“Dahulu
kala, makhluk abadi hidup di negeri ini. Kemudian, ada manusia serakah yang ingin
mendapatkan keabadian dengan meminum darah mereka.”
Sang
wanita bernama Yoon Hae Sun dan sang pria bernama Sun Woo Hyeol
Seorang
pria dan wanita sedang berlari dari kejaran orang-orang yang membawa panah. Sang
pria membantu sang wanita yang terjatuh karena tersandung. Dan hal itu berhasil
membuat keduanya di kepung oleh orang-orang. Kilat mata sang pria berubah
kemudian menarik sang wanita dan membawanya terbang. Salah satu dari orang
tersebut memgang peluru dan mengingat waktu mendapatkan anak panahnya. Panah tersebut
terbuat dari dari perak dan batangnya terbuat dari kayu hawthorn, yang
mematikan bagi vampire.
Orang tersebut
memanah sang pria, membuat kedua orang tersebut jatuh kebawah. Bola mata sang
pria kembali berubah dan pria tersebut memegang anak panak yang hendak
menganinya kemudian mencabut anak panah yang berada di punggungnya dan berdiri.
Bola mata pria tersebut menyala dengan warnah putih, muncul taring di giginya
dan kuku berubah menajam. Dengan segera pria tersebut menghabisi orang-orang
tersebut. Melihat salah satu orang yang mengejarnya, mengarahkan panah kepada
pria di depannya, wanita tersebut menarik sang pria membuat dirinya yang
terpanah. Melihat darah di tubuh sang wanita, pria tersebut menghisapnya.
Sun
Woo Hyeol membuka matanya, mendengar Lee Sang Hae, Park Dong Seob dan Pelayan Joo
yang membacakan janji ketika ia meninggal nanti. Sun Woo Hyeol hanya tersenyum
kemudian bangun dan duduk di kursi tanpa sepengetahuan ketiganya. Sun Woo Hyeol
mendekati pelayan Joo seraya berkata aku hanya bisa memercayakan rumah ini
padamu kemudian memberikan kunci dan menyuruh menjaganya baik-baik. Pelayan Joo
mengambilnya dan berkata anggap sudah beres, Tuan, aku akan selamanya melayani
Tuan, begitu pun keturunanku. Kenapa kau sangat ingin menjadi manusia tanya Lee
Sag Hee. Kuberi tahu setelah jadi manusia ucap Sun Woo Hyeol kemudian pergi.
“Kami
adalah vampire. Kami harus minum darah manusia untuk bertahan hidup. Manusia
takut pada kami. Namun kami tidak jauh berbeda dari hewan ini. Nyamuk tidak
mengisap darah manusia sampai mereka mati. Kami juga tidak mengisap darah
manusia sampai mereka mati. Hanya sebanyak ini yang kami butuhkan. Mengonsumsi
lebih sedikit juga memperpanjang usia.
Kami
benci matahari, tapi terkadang, kami keluar di siang hari. Terpapar matahari meningkatkan
konsumsi darah. Jadi, kami harus lebih sering meminum darah. Kalau kekuatan
super? Kami kuat dan bisa terbang, tapi tidak bisa bebas di luar ruangan karena
kami harus berbaur. Seiring berjalannya waktu, vampir dilupakan oleh manusia. Karena
itulah, kami bisa berbaur dengan manusia dan melanjutkan hidup kami. Mereka
akan datang suatu hari nanti.”
EPISODE 1
“Shaded
Oasis. Tempat paling populer di Gyeongseong yang berarti "tempat
berlindung dari matahari". Mereka yang mencintai malam lebih dari siang berkumpul
di sini malam demi malam.”
Melalui
lantai atas, Sun Woo Hyeol melihat orang-orang yang sedang menari. Lee Sang Hae
meminta minuman kepada pelayan Joo kemudian membawa minumannya dan
memberikannya kepada salah seorang wanita. Wanita tersebut menerima minumannya
dan menanyakan apakah Sun Woo Hyeol mempunyai pacar. Mendengarnya, Lee Sang Hae
menjadi kesal dan mengomeli wanita tersebut. Rose menghampiri Lee Sang Hae dan
menyuruhnya kembali bekerja.
