Translate

Rabu, 10 November 2021

Sinopsis Little Mom episode 3

All content from WeTV



Penulis: Anysti

Sinopsis lengkap: Sinopsis lengkap Little Mom

Sebelumnya: Sinopsis Little Mom episode 2

Selanjutnya: Sinopsis Little Mom episode 4





Malamnya hujan deras. Papa marahin Naura. Mikirin gimana kelanjutannya nanti. Naura mau mencoba menghubungi Yuda lagi tapi papa melarang. Dah jelas kalo Yuda nggak mau tanggung jawab. Dia sengaja melarikan diri. Gimana sekolahnya Naura nanti? Nggak ada sekolah yang menerima muridnya hamil. Kuliahnya? Membesarkan anak itu bukan perkara mudah. Perlu banyak waktu perhatian dan biaya. Mama papa yang menjaga Naura kayak gini aja bisa sampai kecolongan. 


Naura minta maaf dan berlutut tapi papa mengabaikannya dan pergi. Habis itu Naura menghampiri mama, berlutut minta maaf tapi mama hanya diam lalu pergi. 







Paginya Naura berangkat sekolah. Keenan menghampirinya. Kelihatan banget perhatiannya sama Naura. Naura sendiri nggak begitu menanggapi dan pamit ke kelas. Teman-teman Naura menghampirinya dan menyinggung tentang Yuda yang mendadak pindah ke Jepang. Padahal dia sudah mau direkrut buat jadi atlet pro. 


Naura mengaku nggak tahu dan bilang kalo mereka sudah putus. 


Celine dan teman-temannya yang juga mendengarnya merasa tenang. Celine justru merasa khawatir. Takutnya Keenan akan makin dekat sama Naura. Dia lalu nelpon Yuda tapi nomornya nggak bisa dihubungi. Ia lalu mengirimkan email. 


Yuda yang berada di Jepang menerima email Celine. Ia membalasnya dan mengira kalo itu Naura. Ia meminta maaf karena mendadak pergi dan berpesan agar Naura jangan dekat-dekat sama Keenan. 


Celine yang mengetahui kalo Yuda salah kirim pesan menawarkan untuk menyampaikannya ke Naura tapi Yuda melarang dan menyuruhnya untuk menghapusnya. 



Saat bermain basket, guru menghampiri Keenan dan menawarinya untuk menggantikan posisi Yuda yang sekarang kosong. Awalnya Keenan ragu, sampai guru bertanya apa Keenan nggak.punya motifasi buat jadi lebih baik? Akhirnya Keenan menerimanya. 








Naura duduk di halte dan mengirim pesan ke Yuda tapi nggak terkirim. Ia mencoba untuk nelpon tapi nomornya juga nggak bisa dihubungi. Hal itu membuat Naura frustasi. Ia nggak berani pulang. Hujan kembali turun. Naura berlari nggak tahu mau kemana. 


Di jembatan ia menarik kalung dari Yuda dan membuangnya ke sungai. Habis itu ia naik dan berniat untuk lompat. Keenan yang kebetulan lewat langsung menghentikan mobilnya lalu turun dan menarik Naura. Ia panik bertanya keadaan Naura tapi Naura nggak bisa mendengarnya. 


Akhirnya ia membawa Naura ke mobil dan memberinya handuk tapi Naura menolak. Keenan memarahinya. Otaknya dimana sampai mau bunuh diri? Naura mengaku nggak tahu harus gimana. Dia hanya bisa nangis. Keenan nggak tahu gimana rasanya jadi dirinya. Keenan tahu kalo berat buat Naura putus dari Yuda. Tapi nggak harus bunuh diri juga. 


Melihat Naura nangis membuat Keenan melunak. Ia mengambil handuk itu dan mengeringkan rambut Naura. Ia mengungkit apa yang Naura pernah bilang padanya kalo langit nggak selamanya mendung. Ada cerahnya juga. Akhirnya ia menarik Naura dan memeluknya. Nggak papa. Nggak papa. 



