Para
orang-orang sedang berada di depan sekolah SMA Internasional Cheongdam, mereka
tengah melakukan unjuk rasa untuk menutup sekolah tersebut. Sebuah mobil melaju
memasuki sekolah tersebut dan di dalam mobil tersebut terdapat kedua orang
yaitu Park Woo Jin dan Min Yool Hee. Mereka berdua mengeluh kepada orang-orang
yang masih melakukan unjuk rasa.
Ketiga
siswa berjalan bersama dan membuka loker miliknya masing-masing kemudian
mengambil tas yang masih baru dan memakainya seraya membahas harganya yang
mahal. Terdapat pelanggan memasuki restoran dan salah satu pekerja menghampiri
pelanggan tersebut, memberi tahu kalau sudah penuh. Pelanggan tersebut melihat
semua meja yang masih kosong, ternyata di restoran tersebut ada seorang siswa
yang sedang makan disana sendirian.
Park
woojin memasuki toko yang menjual montor dan melihat montor-montor tersebut dan
menaikinya. Pekerja menyuruh Park Woojin turun karena harga montornya sangat
mahal. Park Woojin memberi tahu kalau ia akan membeli montornya kemudian
mengeluarkan kartu pembayaran saat pekerja tersebut meragukannya yang tidak
mempunyai uang.
Seo Do
Eon memberikan kotak hadiah kepada Kim Hae In, tapi Kim Hae In menolaknya
karena berlebihan dan merasa bersalah. So Do Eon mengambil kotaknya kembali dan
membuangnya ke tempat sampah kemudian pergi dari sana, meninggalkan Kim Hae In.
Seorang
siswa bernama Baek Je Na tengah berada di salah satu ruangan bersama dengan
seorang anggota komite sekolah. Komite sekolah tersebut menyebutkan semua
pelanggaran yang Baek Je Na lakukan dan memberi tahu kalau sang ayah yang
merupakan pemilik sekolah menyetujui rapat Komite Anti-Perundungan. Baek Je Na
hanya diam saja dan mendengarkan. Pintu di ketuk dari luar dan masuklah para
siswa yang mengaku sebagai pelaku, membela Je Na yang tidak salah. Haruskah
masalah serius seperti ini diselidiki semudah ini tanya Baek Je Na seraya
melihat laptop milik komite tersebut dan berkata kulihat Bapak memakai laptop
buatan perusahaan keluargaku namun, itu dirilis dua tahun lalu, mau kubelikan
model terbaru.
“Orang-orang
sombong dan angkuh itu. Sekarang aku mengutuk mereka. Aku terlahir seperti ini
bukan karena menginginkannya. Apa yang sangat berbeda dari kami? Aku ingin
menjadi seperti kalian dan aku rela mati demi kesempatan itu.”
"SMA
Putri Seonwoo, tiga bulan lalu"
Dengan
tergesa, Kim Hye In keluar dari kelasnya hingga menabrak siswa yang lain dan
kembali berlari setelah meminta maaf kepada orang tersebut. Dan sekarang Kim
Hye In tengah berada di dalam bus, membaca pesan yang masuk. Kim Hye In
mengambil buku-bukunya dan keluar dari bus. Sekarang Kim Hye In sedang berjalan
mencari alamat salah satu rumah. Setelah sampai, Kim Hye In menekan bel,
memberi tahu kalau ia datang untuk wawancara guru les dan masuk kedalam rumah
setelah gerbangnya di buka.
Dengan
mengikuti pekerja, Kim Hye In mengamati rumah tersebut dan berdecak kagum. Setelahnya
Kim Hye In melakukan wawancara dengan ibu Na Yeon. Malam harinya, Kim Hye In
pergi ke toserba untuk bejerka. Setelah memakai baju seragam, Kim Hye In
menghampiri Lee Sun Joo yang sudah berada di sana dan duduk di sebelahnya
kemudian memberikannya makanan. Dengan segera Lee Sun Joo mengambil dan memakan
makanannya. Setelahnya mereka mengobrol bersama.
