All content from tvN
Penulis: Anysti
Sinopsis lengkap: Sinopsis lengkap Hometown Cha-Cha-Cha
Sebelumnya: Sinopsis Hometown Cha-Cha-Cha episode 1 part 1
Selanjutnya: Sinopsis Hometown Cha-Cha-Cha episode 1 part 3
Hyejin nelpon ayah. Hhh ayah bahkan nggak ingat ini hari apa. Hyejin nggak bicara banyak dan titip salam buat ibu, istri ayah yang sekarang. Setelah Hyejin menutup telpon barulah ayah ingat ini hari apa.
Setelahnya Hyejin kembali ke tempatnya semula. Lah bingung. Sepatunya nggak ada. Dusik mendadak menghampirinya sambil bawa papan seluncur. Dia memberikan sepatu Hyejin tapi cuman sebelah doang.
Hyejin sangat berterima kasih. Tapi apa ia nggak melihat pasangannya? Sepatu itu baru ia pakai sekali dan harganya sangat mahal. Karena ia sudah membantunya, Hyejin memintanya untuk mencarikan pasangannya juga.
Dusik mengeluhkan kalo ada banyak orang seperti Hyejin. Bahkan para leluhur menjadikannya peribahasa. "Orang tenggelam yang diselamatkan akan menagih barang-barangnya juga."
Hyejin membantah kalo bukan itu maksudnya. Ia takut air dan ia melihat Dusik suka air. Karena itulah ia meminta bantuannya.
Dusik memberitahu kalo Hyejin sepertinya salah paham. Ia nggak menyelamatkan sepatunya tapi sepatunya yang menaiki papan selancarnya tanpa ijin. Sepatu yang gemerlap itu mendadak di depan matanya. Tahu kan gimana kagetnya.
Hyejin meminta maaf. Ia juga bukan orang seperti itu. Tapi ia lihat kan kalo ia nggak pakai alas kaki dan mobilnya jauh.
Dusik nggak begitu peduli. Ia mengambil papan selancarnya dan meninggalkan Hyejin sambil bilang kalo berjalan tanpa alas kaki baik untuk kesehatan.
Hyejin bingung. Dia pingin mencari sepatunya di laut tapi takut.
Dusik melemparkan sandalnya. Sandal toilet restoran sasyimi Hwajeong. Hyejin melihat sandal itu dan menolaknya. Silakan nggak pakai alas kaki
Akhirnya Hyejin memakai sandal itu dan berjalan. Dalam perjalanan ia melihat anak laki-laki bersama seorang anak perempuan. Anak perempuan itu nangis sambil memegang gigi di tangannya.
Hyejin pikir giginya lepas jadi dia nangis. Ia nyuruh anak itu untuk membuka mulutnya. Ia akan meriksa. Ia adalah dokter gigi. Anak itu masih nangis. Hyejin menenangkannya dengan bilang nggak papa. Giginya lepas sendiri?
Anak laki-laki di sebelahnya bilang enggak. Darah keluar dari mulutnya. Anak perempuan itu nangis lagi. Katanya dia memukulnya pakai tas sepatunya. Lah yang dipukul temannya kok malah dia yang nangis.
Hyejin memuji anak itu yang sangat tenang untuk anak seusianya. Ia menyuruhnya untuk membuka mulutnya. Gigi susunya lepas. Kata anak laki-laki itu untuk ke dokter gigi harus naik mobil selama 30 menit. Hyejin lalu mengajak ke rumahnya.
Young-guk sedang jalan sama Yong-hun sambil bicara. Tahu-tahu mereka hampir disiram seember air sama Hwajung. Young-guk dan dan Hwajung dulunya suami istri tapi sekarang sudah bercerai. Mereka mau makan siang tapi mereka nggak mau makan di tempatnya Hwajung. Young-guk bilang Yong-hun nggak bisa makan makanan mentah.
Hwajung menunjukkan kalo makanan yang dimasak di restorannya juga banyak. Sup telur ikan, sup ikan pollack, sup rumput laut, dan bulu babi. Young-guk mengiyakan. Lain kali mereka akan makan di sana.
Anak laki-laki tadi pulang. Namanya Ijun. Dia adalah anaknya Hwajung sama Young-guk. Young-guk balik lagi dan menyambut Ijun. Melihat darah di mulutnya membuatnya cemas. Giginya lepas. Ia mau membawanya ke rumah sakit tapi Hwajung melarang.
Ia menanyakan ke Ijun giginya lepas sendiri? Siapa yang memasang perbannya? Bora, anak perempuan tadi sembunyi. Ijun melihatnya dan ia mengangguk. Maksudnya biar Ijun bilang iya kalo giginya lepas sendiri.
Hyejin menghampiri mereka dan memberitahu kalo ia membeli perban di apotik dan jerawat lukanya. Hwajung nggak tahu siapa Hyejin dan kenapa dia memakai sandal toilet restorannya? Lah Hyejin juga bingung.
Hyejin bicara sama Hwajung di dalam. Hwajung masih penasaran siapa yang ngasih sandal itu ke Hyejin. Hyejin memberitahu kalo ceritanya panjang. Ia akan mengembalikannya lain kali tapi Hwajung melarang. Ia menyuruhnya untuk memakainya lalu membuangnya.
Hyejin berterima kasih dan mau pamit tapi Hwajung menahannya dan memintanya untuk makan dulu. Ia akan mentraktirnya. Ia sudah membantu anaknya dan ia nggak bisa membiarkannya pergi begitu saja. Hwajung menawarkan sasyimi tapi Hyejin menolak. Ia memesan sup rumput laut.
