Translate

Selasa, 21 Desember 2021

Sinopsis One Ordinary Day episode 1 part 2

All content from Coupang Play



Penulis: Anysti

Sinopsis Lengkap: Sinopsis Lengkap One Ordinary Day

Sebelumnya: Sinopsis One Ordinary Day episode 1 part 1

Selanjutnya: Sinopsis One Ordinary Day episode 2


Nggak lama kemudian tempat itu sudah ramai sama polisi. Kapten Park datang. Ia sempat melihat Hyunso di dalam mobil polisi. Polisi menghamppirinya dan memberitahukan yang terjadi. Kapten Park menanyakan tentang Hyunso. Polisi wanita itu memberitahunya dan disuruh membawa Hyunso ke kantor polisi. Hyunso turun dari mobil polisi yang ditumpanginya dan pindah ke mobil polisi yang lain untuk dibawa ke kantor. 


Dua polisi yang membawa Hyunso membicarakan tentang gadis yang meninggal itu. Usianya 25 tahun dan ia ditusuk sebanyak 13 kali. Polisi yang nggak menyetir menggunakannya untuk membeli lotrre dan berharap bisa menang. Hyunso ragu-ragu bertanya apa wanita itu mati? Polisi yang menyetir menjawab mungkin. Ia menanyakan apa Hyunso saksi? Hyunso membantah. Polisi itu memperhatikan wajah Hyunso melalui kaca spion. 


Mereka sampai di kantor polisi dan Hyunso diminta untuk duduk di sofa sampai kapten Park tiba. Hyunso merasa gelisah. Di telapak tangan kanannya ada luka sayatan. 


Kapten Park masih di lokasi. Gadis itu ditusuk menggunakan pisau tanpa gerigi yang ukurannya  sekitar 15 cm. Nggak ada sidik jari, mungkin pembunuhnya memakai sarung tangan. Kapten Park lalu memperhatikan wajah gadis itu. 


Di kantor polisi, Hyunso mau nelpon orang tuanya tapi ragu. Polisi datang membawa penjahat. Hyunso gugup lihatnya. Ia megangin jaketnya yang ada pisau di sakunya lalu menutup resletingnya. 


Pria yang mobilnya ditabrak sama Hyunso bicara sama polisi. Dan saat ia melihat kapten Park ia seperti nggak nyaman lalu menghindar. Kapten Park malah kayak tertarik padanya dan menghampirinya. Saat pria itu nggak mau bilang apa-apa, Kapten Park minta polisi tadi buat mengulangi apa yang pria itu katakan, kata demi kata.

 

Hyunso melihat sekitar. Orang-orang pada sibuk. Ia bangkit dan berniat pergi dari sana tapi malah ketemu sama kakek yang jadi saksi. Nggak mau ketahuan, ia pun berbalik dan duduk di depan penjahat yang datang setelah dirinya. 


Ayah Hyunso keluar dan baru menyadari kalo taksinya nggak ada. Ayah lalu nelpon Hyunso tapi Hyunso nggak mau menjawabnya. Ia mau pergi tapi nggak jadi lagi pas lihat Kapten Park datang. Ia melihat Hyunso dan memarahi polisi wanita tadi yang membawa Hyunso ke sana. Ia merasa ada yang aneh dengan tatapannya. Mereka membicarakan tentang kasus yang baru aja terjadi. Kakek tadi menyebutkan ciri-ciri pria yang dilihatnya meninggalkan rumah korban. Dan setelah dirunut, semuanya mengarah pada Hyunso. 


Kapten Park lalu nyuruh polisi tadi untuk memeriksa Hyunso. Dan setelah dilakukan, mereka menemukan pisau yang Hyunso sembunyikan. Kapten Park lalu minta polisi untuk menyebutkan hukum Miranda. Hyunso berusaha untuk ngasih tahu kalo bukan dia pelakunya. Ia nggak melakukannya. Hyunso bahkan mengatakannya sambil nangis. Polisi nggak mendengarnya dan membekuk Hyunso saat itu juga. Hyunso berusaha untuk kabur tapi polisi melumpuhkannya. Penjahat yang datang setelah Hyunso tadi tertawa melihat Hyunso dan memuji apa yang polisi lakukan. 