Naura akhirnya pulang. Ia menceritakan semuanya ke mama dan papa. Termasuk ia yang sempat mau menggugurkan kandungannya. Mama dan papa menyesalkan keputusan Naura yang keliru itu. Naura mengaku nggak punya pilihan karena ia ingin terus melanjutkan sekolahnya dan meraih cita-citanya. 


Papa lalu menyampaikan cara agar kehamilan Naura nggak diketahui orang-orang dan ia bisa terus sekolah. Pindah. 








Hari berikutnya Naura cerita tentang rencana kehamilannya ke sahabat-sahabatnya. Ia akan pindah ke Papua tepatnya di Jayapura. Orang tuanya akan membuka bisnis di sana. Selain itu ibunya juga punya saudara yang tinggal di sana. Jadi saat ibunya punya baby nanti akan ada yang bantuin. 


Celine dan teman-temannya yang kebetulan lewat mendengarkannya. Mereka senang. Karena dengan kepergian Naura, Celine bisa kembali menjadi juara satu dan dia bisa dengan mudah mendapatkan Keenan. 


Dan tentang Naura hamil apa enggak... Guru menarik Naura bersama dengan Celine dan teman-temannya ke toilet untuk membuktikan ia hamil apa enggak. Naura yang nggak bisa mengelak akhirnya memberikannya. Dan setelah dites hasilnya negatif. 


Celine masih kekeuh kalo Naura hamil tapi guru menunjukkan hasilnya kalo Naura nggak hamil dan menuntut mereka untuk meminta maaf. Dih Celine sama temannya malah pergi. Dan ternyata yang Naura masukkan dalam botol urin adalah teh botol. 






Keluarga Naura berkemas untuk pergi. Keenan mengirim pesan kalo dia ada di luar dan minta Naura untuk keluar. Naura pun keluar untuk menemuinya. Keenan memberinya hadiah sebuah kalung bunga matahari. Eh tapi kok kartunya bilang kalo Keenan cinta sama Naura? 


Keenan bilang itu bukan dari dia. Naura tersenyum dan mengungkit hari itu. Kayak bukan dirinya yang biasanya. B*go banget deh. Tapi sekarang dia sudah punya harapan. Dia dah tahu mau ngapain. Keenan pikir Naura masih mengharapkan Yuda. Jangan. Ia mengingatkan kalo Yuda sudah membuangnya, meninggalkannya. Apa yang dia harapkan lagi dari Yuda? 


Naura merasa kalo Keenan nggak akan tahu situasinya kayak gimana. Keenan menyudahi dan menanyakan kapan dia baliknya. Naura bilang setahun lagi, tapi Keenan yakin kalo mereka akan ketemu lagi kurang dari setahun. Itu namanya takdir. 



Naura dan keluarga akhirnya pindah. Bukan ke Papua tapi ke Bali. Papa Naura nerima tawaran temannya untuk membuka restoran di sana dan meninggalkan restoran di Jakarta. Di sana Naura tetap sekolah tapi home schooling. Dan nanti saat perutnya sudah membesar ia nggak boleh kemana-mana. Di rumah aja. Semua itu dilakukan agar ia bisa nerusin kuliah tanpa orang-orang tahu kalo anaknya adalah adiknya. 


2 bulan kemudian




Celine menunjukkan formulir school trip ke papa dan mama dan minta papa buat tanda tangan. Papa malah melarangnya untuk ikut. Celine menolak karena dia harus mengerjakan banyak tugas kalo nggak ikut. Mama malah berpikir kalo itu bagus. Celine juga harus lebih sering belajar. 


Papa sama mama mulai membandingkan Celine sama kakaknya. Apalagi habis itu kakaknya melakukan panggilan video dan memberitahu kalo dia memenangkan kompetisi. Papa sama mama bangga banget dengarnya sampai nggak ragu mau ngasih hadiah. 


