dengan formal ia nyuruh Yong Hun untuk mengambilkan kantong sampah untuk Hwajung. Dan selagi Hwajung mengambil kantong sampah, Young Guk mengajak Cho Hui untuk pergi dari sana. 


Hwajung kembali dan mendapati keduanya sudah nggak ada. Namsuk ngasih tahu kalo mereka pergi berdua. Ih Hwajung geram banget sampai meremas ujung kantong sampah yang dipegangnya. 


Sekembalinya ke rumah, Hwajung memasukkan semua lauk yang dibawanya kembali ke kulkas. Itu buat persediaannya selama sebulan. 




Mi Seon menawari Hyejin makan siang. Ia akan keluar untuk beli roti lapis. Hyejin nitip seperti biasa. Ia juga berpesan agar Mi Seon ngasih tahu padanya semua yang terjadi padanya. Hanya Mi Seon teman yang ia punya. Mi Seon mengiyakan. Ara. 


Di jalan Mi Seon nggak sengaja mau papasan sama Eun Cheol. Nggak nyaman ia memilih untuk menghindar. Di luar dugaan, Eun Cheol memanggilnya dan menyebutkan slogan mereka. Nggak hanya itu. Ia juga ngasih kartu namanya ke Mi Seon sambil berpesan agar ia jangan memendamnya sendiri kalo hak seperti itu terjadi lagi. Ih Eun Cheol gugup kayaknya. Dia sampai mau menuju ke arah yang sebaliknya. 

,




Hyejin yang masih di ruangannya dapat pesan dari Hong Banjang terkait pria m*s*m itu. Dia mengakui kejahatannya dan akan segera diselidiki oleh Unit Kejahatan Terhadap Perempuan. Hyejin baru nyadar kalo dia belum berterimakasih sama Hong Banjang. 


Karena itulah Hyejin ke rumah Hong Banjang sepulang kerja sambil bawa anggur dan sekeranjang buah. Hong Banjang nggak ada. Ia mau meninggalkan bawaannya di depan rumah dan pergi. Lah malah balik lagi. Sayang kalo ngasih anggurnya. Mahal dan rasanya sangat enak. Ih nggak jadi. Harus tulus kalo mau ngasih. Dih bingung. Kasih nggak ya. 


Mendadak Hong Banjang muncul. Hyejin sampai terduduk. Kaget banget. 




Keduanya sudah di dalam. Sambil menyiapkan makanan, Hong Banjang menyindir monolognya. Jadi Hyejin ikut masuk karena sayang banget sama anggurnya dan mau meminumnya bersama.


Hyejin memperhatikan rumah Hong Banjang. Nggak kayak rumah bujangan pada umumnya. Ada banyak buku dan piringan hitam. Hong Banjang sendiri mengoleksinya dan berharap harganya akan naik suatu saat nanti. Dih bagi Hyejin itu cuman sampah. 


Dia lalu melihat fotonya Hong Banjang sama kakeknya. Foto yang sama sama yang dia lihat di studio foto. Kakeknya sudah meninggal saat ia SMP dan orang tuanya meninggal saat ia umur 6 tahun. Dih Hyejin jadi merasa nggak enak. 





Mereka lalu duduk bersama untuk minum. Hyejin menyombongkan anggurnya yang berasal dari wilayah Rhône, Prancis selatan. Karena ini anggur tua, ini harus didekantasi. Yaitu menuangkan anggur ke wadah lain tanpa mengganggu endapannya…


Hong Banjang memberitahu kalo karena sudah tua, aromanya akan hilang jika melakukan itu. Dan sebenarnya ia juga sudah membukanya saat mereka masuk tadi. 


Hyejin menuangkannya ke dalam gelas masing-masing lalu memamerkan kemampuannya minum anggur. Hkk malah keselek. Jadinya perih hidungnya. 


Hong Banjang menyuruhnya minum dengan cara biasa lalu menunjukkan cara yang benar. 



Eh ada Sung Hyun dan June datang ke kafenya Chun Jae. 




Hyejin dan Hong Banjang mengobrol sambil minum anggur. Nggak nyangka kalo dia pandai menyanyi. Kalo dia minta apa Hong Banjang akan bernyanyi? Hong Banjang malah menyuruhnya pulang. 


