Translate

Kamis, 29 Juli 2021

Sinopsis Abyss episode 15 part 1



Warning:

Buat yang belum 18+ sebaiknya nggak usah baca. Harap bijak, ya Chingu. Ok! Ok! Ok!😘😘😘


Min nganterin Se Yeon ke tempat tidur lalu ngucapin selamat malam. Se Yeon nyuruh dia buat tidur. Min mengiyakan. Ia mematikan lampu lalu keluar.


Se Yeon malah mendadak kesal. Selama ini mereka kan selalu tidur di ranjang yang sama. Tapi kenapa Min malah bersikap kayak tadi? Ia berniat matiin lampu meja.




Min tahu-tahu masuk lagi. Dia bahkan nggak menjawab pas Se Yeon nanya kenapa? Min berjalan menghampirinya dengan tatapan mata tajam. Ia mencium Se Yeon tanpa bilang-bilang. Bikin Se Yeon nggak nyangka.

Min mengatakan kalo dia bakal melindungi Se Yeon tapi dia nggak tahan. Ia minta Se Yeon untuk membiarkannya tidur dengannya. Min mendekatkan wajahnya dan mencium Se Yeon lagi.

Dia lalu mendorong tubuh Se Yeon dan ... Hadeuh aku nggak enak ngejelasinnya. Ya gitu deh pokoknya. Takut terlalu vulgar entar malah kena cekal lagi. 😊😊😊


Se Yeon kebangun gara-gara dengar suara. Ia keluar dan ninggalin Min yang lagi tidur. Ternyata ayah lagi muntah-muntah di kamar mandi gara-gara kebanyakan minum. Se Yeon menanyakan apa ayah nggak papa?

Ayah mengaku nggak papa. Se Yeon mengelus-elus punggungnya. Ia sudah menduganya. Ngapain ayah minum banyak-banyak kalo nggak bisa nahan?

Sambil jalan ayah ngasih tahu kalo dia juga nggak punya niat buat minum sebanyak itu. Dia cuman kebawa suasana.


Se Yeon nyuruh ayah buat duduk. Dia akan membuatkan teh madu. Ayah tahu-tahu narik tangan Se Yeon dan menahannya. Dia manggil nama Se Yeon.

Ayah bangkit dan menatap Se Yeon. Se Yeon bahkan nggak bisa ngomong apa-apa saat ayah manggil dia putrinya. Ayah bertanya apa Se Yeon mau uang saku?

Ayah ngambil dompetnya dan mau ngasih uang saku ke Se Yeon. Se Yeon merasa kalo ayahnya sangat mabuk sampai membuka dompet segala.

Se Yeon nyuruh ayah buat duduk aja. Dikiranya dia anak kecil apa? Ayah menyangkalnya dan sekarang dia malah sudah tidur.


Se Yeon duduk dan mengamati ayahnya. Ia mengaku benci saat ayahnya sangat mabuk. Tapi dia juga suka hari ini karena bisa jadi putrinya ayah lagi.

Ibu tiba-tiba datang. Se Yeon buru-buru bangkit dah menghapus air matanya. Ibu memarahi ayah. Bikin malu. Ayah mengatakan kalo dia mau ngasih uang saku ke Se Yeon.

Ibu meminta maaf sama Se Yeon. Se Yeon nggak masalah. Ia membantu ibu untuk membawa ayah ke kamar. Ibu bilang nggak papa dan memapah ayah sendiri. Ayah sendiri masih kekeuh mau ngasih uang salu ke Se Yeon.



Se Yeon nggak sengaja menemukan dompet ayah yang terjatuh. Ia melihat fotonya bersama ayah dan ibu pakai toga. Dia bilang ke foto ayah buat bertahan bentar lagi. Dia bakal segera balik.

Se Yeon nangis. Ia lalu menutup dompet ayah.


Se Yeon balik ke kamarnya. Min malah bangun dan sedang menatap Abyss. Ia buru-buru meletakkannya di atas meja saat Se Yeon datang. Ia khawatir karena Se Yeon nggak ada di tempat tidur. Dari mana?