Nggak lama kemudian sup rumput laut siap. Hwajung menyajikannya pada Hyejin. Sambil makan Hwajung mengomentari pinggang Hyejin yang kecil. Dulu pinggangnya hanya segenggam. Tapi melebar setelah melahirkan. Ia hanya makan nasi sedikit saat malam tapi lauknya banyak.
Hyejin merasa kalo masakannya enak. Hwajung bilang itu karena minyaknya. Ia pernah membuka toko minyak. Ia pikir ini pertama kalinya Hyejin ke Gongjin. Hyejin membantah. Ini ketiga kalinya.
Sambil menatap laut Hwajung menyuruhnya untuk sering datang. Bukan karena itu kampung halamannya, tapi tempat itu bagus. Terutama lautnya, sangat cantik. Baginya, Pelabuhan Gongjin seperti pelukan mendiang ibunya.
Gongjin adalah tempat yang bagus, tapi sayangnya nggak ada dokter gigi. Hyejin mengiyakan. Ia dengar harus naik mobil selama 30 menit.
Hwajung pikir kalo Hyejin mendirikan klinik di sana, pasiennya pasti sangat banyak. Banyak orang tua yang akan mengantre untuk memasang implan dan gigi palsu. Kalo ia berminat Hwajung menjanjikan akan mencarikan lokasi yang bagus.
Dusik sedang mandi. Setelah selesai ia membaca pesan di ponselnya. Ada banyak pesan yang masuk. Mereka meminta tolong padanya. Dan pesan terakhir. Barangmu sudah tiba.
Ia pun pergi ke sana untuk memanggilnya. Geum-cheol sedang tidur. Dusik membangunkannya dan menanyakan barangnya. Katanya di sana. Dusik mencarinya. Nggak ngerti di sana dimana?
Lah tahunya ada di depannya Geum-cheol. Katanya harganya 150.000 tapi sama Dusik ia menjualnya 120.000.
Dusik sih tahu kalo harganya 90.000. Sama ongkosnya jadi 92.500. Geum-cheol kesal. Lah dikiranya dia kurir?? Dusik mengambil dompetnya. Ih kok nggak bisa dibuka. Ih becanda doang ternyata. Ia memberikan uangnya pada Geum-cheol dan pergi.
Tanpa disadari ia berpapasan sama Hyejin yang mau melihat tempat yang rencananya mau ia sewa untuk membuka klinik gigi. Ternyata harganya jauh lebih murah dari di Seoul. Ah nggak jadi. Ngapain buka klinik gigi di pedesaan.
Hyejin sudah di mobilnya. Ia menyayangkan banget sepatunya yang tinggal sebelah doang. Akhirnya ia memutuskan untuk pulang. Lah malah mobilnya nggak mau nyala. Mau nelpon asuransi malah nggak ada sinyal.
Akhirnya Hyejin turun dari mobil dan jalan sambil nyari sinyal. Ia tahu ini perdesaan, tapi gimana mungkin nggak ada sinyal? Ia mau kembali ke restoran Hwajung untuk pinjam telpon tapi malah perutnya sakit. Mungkin karena terlalu banyak makan tadi.
Hyejin lalu masuk ke sebuah kafe dan memesan segelas Americano. Maksudnya sih cuman mau numpang ke toilet doang.
Chun-jae, pemilik kafe itu nggak ngerti Hyejin pesan es amerikano apa panas. Akhirnya ia membuatkan yang dingin.
Hyejin kembali. Rasanya lega. Ia duduk menghadap sebuah poster besar. Orang yang ada di poster itu adalah Chun-jae tapi Hyejin nggak menyadarinya. Chun-jae berusaha untuk ngasih petunjuk kalo ialah yang ada di poster itu tapi Hyejin nggak paham juga. Akhirnya ia meninggalkannya.
Setelah meminum kopinya sedikit yang rasanya sangat nggak enak, Hyejin menghampiri sajangnim-nya dan bilang mau pinjam telpon.
Chun-jae memutar lagunya dan berusaha untuk ngasih tahu Hyejin kalo itu adalah lagunya tapi Hyejin sama sekali nggak tertarik.
Lah telponnya nggak berfungsi. Chun-jae lalu menawarkan Hyejin untuk memakai ponselnya. Lah nggak bisa juga.
Akhirnya ia mau pergi dan minta tagihannya. Chun-jae melihat kalo kopinya masih banyak dan minta Hyejin untuk meminumnya dulu.
Hyejin nggak mau dan minta tagihannya. Lah Chun-jae malah mau membungkusnya. Hyejin kembali melarang. Ia memberikan kartunya untuk membayarnya. Lah nggak bisa juga.
Ju-ri, anaknya Chun-jae pulang sambil mengeluhkan ponselnya yang nggak bisa dipakai. Chun-jae memperingatkan Ju-ri agar jangan bicara seperti itu.
Chun-jae mengembalikan kartu Hyejin dan meminta uang tunai saja. Lah Hyejin nggak punya. Ia nggak terbiasa membawa uang tunai. Chun-jae menyayangkan. Padahal hanya 4.000 won.
Hyejin berniat mengambil uang dan menanyakan bank terdekat. Chun-jae ragu. Takutnya Hyejin nggak kembali lagi. Hyejin menyerahkan tasnya sebagai jaminan.
Ju-ri melarang ayahnya untuk menerima dan bilang kalo itu tas tiruan. Hyejin menekankan kalo tasnya asli tapi malah dibilang bohong. Mana ada orang yang memakai tas mahal dengan sandal seperti itu?
Chun-jae mengenali kalo itu sandal punya Hwajung. Hyejin lalu meninggalkan ponselnya. Ju-ri mengambilnya dan merasa kalo itu ponsel model terbaru.
Hyejin keluar sambil mengeluhkan apa yang Ju-ri katakan kalo tasnya palsu. Padahal ia sangat menghargai hak merek dagang.
Bersambung...