Habis itu Hyejin menyinggung kedekatannya dengan para polisi. Ternyata itu karena ia pernah dua kali mendapatkan penghargaan sebagai warga pemberani. Ia menangkap pencopet di jalan dan menyelamatkan kakek mabuk yang tidur di rel. Ia dapat hadiah satu juta won dan dia belikan kulkas baru untuk pusat warga senior.


Lah anggurnya habis. Hyejin melirik ke rak belakang Hong Banjang. Hong Banjang nggak bisa kalo ngasih itu dan menggantinya dengan wiski. 



Ju Ri diminta ayahnya untuk membantu menyajikan makanan ke pelanggan. Kebetulan itu mejanya June. Sebenarnya dia sempat memperhatikan June tapi dikiranya June hanyalah seorang peniru. Tapi rada mirip sih. Sung Hyun sih cuman ketawa. Di sana nggak ada yang mengenalinya. 





Hyejin dan Hong Banjang masih minum. Hong Banjang pikir Hyejin sudah mabuk tapi Hyejin membantahnya. Ia hanya merasa ada di atas awan. Ia nggak pernah mabuk karena ia selalu menahannya. Ia benci mabuk. Nggak bisa mengontrol diri, menjadi lemah, dan menjadi lebih jujur. Saat ia hampir mabuk, ia mengepalkan tangannya. 


Hong Banjang mengeluhkan hidupnya yang melelahkan. Kepalan tangannya juga kecil. Ia mengepalkan tangannya juga dan membandingkannya. 


Hyejin menyinggung Hong Banjang yang tinggal sendirian. Apa ia nggak kesepian? Hong Banjang membantah. Warga Gongjin sudah seperti keluarganya. Ia tinggal di sana sejak lahir. Hyejin menanyakan apa Hong Banjang nggak pernah meninggalkan Gongjin tapi Hong Banjang nggak mau menjawabnya. 





Hyejin mengaku takjub padanya. Mereka hidup di dunia yang beda. Kalo penguin Antartika bertemu beruang kutub dari utara, apa mereka seperti ini juga? Lah kan keduanya sama-sama dari tempat yang dingin. 


Hyejin lalu memperbolehkannya untuk menanyakan satu hal dan ia akan menjawabnya apapun itu. Hong Banjang menanyakan alasan Hyejin datang ke Gongjin. Jangan bilang untuk mencari uang dari membuka klinik gigi. Ia bisa melakukannya dimanapun, nggak harus di Gongjin. 


Mendadak Hyejin merasa kalo wajahnya panas. Hong Banjang melarangnya untuk menjawab kalo nggak mau. 


Saat kali pertama aku ke Gongjin… adalah pada hari ulang tahun ibuku. Sangat menyedihkan bahwa begitu kau meninggal, orang-orang nggak mengingat ulang tahunmu. Keberadaan ibuku perlahan mulai memudar. Andai dia masih hidup, usianya 60 tahun hari itu. Aku akan sering bepergian dengannya dan membelikan tas mahal. Namun, nggak perlu seperti itu. Makan bersama saja sudah cukup. Sebelum ibuku meninggal, kami sekeluarga berwisata ke Gongjin. Aku pasti sudah gila. Aku pasti sangat mabuk. Wajahku panas sekali. Sepertinya aku demam.


Hong Banjang yang sedari tadi memegang wadah es menyentuh pipi Hyejin dengan kedua tangannya. Ough...esnya sampai meleleh. 


Epilog




Jadi pas Hong Banjang selesai berselancar, dia ditelpon sama nenek Gamri yang ngasih tahu kalo ada keributan di klinik gigi. 


Hwajung, Namsuk dama Geum Cheol masih menyayangkan karena nggak dibantu sama Hong Banjang. Hwajung ngasih tahu kalo Hong Banjang adalah tipe orang yang bekerja dan bermain saat ia ingin. Ia nggak akan pernah mau bekerja di hari liburnya. 


Lah habis itu Hong Banjang malah berlari melewati mereka seakan terburu-buru mau ke suatu tempat. 









Bersambung...


Facebook Twitter