Translate

Selasa, 05 Oktober 2021

Sinopsis Hometown Cha-Cha-Cha episode 2 part 3

All content from tvN




Penulis: Anysti

Sinopsis lengkap: Sinopsis lengkap Hometown Cha-Cha-Cha

Sebelumnya: Sinopsis Hometown Cha-Cha-Cha episode 2 part 2

Selanjutnya: Sinopsis Hometown Cha-Cha-Cha episode 2 part 4



Hong Banjang menghampiri Hwajung dan minta  semangkuk yukgaejang. Hwajung menanyakan bau ikan bakar di restorannya apakah bau dan Hong Banjang bilang enggak. Hwajung juga kan selalu membakar ikan segar yang baru di tangkap. 


Kepala desa Gongjin, Yeong Guk mengumumkan tentang pesta warga senior dan menghimbau agar warga yang belum datang untuk segera datang. 





Chun Jae masih bersama Hyejin. Ia ngomongin soal lagunya yang kalah saing sama Seo Taiji and Boys pada tahun 1993. Ia juga cerita kalo album keduanya terhenti karena manajernya kabur dengan membawa semua uang produksinya. Saat ia mencarinya orang-orang sudah melupakannya. Ia lalu menetap di Gongjin dan bertemu seorang wanita. 


Hyejin malas dengar lagi dan pamit ke toilet. Ia lalu ketemu sama Hong Banjang dan ditawarin semangkuk yukgaejang tapi ia menolak. Hong Banjang pikir Hyejin masih diet tapi ternyata ia menolak karena menurutnya makanannya nggak bersih dan dimasak di lingkungan yang buruk. Hong Banjang sampai menilai kalo Hyejin adalah orang Seoul yang congkak. 


Habis itu Hyejin dapat telpon dari Mi Seon. Katanya Mi Seon sedang belanja untuk pacarnya yang selalu sibuk. Mi Seon terganggu dengan suara di tempatnya Hyejin. 








Hyejin lalu masuk ke sebuah ruangan sementara Chun Jae sedang menyanyi di luar. Hyejin menyesal sudah datang ke pesta warga senior. Tadinya dia ingin mempromosikan klinik giginya. Mereka memanggang daging, membuat sup, dan bernyanyi di lapangan yang berdebu. Selain itu, kenapa nenek-nenek harus makan menggunakan tangan?


Mi Seon menertawakan. Kombinasi lengkap hal-hal yang kamu benci, ya?


Geum Cheol mendadak mematikan lagunya sehingga semua orang mendengarkan apa yang Hyejin katakan di dalam. 


Aku nggak suka semuanya. Seharusnya aku tetap di Seoul saja. Ada pria paruh baya yang memiliki kafe di sini. Dia penyanyi yang tak terkenal. Namanya Oh Yoon. Dia juga nggak kenal. Dia terus bercerita tentang dirinya, padahal aku nggak nanya. Manajernya kabur membawa uangnya, jadi, dia nggak bisa merilis album kedua. Bukankah itu hanya alasan? Kalau mampu dan bertekad, seharusnya dia sudah sukses, kan?


Hong Banjang mau masuk dan menghentikannya tapi Chun Jae malah menahan tangannya. Dia nggak papa. 


Hyejin merasa kalo orang yang hidup…sambil menyalahkan masa lalu adalah pengecut dan payah. Mi Seon sendiri nggak sependapat sama Hyejin. Ia justru kasihan pada orang yang meninggalkan impiannya di masa lalu. Impian yang nggak terwujud akan selalu tersimpan di hati. 


Hyejin terdiam dengarnya. Mi Seon menyudahi karena ia harus membayar di kasir. Setelahnya Hyejin keluar dan semua orang menatapnya. Hal itu membuat Hyejin nggak nyaman. Hong Banjang juga kayak marah banget lihat dia. 


Hwajung menegur Young Guk yang membiarkan mikrofon nya menyala. Young Guk lalu masuk untuk mematikannya. 


Chun Jae terluka banget dan pergi dari sana. 





Hong Banjang menemui Chun Jae. Chun Jae nyuruh Hong Banjang untuk memfoto para nenek dan bukannya mengejarnya. Hong Banjang beralasan kalo fotonya sudah banyak. Ia lalu menanyakan keadaan Chun Jae dan menenangjan kalo Hyejin nggak tahu apa-apa tentangnya. Nggak usah terlalu dipikirkan. 


Chun Jae malah merasa kalo apa yang Hyejin katakan benar. Hidupnya memang payah. Hong Banjang membantahnya. Chun Jae punya pelanggan yang suka sama lagunya dan anak perempuan yang cantik. Ia menawarinya minum untuk memperbaiki suasana hati tapi Chun Jae menolak karena ia harus menyiapkan makanannya Ju Ri. Dia nggak mau diajak makan siang di pesta untuk warga senior. Ia memarahinya. Tapi sekarang dia bersyukur Ju Ri nggak datang. Ia lalu bangkit dan pergi. 