Sun
Woo Hyeol berjalan keluar Shaded Oasis, melihat vampire yang sedang menghisap
darah manusia. Sun Woo Hyeol menghampiri dan membawa vampire tersebut berdiri
kemudian berkata mengisap darah manusia di Shaded Oasis itu dilarang. Aku tidak
membunuhnya, aku hanya mencicipinya sedikit ucap vampire tersebut kemudian
pergi. Di dalam, para vampire berkumpul, sedang minum darah dan membicarakan
Sun Woo Hyeol yang tidak lagi minum darah segar dan ingin menjadi manusia. Dengan
meletakkan darah di meja dengan kasar, Park Dong Seob memarahi vampire tersebut
dan melarang membicarakan Sun Woo Hyeol lagi.
Sun
Woo Hyeol berada di atap, menatap pasangan manusia yang berada di bawah.
“Hobiku
sejak lama adalah mengamati manusia yang jatuh cinta. Pipi yang memerah, bibir
merah yang membisikkan cinta. Berdebar-debar. Jantungmu berdebar memompa darah
ke seluruh tubuhmu. Itu menarik. Sementara, jantungku tidak pernah berdetak
sekali pun. Karena bukan manusia, aku tidak pernah benar-benar merasakan mati atau
hidup.”
Konon
sama seperti kau yang hanya punya satu jantung, kau juga hanya bisa mencintai
satu orang ucap Yoon Hae Sun seraya menutup bukunya kemudian bertanya menurutmu
apa itu cinta sejati, jika jantungmu berdebar, apa itu artinya cinta sejati. Yoon
Hae Sun memegang dada Sun Woo Hyeol dan kembali bertanya jika jantungmu tidak
berdetak, apa itu artinya kau tidak bisa merasakan cinta yang membuat jantungmu
berdebar.
“Aku
ingin tahu seperti apa cinta yang membuat jantungmu berdebar. Sejak saat itu, aku
sudah mencoba segalanya untuk menjadi manusia.”
Sun
Woo Hyeol berada di tepi sungai, membuka bajunya dan berteriak aku ingin
menjadi manusia. Lee Sang Hae dan Park Dong Seob datang, menutupi Sun Yeol
Wool. Karena usaha sebelumnya tidak berhasil, Sun Woo Hyeol memakam bawang
putih tapi juga tidak berhasil membuatnya menjadi manusia dan sekarang Sun Woo
Hyeol tengah berdoa di kuil. Dan berdoa di kuil, adalah hal yang selalu di
lakukan Sun Woo Hyeol hingga saat ini.
Melihat
kucing di bawah, Sun Woo Hyeol turun kemudian memberikan kucing tersebut makan.
Sun Woo Hyeol terkejut saat meliat kucing tersebut berubah menjadi manusia. Aku
Yang Nam, Ko Yang Nam, alias "pria kucing" ucapnya kemudian mengajak
Sun Woo Hyeol minum bersama. Dan sekarang keduanya sedang minum bersama. Kau
ingin menjadi manusia tanya Ko Yang Nam. Ya, aku ingin menjadi manusia ucap Sun
Woo Hyeol kemudian menyuruhnya untuk memberi tahu caranya. Kenapa kau ingin menjadi
manusia tanya Ko Yang Nam. Karena cinta, aku ingin cinta yang membuat jantungku
berdebar karena aku sudah berjanji, bahwa kami akan bertemu lagi dan saling
mencintai dengan sepenuh hati jawab Sun Woo Hyeol.
Peti
mati hawthorn, jika kau tidur di peti hawthorn selama 100 tahun, kau bisa menjadi
manusia ucap Ko Yang Nam. Menyuruhku tidur di peti hawthorn selama 100 tahun sama
saja dengan menyuruhku mati ucap Sun Woo Hyeol. Matilah, hanya mereka yang siap
menghadapi kematian yang akan diberikan kehidupan baru, apa kau sungguh
berpikir bisa menjadi manusia semudah itu tanya Ko Yang Nam kemudian pergi.
Sun
Woo Hyeol memasuki peti mati yang sudah di siapkan kemudian berbari dan berkata
sampai jumpa 100 tahun lagi, Kawan-Kawan. Setelahnya Lee Sang Hae dan Park Dong
Seob menutup petinya.
Joo
In Hae bangun dari tidurnya, menyalakan pemanas tapi mesinnya rusak. Dengan
menggigil kedinginan Joo In Hae berdiri dan memasuki kamar mandi, mulai
menggosok giginya kemudian bersiap-siap. Dengan kesal, Joo In Hae menemui
pemilik gedung dan memberi tahu kalau pemanas ruangannya rusak. pemilik gedung
tersebut memberi uang kepada Joo Hae In dan menyuruhnya pergi kemudian menutup
pintu dan kembali masuk kedalam.