Se Yeon naik ke tempat tidur. Dia ngasih tahu kalo ayahnya kebanyakan minum hari ini. Dia kurang sehat dan muntah-muntah. Dan itu agak mengganggu.

Se Yeon kembali berbaring dan Min memeluknya dari belakang. Dia cerita kalo tadi ayahnya pas mabuk salah mengira kalo dia adalah Se Yeon. Lah, dia kan emang Se Yeon?


Se Yeon berbalik dan menatap Min. Ia mengaku terus melupakan wajah lamanya. Apa Min nggak papa? Min nggak ngeh. Maksudnya?

Se Yeon mengingatkan tentang penampilannya yang sekarang. Min memberitahu kalo baginya penampilan Se Yeon nggak penting. Se Yeon masih Se Yeon yang sama di matanya.

Sungguh? Meski ia tua seperti Oh Yeong Cheol dan menjadi nenek-nenek? Min mengiyakan. Meski wajah Se Yeon berubah seribu kali ia akan tetap menemukannya. Se Yeon tersenyum mendengarnya.

Min memeluk Se Yeon semakin erat. Se Yeon merasa Min mengatakannya karena tahu kalo wajahnya akan selalu sama nggak peduli berubah berapa kali juga.


Min tersenyum. Kita lalu dikasih lihat Abyss di meja yang warnanya ungu.


Hari sudah pagi. Se Yeon bangun tapi Min nggak ada di sampingnya. Ternyata Min sudah bangun duluan. Dia habis dari luar mencari udara segar.

Se Yeon sendiri malah masih ngantuk. Min menyuruhnya buat tidur lagi. Nanti dia akan membangunkannya. Se Yeon menurut dan tidur lagi.



Min keluar dan ketemu sama ayahnya Se Yeon. Mereka saling menyapa. Ayah juga balik menyapa Min. Se Yeon tiba-tiba keluar dari kamar Min dan nanyain sarapan.

Wajah ayah langsung berubah. Dia berbalik dan ninggalin mereka. Min merasa bingung. Nggak tahu harus gimana.


Ibu Se Yeon, Ibu Min dan Min ngumpul di meja makan buat sarapan. Se Yeon membawakan makanan. Ibu Min nanyain ayahnya Se Yeon. Ibu Se Yeon bilang kalo suaminya perasaannya lagi nggak enak. Dia nggak mau sarapan.

Min bangkit dan membantu Se Yeon menata makanan.

Ibu ngerasa nggak enak. Ini adalah hari terakhir mereka disana. Harusnya nunjukkin apresiasi mereka buat makan bareng Min dan ibunya.


Ibu Min bertanya kenapa orang tua Se Yeon nggak tinggal lebih lama? Ibu Se Yeon bilang nggak papa. Ibu Min juga sudah sangat baik pada mereka. Kalo mereka di sana nanti ibu Min nggak bisa nikmatin liburannya.

Ibu Min ngasih tahu kalo dia kembali hari ini. Ia merasa mengganggu kalo terus di sana. Se Yeon dan Min merasa tersindir. Min mengatakan kalo dia akan manggil ayah dan nyuruh mereka buat makan duluan. Se Yeon juga merasa nggak nyaman. Ia mempersilakan dua ibu itu buat makan.


Ayah malah lagi mancing. Min menghampirinya dan mengatakan kalo ayah harus makan. Dia pasti sangat pengar. Ayah mengaku nggak papa. Min merasa nggak enak dan bertanya apa dia ngelakuin sesuatu yang nyinggung ayah?

Ayah mengaku tahu ngasih saran Min soal cinta itu kelewatan mengingat situasi saat ini. Ayah bilang perasaannya nggak enak melihat Min bahagia. Hal itu mengingatkannya pada Se Yeonnya.

Ayah tahu kalo orang harus melanjutkan hidup. Menurut ayah Mi Do gadis yang manis dan baik. Ia meminta Min untuk memperlakukan Mi Do dengan baik. Tadinya ia selalu menganggap Min sebagai pria yang baik buat putrinya.

Apa? Min kaget dengarnya. Ia menanyakan buat memastikan apa menurut ayah dia begitu? Soalnya tiap kali dia ke rumahnya ayah...ayah selalu memintanya buat menjauhi Se Yeon.



