All content from tvN
Dong Cheol lagi telponan sama Mi Do. Ia mengiyakan akan meredakan pengarnya. Ia paham dan ngajak ngomongnya nanti lagi.
Dong Cheol menutup telponnya. Ia melihat Ji Uk jalan ke kantor polisi. Dong Cheol malas. Dia jalan dan melewati Ji U gitu aja.
Ji Uk berbalik dan mengingatkan kalo bukannya mereka baik-baik aja sebelumnya? Apa sekarang dia nggak dianggap? Dong Cheol malah pingin ketawa dengarnya.
Ji Uk menanyakan gimana kalo dia bukan tersangkanya? Dong Cheol berbalik dan membalikkan pertanyaan Ji Uk. Gimana kalo dia adalah tersangkanya? Lah, giliran Ji Uk yang pingin ketawa. Emangnya lucu???
Ji Uk memberitahu kalo dia nggak bertaruh kalah. Dong Cheol juga tahu itu karena mereka sudah kenal lama. ππ Dong Cheol cuman senyum. Dia merasa kalo Ji Uk juga tahu dirinya. Sekali ia menggigit maka ia nggak akan melepaskannya.
Ji Uk nggak bisa membalas. Dong Cheol berbalik dan mau pergi. Ji Uk tiba-tiba menanyakan gimana kalo dia nggak tahu gimana Dong Cheol mendapatkannya, tapi barang yang ia dapatkan itu ilegal. Itu nggak bisa dijadikan barang bukti. Dia yakin kalo Dong Cheol pasti tahu soal itu.
Dong Cheol tersenyum. Ia nggak mau terpancing. Ia menghela nafas lalu pergi.
Min membersihkan apartemen Mi Do pakai penyedot debu. Se Yeon menghampirinya. Mi Do bertanya kenapa Min beberes? Dia kan tamu. Anggap aja rumah sendiri.
Min malah ngerasa kalo tempat Mi Do adalah markas mereka. Semalam mereka juga berpesta jadi dia harus membantu. Mi Do tersenyum mendengarnya.
Se Yeon menanyakan bukannya Min harus kerja? Ia merasa kalo ibunya Min nggak suka sama Min. Bukankah Min harus menunjukkan usahanya?
Min memberitahu kalo dia ngambil cuti panjang karena tiap detik sangat berharga. Min mengaku nggak mau jauh dari Se Yeon biar sedetik juga.
Se Yeon merasa nggak nyaman dan meminta Min untuk menghentikan sikap noraknya. Dia nggak suka dengarnya. Berhenti. Min tersenyum. Dia malah pingin meneruskannya.
Min meletakkan penyedot debunya dan menghampiri Se Yeon. Ia mulai menggombal kalo baginya berkedip juga boros waktu. Itu mencegah matanya melihat Se Yeon.
Ih, Se Yeon geli dengarnya apa detektif Park yang udah ngajarin Min? Emang dasar Min, dia malah nunjukkin matanya ke Se Yeon biar bisa lihat mata merahnya.
Mi Do datang dan membawakan minuman buat mereka. Dia juga gedheg lihatnya. Apa ini pertama kalinya mereka pacaran? Kenapa ngomongnya aneh-aneh?
Se Yeon bangkit dan ngambil minumannya. Min juga mengambil miliknya. Ia mengakui kalo ini adalah pertama kalinya. Mi Do malah ngasih ide g*la ke Min buat masang iklan di kereta kalo Se Yeon adalah pacar Min.
Se Yeon minta Mi Do buat berhenti karena Min bisa melakukannya. Min mengaku suka sama ide itu. Se Yeon menghela nafas dan meminta agar Min nggak melakukannya. Jangan pernah
Ponselnya Min bunyi. Nggak tahu kabar apa yang dia dapat tapi kayaknya dia nggak bisa percaya. Gimana bisa hukum kayak gitu? Se Yeon sama Mi Do juga ikut heran dengarnya.
Min dan Se Yeon nemuin Dong Cheol. Dong Cheol juga nggak bisa percaya. Padahal mereka punya darah sama sidik jarinya Ji Uk. Se Yeon sendiri sudah menduganya. Ia merasa aneh Ji Uk mendengar soal gunting benangnya. Dan mereka juga ketemu Ji Uk beberapa kali di NFS, jadi ia meriksa laporan kasusnya.
Se Yeon mengambil berkasnya dan menunjukkannya pada Dong Cheol dan Min. Di sana tertulis kalo sebab kematiannya tertulis kehilangan banyak darah. Dong Cheol mengambilnya dan membacanya. Dia rasa itu wajar mengingat luka tusuknya.