Saat
Joo In Hae berjalan di sekolah, tiba-tiba seorang ibu-ibu muncul dan menjambak
rambut Joo In Hae. Dan sekarang keduanya berada di ruang kepala sekolah. Dengan
marah wanita tersebut memarhi Joo In Hae. Kepala sekolah tersebut menyuruh Joo
In Hae untuk meminta maaf. Joo In Hae menolak untuk meminta maaf karena merasa
tidak bersalah. Ibu tidak tahu apa-apa ucap Na Rae dengan berteriak (anak dari
wanita tersebut) kemudian pergi. Kurasa kau juga tidak tahu putrimu yang
tersayang itu mengalami perundungan di sekolah ucap Joo In Hae kemudian
menceritakan kejadiannya.
Dengan
keadaan berantakan Na Rae memasuki ruangan Joo In Hae. Melihat permen karet
yang menempel di rambut Na Rae, Joo In Hae mengambil gunting kemudian
mengunting rambut yang terdapat permen karet.
KEDAI
CAMILAN DONG-SEOP
Park
Dong Seob sedang memasak tteokbokki dan keluar dari kedainya saat melihat
pemilik bangunan. Masih belum ada pelanggan tanya pemilik gedung dan di jawab
ya oleh Park Song Seob kemudian menyuruhnya untuk membawayar sewa. Lee Sang Hae
datang, masuk kedalam kedai bersama Park Dong Seob. Mereka berdua membahas, Sun
Woo Hyeol yang akan keluar dari peti dalam 2 hari lagi.
Malam
harinya saat berjalan menuju rumahnya, Joo In Hae berpapasan dengan pemilik
koper yang akan pergi dengan membawa koper kemudian menanyakannya. Aku akan keluar
kota untuk urusan bisnis, aku sering melakukan ritual di wilayah lain dan akan
butuh beberapa hari ucap pemilik gedung tersebut. Joo In Hae menanyakan soal pemanas di
ruangannya. Tukangnya akan datang besok pagi jadi, bertahanlah ucap pemilik
kemudian pergi dengan tergesa-gesa.
KONSULTAN
REAL ESTAT SEGAR
Shin
Do Sik sedang melakukan wawancara yang membahas Konsultan Real Estat menyelamatkan
lingkungan yang sekarat. Rumah di Sebuk-dong sudah dibeli tanya Shin Do Sik saat
berada di dalam mobil kepada sekertarisnya yang tengah menyertir. Ya, kami
menyelesaikan pembelian beberapa hari lalu dan menjadwalkan renovasi sekarang
ucap sekertaris. Pastikan beli semua lahan berharga di dekat situ karena
penting membelinya sebelum area itu dikembangkan ucap Shin Do Sik.
Joo
In Hae terbangun saat mendengar bunyi gedoran pintu kemudian membuka pintunya
dan melihat petugas. Dengan segera Joo In Hae menyuruh petugas tersebut untuk
segera memperbaiki pemanas ruangannya. Apa pemilik rumah tidak memberitahumu
tanya sang petugas kemudian berkata kami akan merobohkan tempat ini. Apa teriak
Joo In Hae yang terkejut. Dengan berlari Joo In Hae pergi ke kantor real estat,
menemukan kantornya yang tutup dan melihat dalam ruangan, dalam keadaan
berantakan. Joo In Hae menelepon pemilik gedung tapi nomernya tidak aktif.
Dan
sekarang Joo In Hae berada di kantor polisi, melaporkan khausnya. Polisi tersebut
memberi tahu kalau pemilik gedung tersebut memiliki delapan tuduhan penipuan, dengan
berpura-pura menjadi pastor, biksu, pendeta, dan kini dukun. Bagaimana dengan
uangku, uang deposit yang sudah kubayarkan tanya Joo In Hae. Kita harus
utamakan menangkapnya, sekalipun kita menangkapnya, jika dia bilang tidak punya
uang, tidak banyak yang bisa kita lakukan ucap polisi tersebut kemudian menyuruh
Joo In Hae untuk pulang dan akan mengabari setelah menyelidikinya. Aku tidak punya
rumah untuk pulang ucap Joo Hae In dengan putus asa.
