Translate

Senin, 26 Juli 2021

Sinopsis Blue Birthday episode 1

 All content from Naver tv Cast



Penulis: Anysti

Sinopsis lengkap: Sinopsis lengkap Blue Birthday

Sebelumnya: Sinopsis Blue Birthday

Selanjutnya: Sinopsis Blue Birthday episode 2






Oh Harin mengikat tali sepatunya lalu berlari menuju ruang klub fotografi. Hari ini ia akan mengakui perasaannya pada teman yang sudah dikenalnya selama 10 tahun. 


Akhirnya ia sampai di depan pintunya. Sebelumnya ia sudah mengirim pesan pada Seojun, kalo ada yang mau ia katakan padanya. Kebetulan Seojun juga ada yang mau dia berikan pada Hari dan mengajaknya ketemu di ruang fotografi. 


Harin pun masuk. Rupanya ruangan itu sudah dihias sedemikian rupa untuk merayakan ulang tahunnya. Bahkan ada kue ulang tahun segala. Tapi Hari nggak melihat Seojun. Ia membuka tirai dan mendapati Seojun sudah meninggal dengan goresan di tangan. 


Seketika Hari mundur dan nggak sengaja menjatuhkan kuenya. Ia sampai terduduk syok sambil nangis-nangis dan teriak andwae. 


Ulang Tahunku yang Buruk






10 tahun kemudian


Harin bekerja di Pusat Kesehatan Hewan Revan. Ia dan timnya mencari hewan yang terlantar. 


Ketiganya kembali ke kantor sambil membicarakan aksi Harin tadi. Harin menemukan anjingnya yang hampir tertabrak mobil. Ia berlari melindungi anjing itu dan akhirnya selamat. Rekan Harin aja sampai ngeri lihatnya tadi. 


Di meja Harin ada kiriman ulang tahun dari Ji Min, kakaknya Seojun. 




Saat jam makan siang, Harin menyempatkan diri untuk nelpon Min dan menanyakan kabarnya juga kabar orang tuanya. Ragu-ragu ia menanyakan Seojun. Min bilang akan menemuinya. Hari ini juga adalah hari kematiannya. 


Sambil menahan sedih Hari nitip salam buat Seojun. 


Rekannya datang memberitahu kalo ada tugas. Hari menyudahi telponnya dan bergegas pergi. 






Lokasinya ternyata di SMA Seoyeon. Harin nampak ragu dan takut untuk ke sana. Apalagi rekannya yang malah membicarakan tentang cinta pertama segala. Melihat ekspresi Harin selama di perjalanan tadi ia tahu kalo itu adalah SMA Harin dulu. Datang ke sana akan mengingatkannya pada masa lalu. 


Dan benar. Saat menyusuri lorong menuju kantin, ingatan Harin dibawa pada saat ia masih bersekolah di sana. 


Harin menempelkan emot senyum ke kameranya Seojun. Dia mau mengambil satu gambar aja tapi Seojun nggak ngasih ijin dan mengambilnya kembali. Harin lalu minta Seojun untuk mengambil fotonya tapi Seojun tetap nggak mau. Ih Harin kesal banget dan bilang kalo kamera Seojun sudah kuno. Seojun nggak peduli karena ia menyukainya. 


Teman mereka yang dibelakang minta keduanya untuk maju. Mereka juga lapar. 


Harin yang kurang hati-hati hampir aja jatuh. Beruntung Seojun menariknya. Lah keduanya malah saling tatap. Teman mereka yang tadi meledek keduanya yang malah bermesraan di depan kantin. 


Harin menarik diri dan membantahnya. Dah g*la apa? Seojun jadi kesal pada Harin karena dia marah. Dia juga nggak suka sama Harin. Harin juga. Pun kalo dikasih laki-laki kayak Seojun satu truk dia juga nggak akan mau. 




Harin terdiam ingat itu. Ia lalu melihat dirinya saat makan es krim sama Sujin (kalo nggak salah. Pun kalo salah nanti di-edit) Harin mengeluhkan dirinya yang nggak bisa bilang yang baik-baik ke Seojun. 