Di
dalam kelas, Kim Hye In sedang belajar dan menyeka darah di hidungnya saat
keluar. Salah satu siswa memasuki kelas, memberi tahu Kim Hye In kalau wali
kelas mencainya. Dan sekarang Kim Hye In wali kelas tersebut, membahas mengenai
dana kemah bahasa miliknya yang di berikan kepada orang lain. Setelah selesai,
Kim Hye In menghampiri kedua siswa. Siswa tersebut membahas mengenai ke kemah
bahasa di Selandia Baru. Kim Hye In memberi tahu kalau ia tidak ikut pergi.
Malam
harinya, Kim Hye In pulang ke rumah, menyapa sang ayah dan menanyakan
kondisinya karena kaki sang ayah kembali sakit kemudian memasuki kamarnya dan
melihat Buletin Pendidikan SMA Putri Seonwoo.
Ke
esokan harinya, Kim Hye In berada di dalam kamar Na Yeon untuk membeirkan les.
Mendengar bunyi kamera, Kim Hye In memutar kursinya dan melihat Na Yeon yang
sedang mengambil gambar dengan mengenakan tasnya yang baru dan memberi tahu
kalau tasnya sama semua seraya menunjuk salah satu tas. Na Yeon mengambil tas
tersebut yang di tunjuk Kim Hye In, menjelaskannya dan memberi tahu harganya
kemudian menyuruh Kim Hye In mengambilnya dengan geratis.
Kim
Hye In mengamati tas tersebut seraya berfikir untuk menjual tasnya dan uangnya
di gunakan untuk perjalanan bahasa ke selandia baru. Bahkan kamu akan
mengambilnya jika gratis ucap Na Yeon seraya menjauhkan tas miliknya saat Kim
Hye In akan mengambilnya dan kembali berkata Ibuku bilang orang-orang bersikap
seperti tidak menginginkan hal-hal yang tidak bisa mereka miliki dan menganggap
remeh barang-barang itu, terutama orang miskin.
Kim
Hye In mengampiri Lee Sun Joo yang sedang menonton video sembari minum kemudian
duduk di hadapannya dan merebut minumanan dan meminumnya. Dengan segera Lee Sun
Joo merebutnya seraya bertanya ada apa denganmu. Hidup sangat tidak adil,
kupikir aku akan dihargai jika aku bekerja keras namun semua dewa pasti sudah
mati ucap Kim Hye In. Astaga, kamu bisa menakutkan saat marah ucap Lee Sun Joo
kemudian menceritakan mahasiswi di jurusan kampusnya yang cantik dan seksi
kepada Kim Hye In.
“Entah
kenapa, saat itu, aku ingat dengan jelas kisah yang dia ceritakan saat itu. Hari
itu mungkin awal dari segalanya.”
Lalu,
apa moral ceritanya tanya Kim Hye In. Moral ulang Lee Sun Joo kemudian berkata
tidak ada yang seperti itu, aku hanya mengatakan bahwa dunia ini terlalu kotor
dan tidak adil bagimu untuk mengharapkan hadiah setelah bekerja sekeras dirimu
sekarang.
Kim Hye
In pergi kerumah Na Yeon untuk memberikan les. Pekerja memberi tahu Kim Hye In
kalau Na Yeon pulang sedikit terlambat. Dan sekarang Kim Hye In tengah berada
di dalam kamar Na Yeon, menyurun materi pembelajaran. Setelah selesai, Kim Hye
In menelusuri kamar Na Yeon, mengmbil tas dan memakaiya kemudian mengambil
gamabar dan mempostingnya di akum media sosialnya. Kim Hye In kembali
meletakkan tasnya di lemari seperti semua saat Na Yeon datang.
Hari berikutnya, Kim Hye In berjalan di sekolahnya dan menyapa kedua temannya. Tapi kedua siswa tersebut hanya diam, tidak membalas sapaannya. Kim Hye In memasuki sekolah dan mendapat tatapan aneh dari orang-orang. Tiba-tiba salah satu siswa datang dan bertanya kepada Kim Hye In, apa selama ini kamu berpura-pura padahal sebenarnya kamu kaya. Kim Hye In pergi ke kamar mandi, melihat postingannya di akun media sosial, dan membaca komentar yang masuk. Kamu benar, sebenarnya aku dari keluarga kaya jawab Kim Hye In saat teman-temannya kembali bertanya.
Bersambung.......