Se Yeon ingat benar kalo Oh Yeong Cheol menusuknya tapi yang menyebabkan kematiannya adalah karena Ji Uk mencekiknya. Karena itulah dia ingat sama gunting benangnya. Ia mengambil kembali berkasnya. Di catatan periksa medis nggak ada soal luka tusuk di lehernya dan nggak ada fotonya juga. Ia yakin kalo ada bukti soal jahitan di leher yang sengaja diilangin.
Min menyimpulkan kalo Seo Ji Uk mengubah laporan autopsi. Se Yeon mengingatkan soal mayat yang diautopsi yang dikira adalah jasadnya Min. Bukankah pemeriksa medis kasus itu juga Kim Dae Ung?
Flashback...
Saat itu Dae Ung mengatakan kalo jaksa Seo memintanya buat membandingkan DNA Cha Min jadi ia menggunakan rambutnya yang diambil dari barang sita di tempatnya Min. Ia cukup yakin kalo itu cocok.
Dan saat mengotopsi jasad ibu Hee Jin. Dae Ung bertanya apa mereka perlu melakukan otopsi? Dong Cheol menjawab kalo ia akan bicara sama putrinya dulu. Dae ung mengiyakan.
Dan saat jenazah ibunya Hee Jin diambil sama Se Yeon. Dae Ung sengaja menahan detektif Lee dan memintanya untuk meriksa sesuatu.
Detektif Lee membaca hasilnya. Ia mengingatkan kalo pria yang mereka tangkap di TKP memiliki golongan darah AB. Dae Ung malah bilang kalo Ji Uk bilang padanya harusnya tipe B. Dia nyuruh detektif Lee buat meriksa lagi.
Flashback end...
Dong Cheol ingat. Dae Ung juga yang bertanggung jawab buat autopsi Jang Sun Young. Min sama Se Yeon mencoba mengingatnya juga.
Dong Cheol dan yang lain datang ke rumah sakit dan mencari Dae Ung. Sayang Dae Ung sudah nggak ada. Sudah beberapa hari dia ngambil cuti mendadak.
Min, Se Yeon sama polisi nyari Dae Ung di bandara. Mereka berpencar agar lebih mudah nyarinya. Dae Ung nggak sengaja lihat Dong Cheol. Ia pun milih menghindar.
Detektif Choe nggak sengaja melihatnya dan memanggilnya. Detektif Lee datang dari arah yang berbeda. Mereka mau nangkap Dae Ung. Tapi Dae ung. Tapi Dae Ung malah melarikan diri saat detektif Choe melapor ke Dong Cheol kalo mereka menemukan Dae Ung.
Mereka mengejar Dae Ung. Rada susah karena ada banyak orang disana. Mereka lalu berpencar. Dae Ung masuk ke dalam lift. Min dan Se Yeon masuk dan menghadangnya pakai troli.
Dong Cheol nelpon. Se Yeon bilang padanya untuk ketemuan di lantai satu. Hadeuh, Dae Ung lemas. Se Yeon tersenyum dan menyapanya ramah. Lama nggak ketemu Kim Dae Ung-ssi.
Mereka sudah sampai. Dong Cheol menunggu (dengan kerennya) di depan lift. Pintu lift kebuka. Dong Cheol menghampiri Dae Ung sambil bersiul. Ia merangkul Dae Ung dan menasehati kalo Dae Ung harus membayar perbuatannya.
Min sama Se Yeon gelisah nunggu di depan ruang interogasi. Nggak lama Dong Cheol keluar dan ngasih tahu kalo Dae Ung mengaku dibayar sama Seo Ji Uk. Buat malsuin hasil autopsi.
Se Yeon dan Min lega dengarnya. Dong Cheol memberitahu kalo mereka meminta surat pengadilan jadi Ji Uk akan selesai sekarang. Se Yeon mengangguk. Menurutnya itu bagus.
Hakim Seo sedang bicara di telpon. Nggak tahu sama siapa. Wajahnya nampak tegang. Ia lalu menutup telponnya. Ia nggak nyangka kalo semuanya sudah mengarah pada itu.
Ji Uk mencuci wajahnya. Tiba-tiba lehernya terasa sakit. Ia pun melihatnya di cermin. Ia lalu teringat apa yang dikatakan ayahnya sebelum meninggal.
Sugyeong? Kebetulan? Ia penasaran apa yang ayahnya coba katakan?