Sujin yang tahu kalo Harin suka sama Seojun menyarankan agar dia bicara lebih baik, pura-pura jadi wanita atau apapun. Harin lalu menanyakan apa yang akan Sujin lakukan kalo teman yang sudah ia kenal sela 10 tahun mendadak mengaku suka padanya. 


Sujin pikir mungkin mati rasa. Ia menyarankan agar Harin menyatakannya dan lihat nanti reaksinya gimana. Ih Harin nggak mau. Kalo mengaku terus nanti ditolak dia akan lebih malu lagi. 








Harin sudah melihat anjingnya dan mengikutinya. Anjing itu masuk ke ruang fotografi. Ikat rambut Harin mendadak terlepas dan jatuh. Seojun seakan hadir dan berjalan melewatinya sambil mengajaknya untuk masuk. 


Ia pun masuk dan kembali melihat kenangannya. 


Harin menunjukkan film yang ia masukkan ke kamera. Seojun yang sudah pernah mengajarkan caranya pada Harin jadi kesal karena Harin melakukannya dengan salah. Ia mengambilnya dan menunjukkan yang benar. 


Kalo Harin menjepit ekornya dengan baik, ia bisa mengambil 25 foto dan bikan 24 foto. Ia mengingatkan kalo ia sudah mengajarinya dan menyuruhnya pulang. Ia mau lanjut bekerja. 


Harin protes karena selalu Seojun yang mencuci fotonya. Ternyata itu karena awalnya Seojun bilang akan melakukannya sendiri. Harin berharap kalo Eunsong juga akan membantu. 


Habis itu Harin malah jadi membicarakan Eunsong yang menurutnya lebih baik dari Seojun. Dia tampan dan baik. Seojun kayak kurang suka dengarnya. Ia lalu menanyakan dirinya di mata Harin tapi Harin hanya menganggapnya sebagai teman baik. 


Seojun seperti nggak puas dengan jawabannya. Ia lalu nyuruh Harin untuk pulang. Harin menolak karena dia mau membantunya. 


Harin melangkah maju dan membuka tirai itu. Tangisnya pecah melihat Seojun meninggal di dalamnya. 


Pintu lemari mendadak terbuka dan mengagetkannya. Anjing itu terdiam menatapnya. Harin lega karena anjingnya akhirnya ketemu. 






Hari berubah malam. Harin membawa anjing itu ke mobil. Ia lalu dapat pesan dari Sujin yang mengajaknya ketemuan di Pujasera Kain Zaitun jam 8 harus sudah sampai dan nggak boleh telat. Ia lalu pamit pada dua rekannya untuk pulang duluan. 


Dalam perjalanan ia melihat sebuah studio foto lama. Nggak nyangka kalo itu masih ada. Dari luar ia melihat ada kamera punya Seojun. Juga ada pesan dari yang punya studio. Barang yang belum diambil, mohon segera mengambilnya. 


Harin akhirnya masuk. Pemilik tempat itu memberikan kamera itu padanya. Tapi seingatnya Harin bukan pemiliknya. Harin memberitahu kalo ia temannya. Pemiliknya lalu minta Harin untuk tandatangan. 


Setelahnya ia memberikan fotonya pada Harin. Gulungan filmnya terlalu tua, hanya bisa mencetak 9 foto saja. Kameranya juga rusak. Namun, bisa mencetak 9 foto pun, itu sudah lumayan. 


Harin menanyakan harganya. 9 juta won. Lah dia kaget. Mahal amat. Tahunya pemiliknya cuman bercanda. 9 ribu won aja. Harin juga dikasih hadiah. Sebuah stiker. Di belakangnya ada tulisannya. Belajar dari masa lalu, jangan hidup di masa lalu- Lyndon Baynes Johnson. 


Semuanya ada sebab dan akibat. Kata owner-nya. Harin memasukkan kameranya ke dalam tas lalu pergi. Ia bahkan nggak sempat dengar pemiliknya bilang kalo ada surat di dalamnya. 






Selanjutnya Harin merayakan ulang tahunnya bersama Sujin, Eunsong sama Kim Uiyeong. Sebelum meniup lilinnya Uiyeong mengingatkannya untuk memanjatkan doa. 