Joo
Hae In pergi ke bank untuk mengambil pinjaman tapi tidak bisa meminjam karena
sudah mencapai batas dengan pinjaman sebelumnya. Dan sekarang Joo Hae In berada
di toserba sedang makan mie seraya membaca artikel mengenai Shin Do Sik
kemudian menjawab panggilan telepon yang masuk. Dan sekarang, Joo In Hae sedang
menemui Pengacara Choi Joong Chan.
Sesuai
wasiat Pak Joo Dong Il, aku akan melaksanakannya, Pak Joo Dong Il, ayahmu telah
dinyatakan meninggal secara resmi setelah lima tahun menghilang jadi asetnya
akan diwarisi putrinya, Joo In Hae yang merupakan satu-satunya ahli waris ucap Pengacara
Choi Joong Chan. Jika aku mewarisi asetnya
apa itu juga termasuk utangnya tanya Joo In Hae. Pengacara Choi Joong Chan
memberi tahu kalau tidak punya utang dan punya uang yang disimpan di bank
kemudian memberikan wasiat tertulisnya. Joo In Hae mengambil dan membaca
wasiatnya.
Malam
harinya, Joo In Hae pergi ke rumah yang di wasiatkan sang ayah dan membuka
pintu pagar dengan kunci yang di berikan sang ayah. Setelah pagarnya terbuka,
Joo In Hae berjalan masuk menuju rumah tersebut dan masuk kedalamnya. Joo In
Hae menyalakan senter dari ponselnya kemudian menelusuri rumah tersebut. Joo In
Hae membuka salah satu pintu ruangan yang ternyata adalah ruangan tempat peti
mati Sun Woo Hyeol berada. Joo In Hae mendekati peti mati tersebut kemudian
membua tutupnya dan menjerit terkejut hingga terduduk di lantai saat melihat
Sun Woo Hyeol membuka matanya.
Seketika
semua lilin yang berada di ruangan tersebut menyala dengan sendirinya. Sun Woo
Hyeol bangun dan keluar dari dalam peti mati. Joo In Hae berteriak ketakutan seraya
mundur kebelakang saat Sun Woo Hyeol mendekatinya. Keturunan Kepala Pelayan
Joo, jangan takut, sekarang aku manusia ucap Sun Woo Hyeol. Kepala Pelayan, keturunan,
apa maksudnya dan siapa kamu tanya Joo Hae In yang tidak mengerti. Jangan-jangan
kau tidak mengenaliku tanya Sun Woo Hyeol kemudian memberi tahu kan namanya.
Aku tidak menanyakan
namamu, aku pemilik sebenarnya rumah ini ucap Joo Hae In. Kerjamu bagu, terima
kasih sudah melindungi rumah ini selagi aku tertidur selama 100 tahun ucap Sun
Woo Hyeol.
Joo
In Hae menggandeng Sun Woo Hyeol, menyuruhnya keluar dan mengancam akan melapor
kepada polisi. Melihat luka di tangan Jo In Hae, Sun Woo Hyeol menatapnya
dengan berbinar. Joo In Hae menghempaskan tangan Sun Woo Hyeol kemudian
menamparnya. Seraya memegangi pipinya, Sun Woo Hyeol mencari cermin kemudian
mengaca dan melihat pantulan dirinya yang berlum terlihat dengan jelas. Hari
ini tanggal berapa, bukankah hari ini tanggal 9 Desember, tahun 4355 dari
kalender Dangun tanya Sun Woo Hyeol. Bukan tanggal 9, tapi tanggal 8 ucap Joo
In Hae memberi tahu. Kalau begitu, belum 100 tahun, aku kekurangan satu hari
dan bangun sehari lebih awal ucap Sun Woo Hyeol dengan tertawa.
Dengan
marah, Sun Woo Hyeol menghampiri Joo In Hae, merampas ponsel milik Joo In Hae
dan membantingnya di lantai kemudian berkata dengan berteriak, kau melanggar
janji, apa kau tahu betapa menderitanya aku di peti mati itu, kau merusak
segalanya, ini semua salahmu dan kau akan dihukum karena membangunkanku. Sun Woo
Hyeol berjalan mendekati Joo In Hae yang terus mundur dan menggigit leher tapi
tidak jadi saat Joo In Hae lebih dulu menggigit lehernya.
Bersambung……