Sementara itu di rumah ayah merasa sangat cemas secara Hyunso nggak bisa dihubungi. Jisoo, adiknya Hyunso nyuruh ayahnya untuk lapor polisi. Ayah nggak bisa dan minta Jisoo untuk nelpon kakaknya. Jisoo nggak mau karena dia mau berangkat sekolah. 


Hyunso sendiri ada di ruang interogasi dan diinterogasi sama kapten Park sendiri. Hyunso nangis sambil menceritakan yang terjadi. Kapten Park menunjukkan kalo Hyunso adalah orang terakhir yang melihat Hong Gukhwa masih hidup dan ia juga orang pertama yang melihatnya mati. Hyunso menekankan kalo ia nggak melakukannya. Ia nggak bisa bilang kalo ia melakukannya saat ia nggak melakukannya. 


Kapten Park menggebrak meja. Dih kaget. Dia menuntut kenapa Hong Gukhwa bisa mati? Sambil sesegukan Hyunso mengaku nggak tahu, nggak ingat. Kapten Park kekeuh dengan anggapannya kalo Hyunso bohong dengan bilang pura-pura nggak ingat. 


Selanjutnya Hyunso digeledah (dih gimana sih bilangnya? Jadi pakaian dan sepatunya diambil buat jadi barang bukti). Oh Tuhan, ini apa? Semua luka yang terdapat  di tubuh Hyunso dipotret habis itu kapten Park nyuruh anak buahnya buat menyemprotkan sebuah cairan ke tubuh Hyunso dan saat lampunya dimatikan, kayak nampak yang aneh di tubuh Hyunso. Hyunso hanya bisa nangis sambil bilang kalo ia nggak melakukannya. 


Pengacara Shin datang ke kantor polisi untuk menemui kliennya, tepa saat Hyunso dimasukkan ke sel. Hyunso melihat Pak Shin bicara sama kliennya dan bilang ke polisi kalo ia ingin pengacara juga. Dih polisi malah menertawakannya. Hyunso bilang nggak melakukannya jadi kenapa butuh pengacara segala?


Klien yang ditemui pak Shin dibebaskan setelah ia bicara dengannya. Saat mau pergi, ia sempat melihat Hyunso. Saat mencuci tangan ia sempat menanyakannya ke polisi yang kebetulan ada di sana. Siapa anak yang ada di sel yang kayak boyband? Pak Shin dikasih tahu apa yang Hyunso lakukan tapi dia kayak ngak percaya. Dengan wajah seperti itu? Polisi menambahkan kalo Hyunso juga mengemudi sambil mabuk. 


Pak Shin keluar sambil telponan sama kliennya ngomongin pembayaran. Nggak tahu kenapa dia kayak nggak bisa berhenti mikirin Hyunso dan kayak pingin kembali ke sana. Akhirnya ia kembali buat menemui Hyunso. Dan saat Hyunso bilang kalo ia belum punya pengacara, ia pun menjadi pengacaranya. 


Sama seperti sebelumnya, Hyunso bilang kalo ia nggak melakukannya. Ia mau menceritakan kejadiannya tapi pak Shin menghentikannya. Ia nyuruh Hyunso untuk menjawab "Nggak tahu" buat semua pertanyaan yang diajukan untuknya dan "Bicara sama pengacaraku". Pak Shin sendiri sangat yakin kalo Hyunso nggak melakukannya. Ia menanyakan nama Hyunso dan mengartikannya. Nama Hyunso punya arti yang bagus. Ia memberitahu namanya lalu menjabat tangan Hyunso sebagai awal mula kerjasama mereka. 


Bersambung...


Facebook Twitter