Ayah memotong. Dia bilang gitu soalnya ibunya Min nggak pernah suka sama Se Yeon. Min tambah kaget lagi. Jadi maksudnya ayah nggak pernah benci sama dia? Ayah santai. Apa yang bisa dibenci? Nggak ada yang kayak Min.

Min beneran nggak nyangka. Ia mengambil ponselnya dan merekam apa yang ayah bilang. Ayah merasa kalo Min sangat mencintai Se Yeon. Min pandai bekerja, dari keluarga terhormat dan juga baik hati. Dia emang nggak gitu tampan. Tapi itu cuman soal kecil.

Ayah mengatakan antara sesama pria. Min pria yang baik. Ayah menatap Min. Lah dia nggak tahu kalo Min merekamnya dari tadi.

Min mengatakan kalo selama ini ayah nggak pernah memujinya jadi dia senang dan pingin merekamnya. Ayah nyuruh Min buat menyingkirkan itu. Min malah ketagihan dan nyuruh ayah buat nerusin. Gimana dia kalo sebagai menantu?

Ayah mengatakan kalo Min menantu terbaik yang pernah ada. Min makin girang dengarnya.



Se Yeon memakai kalung dan anting. Ia juga memakai lipstik warna merah.

Min duduk sambil melihat video ayah yang ia rekam tadi pagi sambil ketawa-tawa. Dia mau nunjukkin itu ke Se Yeon nanti. Se Yeon tiba-tiba datang dan menanyakan kenapa Min ketawa?

Min menyimpan ponselnya dan bilang nggak papa. Se Yeon duduk di sebelahnya. Min memperhatikannya. Se Yeon pakai riasan? Wajahnya...

Se Yeon menanyakan apa maksudnya? Apa ada sesuatu di wajahnya? Min merasa kalo riasannya Se Yeon terlalu banyak. Se Yeon menyangkalnya. Emang sehari-harinya dia gitu.


Min bertanya kenapa Se Yeon cantik banget hari ini? Se Yeon langsung tersipu. Min norak ih. Min tertawa. Se Yeon nanyain ayahnya. Apa masih kesal?

Min bilang enggak soalnya dia menghiburnya. Se Yeon tersenyum. Itu bagus. Dia akan membantu ibunya kemas-kemas. Se Yeon bangkit. Min ikutan bangkit. Dia mau ikutan.



Sementara itu di kantor polisi, Dong Cheol sibuk menjawab telpon dari atasannya. Ia merasa kalo alasannya melewatkan surat panggilan nggak masuk akal. Ia mendapat informasi dari kurir yang mengantar paket Oh Yeong Cheol. Kalo itu bukan bukti nyata terus apa?

Atasan Dong Cheol malah menutup telponnya. Bikin Dong Cheol jadi kesal.

Detektif Choe mendekatinya dan memberitahu kalo di sana sudah kacau gara-gara rumor. Ia pikir dia akan membantu Dong Cheol mengejar Tae Jin sendiri.

Dong Cheol memikirkannya. Dia menendang detektif Choe. Dikiranya dia nggak tahu? Detektif Choe mengatakan kalo dia cuman mencoba buat bilang. Detektif Choe lalu menendang detektif Lee dan nyalahin dia. Tadinya dia nggak mau mengatakannya.


Se Yeon lagi semobil sama Min. Dia ditelpon sama Dong Cheol. Ia mengiyakan dan memberitahu kalo ia sedang dalam perjalanan menuju Seol dan ngajak Dong Cheol buat bicara langsung.

Se Yeon lemas. Ia merasa akan kehilangannya. Tadinya dia yakin kalo Dong Cheol akan dapat petunjuk kalo menyergap rumahnya Ji Uk atau kantornya. Min mengingatkan kalo itu nggak mudah.

Min menatap Se Yeon sambil senyum dan mengingatkan kalo karena itulah dia menawarkan cara buat membantu Se Yeon menyergap tempatnya. Se Yeon menatap Min bingung.


Min datang ke sebuah agen properti dan berniat membeli sebuah studio dengan harga dua kali lipat. Min menanyakan agennya apa ia yakin kalo gedung itu mengikuti peraturan keamanan kebakaran?