Bel pintunya bunyi. Ji Uk ke depan dan membukakannya. Ternyata yang datang adalah Dong Cheol. Ia membawa surat perintah kali ini. Ia meminta maaf karena sudah mengganggu malamnya Ji Uk.
Ternyata Dong Cheol nggak sendiri. Dia datang bersama dengan detektif yang lain. Ji Uk nggak ngerti ada apa ini? Dong Cheol menemperlkan surat perintah ke dadanya Ji Uk dan memberitahu kalo mereka mau lihat-lihat. Ia lalu mengajak semuanya buat melihat-lihat.
Para polisi mulai berpencar. Dong Cheol meminta air dingin sama Ji Uk. Ji Uk tersenyum. Apa Dong Cheol beneran berpikir bisa mendapatkan sesuatu? Bukankah dia sudah mendapat apa yang diperlukan?
Detektif Choe membuka lemari dapur dan menemukan sesuatu. Ia lalu manggil Dong Cheol dan memberitahu kalo dia mendapatkan bukti. Ada di lemari.
Dong Cheol berlagak sudah menduga kalo barang penting pasti di sembunyikan di lemari. Amanin!!! Detektif Choe menyimpan barang bukti itu ke dalam plastik. Dan itu adalah gunting benang punya Se Yeon.
Flashback...
Min menyelinap ke rumah Ji Uk sama seperti sebelumnya. Ji Uk sedang di kamar mandi. Min kesana dan meletakkan gunting Se Yeon ke dalam lemari dapur.
Flashback end...
Dong Cheol memuji Detektif Choe yang sudah menemukannya. Ia sesumbar ke Ji Uk kalo itu nggak didapatkan secara ilegal. Mereka punya surat perintah buat membuktikannya. Dan itu akan dikirim ke NFS dan dia yakin kalo Ji Uk pasti sudah tahu hasilnya.
Dong Cheol sok simpati meriksa lehernya Ji Uk. Apa itu luka bakar? Pasti sakit, ya??? Dia ngajak Ji Uk buat minum kopi lain kali. Dong Cheol lalu pergi. Ji Uk kesal banget setelahnya.
Se Yeon cemas nungguin Min. Ia menanyakan apa semuanya lancar? Min mengiyakan. Sesuai rencana. Ia yakin kalo Ji Uk sekarang pasti lagi bingung. Dia masih nggak tahu gimana caranya mereka masuknya.
Se Yeon mengaku lega. Dia sempat khawatir karena Min telat. Min nenarik Se Yeon dan memeluknya. Kenapa khawatir? Selama ia punya Abyss maka ia nggak tersentuh. Se Yeon mengiyakan. Dia tahu itu.
Se Yeon mengambil Abyss dari saku Min dan memintanya agar nggak menggunakannya lagi. Sesuai dengan urutan warna pelangi, (mejikucintakamu eh, mejikuhibiniuπππ) karena sudah ungu maka hanya bisa dipakai sekali lagi. Siapa yang tahu apa yang terjadi kalo abis?
Se Yeon takut kalo nanti semua yang sudah dibangkitkan akan mati tiba-tiba?
Min menatap Se Yeon sedih. Ia memaksakan senyumnya. Siapa yang tahu? Kali aja bisa diisi daya. Se Yeon menatap Min, tanpa batas? Ia merasa kalo itu nggak mungkin.
Min kembali meluk Se Yeon dan menenangkan kalo itu nggak akan terjadi.
Ji Uk berada di mobil dan merasa nggak tenang. Dia nelpon Hakim Seo tapi Hakim Seonya malah mengabaikannya. Ji uk teriak frustasi. Jadi hakim Seo mau ninggalin dia?
Detektif Choe datang dengan terburu-buru dan memberikan laporan pada Dong Cheol. Itu seperti prediksinya. Ada noda darah dari perban kotak P3K dan itu milik Oh Yeong Cheol.
Dong Cheol sesumbar tentang apa yang ia katakan kalo dia akan menangkapnya. Ia punya alasan saat ia merasa percaya diri. Dia nunjukkin laporan itu ke atasannya. Itu cukup buat penahanan?
Atasan melihat hasil tesnya dan mengiyakan. Ia memuji kerja bagus Dong Cheol dan memintanya buat minta surat perintah. Dong Cheol mengambil berkasnya lalu pergi bersama dua bawahannya.
Ji Uk jalan dengan buru-buru. Ia masuk ke sebuah toko. Seorang pria langsung bangkit dan menyapanya. Ji Uk mengaku butuh ponsel prabayar sekarang. Ia menjatuhkan sebuah tas dan ingin pria itu mendapatkan sesuatu untuknya.