Celine kesal dan masuk ke kamar. Di sana ia menempelkan materai dan memalsukan tandatangan papanya. 





Anak-anak Cipta Bangsa tiba di Bali. Mama Celine mengirim pesan tapi Celine mengabaikannya. 


Naura membantu papa dan mama di restoran. Mama nyuruh Naura untuk pulang karena perutnya sudah membesar. Naura menolak soalnya dia bosan di rumah mulu. 


Mama dan papa pergi ke supplier ayam. Tiba-tiba Celine dan yang lain datang saat Naura mau pulang. Jadinya ia sembunyi karena nggak mau mereka melihatnya. Lah malah ketahuan sama Celine. Nggak bisa menghindar, Naura pun menyapa mereka dan bilang kalo dia sedang liburan di Bali. 


Lah habis itu karyawan restoran malah bilang kalo Naura adalah anak pemilik restoran. Naura lalu bilang kalo restoran itu milih ayahnya bersama rekannya. Itu juga kenapa nama restorannya beda sama yang di Jakarta dulu. 


Teman-teman Naura minta Naura untuk ikut menonton pertandingan basket sekolah mereka. Naura mau menolak tapi mereka maksa jadinya ia mengiyakan. 


Celine dan teman-temannya pergi sambil menyindir restoran Naura yang katanya kumuh. 


Teman-teman Naura ngasih tahu kalo ketua tim basket mereka sekarang adalah Keenan. 



Naura datang sama teman-temannya. Ia pamit mau ke toilet dan malah nggak sengaja ketemu sama Keenan. Sama seperti yang lain, ia juga bilang kalo ia sekeluarga liburan di Bali. Keenan minta Naura agar jangan pulang dulu setelah pertandingan. Dia pingin ngobrol, secara sudah lama nggak ketemuan. 




Pertandingan dimulai. Dan yang menjadi lawan timnya Keenan adalah timnya Yuda. Semua orang kaget. Termasuk Naura. Secara sebelumnya dikabarkan kalo Yuda pindah ke Jepang. Dan sebelum pertandingan, diam-diam Keenan dan Yuda membuat perjanjian. Kalo nanti Keenan menang, maka Yuda nggak boleh dekatin Naura lagi. Dan sebelum pertandingan usai, Naura pergi meninggalkan tempatnya. 







Seusai pertandingan Naura menemui Yuda dan mengeluhkan kalo selama ini Yuda berada di Bali tapi sama sekali nggak punya niat baik. Bahkan dia nggak terpikir untuk menghubunginya dan milih lari dari masalah. 


Yuda mengaku takut orang tuanya tahu makanya ia ikut ke Jepang. Tapi karena kendala bahasa ia nggak bisa sekolah di sana. Ia juga ingin kembali bermain basket. Karena itulah ia pindah ke Bali dan tinggal dengan omnya untuk cita-cita nya. 


Cita-cita? Naura nggak habis pikir dengarnya. Terus gimana dengan cita-cita Naura? Dia nggak tahu aoanyang sudah orang tuanya lakukan untuknya dari bilang ke orang-orang kalo mereka pindah ke Papua padahal ke Bali sampai bilang kalo mamanya hamil. Semua itu agar ia bisa melanjutkan pendidikannya dan nggak mendapat stigma buruk dari masyarakat. Nggak cacat moral seperti yang Yuda pernah bilang. Tapi Yuda, meninggalkannya, membuangnya dan juga anak mereka. 


Yuda beranggapan kalo masalah nggak akan kayak gini kalo dulu Naura menggugurkannya. Nggak akan dianggap cacat moral. 


Naura makin geram. Lebih cacat moral mana, gadis yang hamil di luar nikah dan mempertahankan bayinya atau cowok yang menghamili gadis di luar nikah dan meninggalkannya. Yuda nggak bisa bilang apa-apa sampai akhirnya Naura pergi. 


Bersambung...


Facebook Twitter