Agen mengiyakan. Kalo enggak maka kota nggak akan ngasih ijin membangun studio baru kecuali dindingnya tahan api. Min lalu menanyakannya ke pemilik studio. Pemilik studio mengiyakan. Tapi dia nggak tahu karena nggak pernah terjadi kebakaran. Jadi dia nggak tahu kalo studionya memasang dinding tahan api.

Agen merasa harus ada. Karena kalo terjadi kebakaran maka ia harus keluar lewat sana. Itu sangat penting. Kalo enggak maka pasti terjadi masalah besar.


Tanpa pikir panjang Min langsung menandatanganinya. Pemilik studio menanyakan kapan Min akan membayar sisanya? Min mengatakan kalo pemilik pindah besok. Sekretarisnya akan memeriksanya dan mentransfer uangnya.

Pemilik bertanya lagi apa Min nggak melihat tempatnya? Mereka lama tinggal di sana jadi mungkin harus di renovasi. Min rasa nggak perlu. Menurutnya rumah itu sudah sangat sempurna karena lokasinya.


Ji Uk datang ke kantor polisi dan bikin semua orang jadi kaget. Dia memakai penyangga leher dan tangan. Ia dengar Dong Cheol menyelidiki konspirasi Oh Yeong Cheol. Ia bersedia diinterogasi.


Min dan Se Yeon menyamar dan menyelinap ke rumahnya Ji Uk. Se Yeon merasa kalo Min selalu mengesankannya dari waktu ke waktu. Dia nggak nyangka kalo Min bisa dapat ide buat menyelinap dari sana.

Min mengaku mencari semua kemungkinan. Kalo mereka membobol rumahnya maka akan ada bukti. Tapi kalo masuk dari sana maka kamera pengawas hanya akan menangkap mereka pergi ke unit sebelah.

Keduanya memakai sarung tangan. Keren. Se Yeon memuji kalo Min sungguh jenius soal manfaatin sumber daya. Min tersenyum. Se Yeon menanyakan gimana Min bisa tahu mereka ada dimana?

Min membuka sebuah pintu dan nunjukin sebuah dinding ke Se Yeon. Gunakan dinding ini kalo terjadi kebakaran. Se Yeon geleng-geleng sambil tepuk tangan

Nggak lama kemudian mereka sampai di rumahnya Ji Uk. Tepat di dapurnya. Tanpa membuang waktu mereka langsung menggeledah rumah itu. Sayang nggak dapat apa-apa. Se Yeon merasa kalo rumah itu kayak unit contoh. Dia lalu ngajak Min buat ke atas. Min menurut. Mereka pun naik ke lantai atas.


Dong Cheol cemas menunggu di luar di dalam mobil. Dia berharap Se Yeon dan Min bisa dapat petunjuk. Tiba-tiba mobilnya Ji Uk lewat. Dong Cheol panik dan buru-buru sembunyi.




Se Yeon dan Min sampai di ruang kerjanya Ji Uk. Se Yeon melihat sesuatu di atas rak dan minta Min buat ngambilin. Se Yeon merasa kalo itu nggak asing.

Se Yeon syok karena itu adalah miliknya. Min kaget. Apa?

Ji Uk sudah di luar dan menekan kode pintu. Min menutup kiotak itu dan mengembalikannya ke tempatnya. Mereka lalu keluar dari sana. Se Yeon mau menuruni tangga tapi Min menahannya.


Ji Uk menaiki tangga. Min dan Se Yeon bersembunyi di ruang ganti. Ji Uk melepas jasnya dan melemparkannya di ruang ganti. Ia masuk ke kamar mandi.

Se Yeon dan Min keluar selagi Ji Uk nggak ada. Sayangnya Se Yeon malah membuat suara dan membuat Ji Uk keluar. Dia curiga dan meriksa.

Se Yeon dan Min sudah nggak ada. Ji Uk lalu masuk ke ruang kerjanya. Ia mengambil peralatan jahit Se Yeon. Belum juga membukanya tahu-tahu ada yang menekan bel pintu. Ji Uk keluar lagi dan nggak jadi membukanya.

Bersambung...

Facebook Twitter