Pria itu membuka tas yang Ji Uk jatuhkan. Isinya uang semuaπ°π°π°. Ia nampak takut-takut. Tugas apa sampai semahal itu? Ji Uk menatap pria itu tajam.
Min lagi berduaan sama Se Yeon di kamar rahasianya. Se Yeon yang menyandarkan kepalanya di pundak Min mengaku haus. Min meletakkan bukunya dan memberikan minum pada Se Yeon. Ia bahkan membukakannya segala.
Se Yeon meminumnya lalu meletakkannya. Ia menghela nafas lega. Sudah lama ia nggak santai kayak gitu. Ia kembali menyandarkan kepalanya di pundak Min. Ia merasa kalo itu menyenangkan.
Min mengatakan kalo perintah penahanan Ji Uk keluar besok. Jadi semuanya akan berakhir kalo Ji Uk dipenjara. Se Yeon mengangguk membenarkan. Min menatap Se Yeon dan melanjutkan dengan bertanya pada Se Yeon, saat semua selesai, apa yang akan ia lakukan?
Se Yeon menutup bukunya dan mengangkat kepalanya dari pundak Min. Ia mengaku ingin memberitahu orang tuanya kalo dia masih hidup. Ia tahu kalo itu nggak akan mudah.
Min merasa kalo orang tua Se Yeon akan butuh waktu untuk menerimanya. Ia mengingatkan kalo Se Yeon sudah lama mati. Kadang ia merasa menyesal nggak membiarkan Se Yeon ngasih tahu orang tuanya kalo ia adalah Go Se Yeon di hari mereka ketemu di pemakamannya.
Se Yeon seolah ingin menghibur Min, kalo orang tuanya tahu ia masih hidup, maka tersangkanya nggak mungkin dianggap pembunuh. Ia ingin mereka membayar perbuatan mereka nggak peduli gimana juga. Jadi ia harus menyembunyikan dirinya. Dan itu adalah pilihannya.
Se Yeon meluk Min dan ngasih tahu kalo dia nggak takut apapun selama ada Min, ibu dan ayahnya di dekatnya. Ia ngajak Min buat kembali pada ibu dan ayahnya dulu lalu mereka bisa menyelesaikan yang lainnya. Min tahu kan kalo dia kuat dan gigih?
Min tersenyum dan kembali meluk Se Yeon. Ia janji akan membantu Se Yeon dan menyelesaikannya sama-sama. Se Yeon mengiyakan dan berterima kasih.
Min melepaskan pelukannya. Ia mengatakan kalo ada yang harus Se Yeon lakukan dengannya. Apa? Se Yeon nggak paham. Min tersenyum. Ia bangkit dan minta Se Yeon nunggu di sana.
Lah, Min mau kemana? Min bangkit dan nyari sesuatu di rak atas. Tempatnya tinggi banget. Ia mengambil selembar kertas yang terselip di dalam buku. Ternyata itu adalah daftar keinginannya.
Flashback...
Saat SMA Min pernah memberikan daftar keinginan itu ke Se Yeon. Se Yeon membacanya lalu mengingatkan Min kalo ia hanya ngasih Min satu kupon permohonan. Dengan santainya Min bilang kalo dia cuman minta satu hal yaitu melakukan semua yang ada di daftar dengannya.
Se Yeon membenarkan kalo itu emang cuman satu, tapi ... Kalo Min minta jin dalam botol buat mengabulkan semua keinginannya apa jinnya akan mendengarkannya?
Min mengingatkan kalo Se Yeon bilang akan mengabulkan permohonannya? Se Yeon merasa kalo dia nggak bisa. Min nggak terima. Kenapa?
Se Yeon memberitahu kalo semua itu adalah hal yang Min lakuin sama pacarnya. Dia kan bukan pacarnya Min. Min nggak bisa maksa lagi. Ia mengambil kembali daftar keinginannya.
Se Yeon menyuruh Min buat minta yang lain. Ia janji akan mengabulkannya. Min nggak mau. Ia akan memikirkan yang lain nanti. Se Yeon mengiyakan.
Flashback end...
Se Yeon tertawa baca daftar keinginannya Min. Min tersenyum. Ingat? Se Yeon bilang nggak mau melakukannya karena ia bukan pacarnya. Min memberikan kupon dari Se Yeon dulu dan mengaku akan menggunakan kuponnya sekarang.
Se Yeon menerima kupon dari Min. Kupon sekali pakai. Min meminta Se Yeon untuk melakukan semuanya dengannya. Se Yeon tersenyum dan menatap Min.
Bersambung...