Di rumah Hyejin memasang iklan mencari asisten dokter gigi di Gongjin. Ia jadi teringat kejadian tadi dan menyesal. Harusnya dia tutup mulut. Rasanya ia nggak mungkin membuka klinik dan mau berkemas. 





Paketnya mendadak datang. Ia keluar untuk mengambilnya. Dikiranya paketnya akan lama sampainya karena itu dari luar negeri. Kurirnya mengiyakan dan membuka topinya. Hong Banjang?


Hong Banjang menatapnya tajam. Dikiranya kamu hebat? Kamu cerdas, nilaimu bagus, dan menjadi dokter. Hidupmu tanpa kesulitan. Tentu nggak selalu, tapi penghalangmu hanyalah hal sepele seperti polisi tidur. Saat berhasil melaluinya, kamu berpikir nggak ada yang mustahil asal punya tekad.


Hyejin malas dan minta Hong Banjang untuk berhenti kalo mau ngomongin soal yang tadi. Dia nggak mau dengar hal itu dari Hong Banjang. Hong Banjang malah melanjutkannya. Kamu seenaknya membicarakan kehidupan orang lain, tapi nggak suka orang lain mengkritikmu? Dengar, Dokter. Sepertinya kamu nggak mengerti. Hidup nggak selalu adil bagi semua orang. Ada orang yang jalannya penuh lubang dan tidak mulus. Ada juga orang yang berlari sekuat tenaga, lalu menemui jurang di ujung jalannya.


Hyejin kembali ke rumah dengan perasaan kesal. Ia bahkan menjatuhkan paketnya seakan itu nggak penting lagi. 






Ada yang datang lagi. Dikiranya itu Hong Banjang lagi yang mau marahin dia tapi tahunya Mi Seon. Dih maskara nya luntur. Dia juga bawa koper. Katanya dia datang dengan baik taksi. Biayanya 200.000 won. 


Hyejin mengajaknya masuk dan membawakan kopernya. Mi Seon cerita kalo setelah ia belanja dan datang ke rumah pacarnya, ia menemukan wanita dengan rambut dibelah elegan sedang memakai kemeja pacarnya. Dia baru datang setelah penerbangan. Pramugari.


Mereka sama-sama nggak tahu sampai b*d*b*h itu muncul. Ia dan wanita itu memukulnya dengan isi tas belanjaannya. Ia dengan daun bawang dan wanita itu dengan sebungkus bawang bombai. 


Hyejin mengajak Mi Seon untuk kembali ke Seoul untuk membunuhnya. Mi Seon nggak mau dan nyuruh Hyejin untuk menutup iklan lowongannya. Hyejin nggak nyangka kalo Mi Seon akan bekerja dengannya. Mi Seon minta kenaikan gaji sepuluh persen dan akomodasi. Hyejin langsung setuju dan mereka pun berpelukan. 








Klinik Hyejin akhirnya buka. Dih Hyejin gugup banget. Jam 9 pagi dan tutup jam 6 sore. Nggak ada satupun pasien yang datang. 


Keduanya akhirnya pulang. Mi Seon rasa promosinya kurang. Ia menawarkan untuk mencoba pemasaran daring. Pengikut media sosialnya ada 50.000.


Mereka melewati toko kelontong Bora. Hyejin menyapanya tapi Yoon Kyung nggak menjawab dan masuk ke toko. Selanjutnya Hyejin ketemu Nam Sook, dia juga membuang muka dan pergi ke toko Yoon Kyung buat beli sampo. 


Habis itu mereka ketemu Chun Jae. Dih Hyejin nggak berani lihat wajahnya. Chun Jae juga merasa nggak nyaman. Ia memakai earphone nya lalu pergi. 


Hyejin sampai mau nangis. Diam-diam Hong Banjang melihatnya dari tempatnya. 





Sampai rumah barulah Hyejin cerita semuanya ke Mi Seon. Dih patah. Ia menyesalkan Hyejin yang nggak ngasih tahu dari awal. Hyejin nggak ngasih tahu karena takut Mi Seon nggak mau tinggal dengannya. 


Mi Seon nggak habis pikir. Menurutnya Hyejin bukan teman, tapi penipu pekerja. Hyejin juga bingung harus gimana. Semua orang sudah tahu. Mi Seon memberitahu kalo klinik pribadi adalah bisnis lokal. Nggak ada jalan keluarnya. Ia nyuruh Hyejin untuk membereskan semuanya lalu kembali ke Seoul. 


Hyejin merasa nggak bisa. Ia sudah keluar banyak uang soalnya. Mi Seon pikir itu lebih baik. Kalo Hyejin terus melanjutkannya maka ia akan terjebak tanpa jalan keluar kayak ayahnya. 


Lah Hyejin malah pergi. 


Bersambung...


Facebook Twitter