Habis tiup lilin mereka lalu minum bersama. Eunsong menyinggung tentang pekerjaan Harin hari ini. Menyelamatkan berapa ekor? Dimana aja tempatnya? 


Harin menjawabnya tanpa sadar. Dua ekor. Di SMA Seoyeon. Seketika itu suasana nya jadi nggak enak. Harin minta maaf karena sudah merusak suasana. Sujin justru merasa kalo Harinlah yang paling sakit. Selama ini dia nggak bisa merayakan ulang tahun dengan senyuman. 


Uiyeong malah jadi membicarakan tentang Seojun dan alasannya bunuh diri. Harin mendadak bilang kako itu salahnya. Nggak mau makin sedih ia pun pamit. Sujin nyalahin Uiyeong yang sudah nyebut-nyebut soal Seojun segala. 


Eunsong ikut bangkit dan menyusul Harin. Harin mengaku nggak papa. Eunsong ngasih payungnya ke Harin. Jangan sampai kehujanan. 



Harin berjalan menuju halte dengan payung dari Eunsong. 


Bernostalgia kembali… . Sepertinya aku nggak pernah memperhatikan…kekecewaan dan kesedihan yang kamu rasakan… . Nggak pernah peduli padamu… . Saat itu, kalo aku sedikit memperhatikanmu… . Juga, lebih mempedulikanmu… . Mungkinkah sekarang kamu...masih hidup?





Sampai rumah Harin meletakkan kameranya dan melihat foto-foto yang Seojun ambil. Di antaranya ada fotonya. Harin nangis dan membakarnya. 


Kupikir aku sudah melupakan masa lalu, tapi, nyatanya nggak bisa. Setiap mengingatmu, air mataku masih saja menetes tanpa kusadari.


Harin menemukan surat di dalam tas itu dan membacanya. 


Annyeong Oh Harin! Aku Ji Seojun. 


Dan kenangan itu kembali melintas. Saat Harin membonceng sepeda Seojun. 


Selama 10 tahun persahabatan kita, menulis surat seperti ini, pasti kamu merasa jijik. Namun aku punya alasan untuk menulisnya. Karena aku nggak berani mengungkapkannya secara langsung. Sebenarnya aku terpuruk sekali. Pikiranku juga sangat sempit. Nggak setenang yang diperkirakan orang lain.


Ingat saat Harin memayungi Seojun yang jalan di bawah hujan. 


Maka itu, aku sangat khawatir...kamu nggak menyukai aku yang seperti ini. 


Dan saat Seojun meniup balon dan menghias ruang fotografi untuk memberi kejutan di hari ulang tahun Harin. 


Oh Harin! Aku menyukaimu. Aku sangat menyukaimu. 


Tangis Harin pecah. Bogoshipo! Bogoshipo, Ji Seojun! Aku ingin bertemu denganmu, meski hanya sekali.




Mendadak ada yang aneh dengan foto yang Harin bakar. Kayak ada serbuk emasnya. Dan saat Harin membuka mata tahu-tahu ia ada di dalam bus dengan seragam SMA dan siaran berita tanggal 16 Mei 2012. 


Ia lalu lihat Seojun lewat dengan menaiki sepedanya. Matanya sampai membelalak karena nggak percaya. 


Membakar foto itu dan memulai perjalanan waktu


Epilog







Harin jalan sama Seojun dan Eunsong. Dia minta Seojun untuk memotretnya sekali aja tapi Seojun nggak mau. Harin jadi benci sama kamera kunonya Seojun. 


Eunsong menawarkan agar Harin meminjam kameranya. Seojun melarang dan ngasih tahu kalo Harin ratu perusak. Dia akan merusak kameranya hanya dengan sekali sentuh. Eunsong nggak papa. Lagian ia juga jarang memakainya.  


Harin lalu membandingkan Eunsong sama Seojun yang menjadikannya barang antik. Seojun tersinggung dan menegur Harin. Ia jalan duluan dan memotret Harin tanpa peringatan. Puas??? Harin kaget. Katanya nggak mau. Seojun Gedeg habisnya Harin merengek mulu. Harin senang. Dia minta difoto sekali lagi soalnya tadi ekspresinya kurang bagus. 


Bersambung...



Facebook Twitter