All content from tvN
Ji Uk lagi nyetir. Ia teringat pesan terakhir dari Oh Yeong Cheol, ayahnya. Sugyeong. Panti wreda Sugyeong.
Hakim Seo masih aja ditelpon sama Ji Uk dan ia nggak mau mengangkatnya. Tiba-tiba Ji Uk mengirim pesan. Ia mengancam Hakim Seo pakai gambar anaknya yang Sebenarnya.
Ji Uk menyarankan agar sebaiknya Hakim Seo mengangkat telpon darinya. Hakim Seo panik. Dia takut anaknya diapa-apain sama Ji Uk. Ia pun terpaksa mengangkat telponnya.
Ji Uk kesal. Dia sudah bilang kalo harusnya Hakim Seo mengangkat telponnya. Hakim Seo nggak bisa berkata-kata. Gimana dia...kenapa..? Ji Uk bertanya, jadi karena itu hakim Seo mengabaikannya? Karena putra biologisnya masih hidup?
Hakim Seo meminta agar Ji Uk nggak nyentuh anaknya. Atau... Ji Uk marah. Atau apa? Ia ngasih tahu hakim Seo kalo Sep Ji Uk itu adalah dirinya.
Hakim Seo memberitahu kalo polisi nemuin perban dengan darah Oh Yeong Cheol di rumah Ji Uk. Ji Uk santai dan mengingatkan kalo nggak ada yang nggak bisa hakim Seo lakukan dengan uang dan kuasanya di negara ini.
Pertama-tama Ji Uk ingin agar hakim Seo membuat pengumuman kalo ia adalah putra biologisnya. Dan pastikan mempertaruhkan semuanya untuknya, putranya. Cuman itu cara buat melindungi dirinya.
Ji Uk lalu nutup telponnya. Hakim Seo syok. Dia bingung mesti gimana. Ia lalu menelpon sekretarisnya dan minta dipanggilin reporter dan memberitahu kalo ia akan membuat pengumuman resmi. Tentang rumor itu.
Hakim Seo lalu ngambil ponselnya dan nelpon seseorang. Ia mengaku butuh bantuannya.
Ji Uk mendorong anak hakim Seo meninggalkan rumah sakit. Ia memasukkannya ke mobil dan membawanya pergi.
Sementara itu di kantor polisi suasananya kacau banget. Detektif Lee dan detektif Choe sibuk menjawab telpon. Detektif Choe mengingatkan kalo mereka nemuin perban yang dipakai sama Oh Yeong Cheol pas kabur. Tapi pengumuman apa yang mau dibuat?
Dong Cheol berpikir mungkin karena ia merasa terkait. Ia harap hakim Seo nggak mencoba membalik keadaan dengan mengatakan omong kosong.
Ji Uk menonton berita tentang dirinya yang dikabarkan sebagai kaki tangan Oh Yeong Cheol dan menyembunyikan kejahatan kasus pembunuhan Eomsan-dong.
Ia merasa muak dengan apa yang diberitakan dan menatap anak kandung dari hakim Seo yang ia geletakkan begitu saja di lantai.
Ponselnya lalu bunyi. Hakim Seo memberitahu kalo ia akan mengadakan konferensi pers untuk membuat pengumuman resmi. Ji Uk tersenyum. Ia merasa kalo hakim Seo emang harus melakukannya.
Ia lalu nelpon seseorang dan menanyakan apa ia menemukan yang ia minta?
Se Yeon sama Min berkencan. Mereka berjalan di keramaian sambil gandengan tangan. Mereka mampir beli makanan lalu lanjut jalan lagi sambil suap-suapan.
Ada yang lagi main musik. Se Yeon dan Min mendekat dan ikut nonton juga. Keduanya nampak sangat menikmati.
Habis itu mereka beli baju. Se Yeon milih baju musim panas dan nanyain pendapatnya Min. Min nggak suka. Payah.
Se Yeon juga milihin baju buat Min tapi Minnya nggak suka. Payah. Se Yeon nampak kecewa. Min lalu nunjukkin baju pasangan dan ngajak Se Yeon buat pakai itu.
Se Yeon nggak mau memakainya. Payah. Dia lalu jalan ninggalin Min. Min merasa kalo itu bagus buat dia.
Biar kata Se Yeon bilangnya nggak mau pakai kaos kembaran akhirnya mereka memakainya juga. Keduanya sepedaan.
Habis sepedaan mereka berteduh di bawah pohon sambil makan es krim. Se Yeon tidur di pangkuan Min. Min bertanya apa es krimnya enak?
Se Yeon mengiyakan. Min minta. Dia mau nyicip punya Se Yeon. Se Yeon memberikan miliknya pada Min tapi Min malah memakan semuanya hanya dalam sekali gigit. Se Yeon kesal. Dia mau mukul Min tapi Minnya malah kabur.
Ia mengejar Min dan minta punya Min. Min nggak mau ngasih.
Semua wartawan sudah datang. Diantara mereka ada Ji Uk juga. Nggak lama kemudian hakim Seo datang. Semua wartawan bangkit dan mengambil gambar.
Hakim Seo memberi hormat pada semua yang sudah datang. Ia mengatakan kalo ia nggak bisa lagi mengabaikan rumor skandal yang berkembang.
Para detektif juga melihatnya di kantor polisi. Detektif Choe bertanya-tanya apa hakim Seo membocorkan apa yang akan dikatakannya? Dong Cheol mengatakan kalo keadaan bisa berbalik tergantung apa yang dikatakannya. Ia berpesan agar mereka bersiap-siap. Detektif yang lain mengiyakan.
Hakim Seo mengatakan kalo rumor tentangnya dan putranya adalah benar. Wajah Ji Uk langsung berubah marah. Wartawan juga pada kaget dengarnya.
Hakim Seo menambahkan kalo ia adalah seorang pembunuh yang membunuh istrinya sendiri 25 tahun yang lalu. Ia membunuh istrinya saat mereka sedang bertengkar. Putra kandungnya mengalami luka di kepala dan akhirnya koma.
Seorang reporter pria bangkit dan menanyakan kalo maksudnya jaksa Seo Ji Uk bukanlah putra biologisnya? Tanpa ragu hakim Seo membenarkannya. Ia lalu menunjukkan putranya yang sebenarnya pada para wartawan.
Ji Uk kaget mendengarnya. Ia melihat kemana arah Hakim Seo menunjuk. Ji Uk yang sebenarnya duduk di kursi roda dengan Park Gi Man di belakangnya. Para wartawan langsung pada mengambil gambar.
Flashback ...
Hakim Seo bertemu dengan Park Gi Man setelah ia dikejar-kejar sama wartawan. Park Gi Man menilai kalo hakim Seo sudah kehilangan kesempatan terakhirnya.
Hakim Seo menatap Park Gi Man dan bertanya dia berniat minta bantuan.
Park Gi Man datang ke panti tempat anak Hakim Seo dirawat dengan mengendarai taksi.
Hakim Seo mengatakan kalo Park Gi Man bisa memastikan keamanan putranya yang sebenarnya maka ia akan mengakui dan membayar semua perbuatannya.
Dan saat ia sampai di sana Ji Uk sudah lebih dulu datang. Ia keluar lagi dan nelpon hakim Seo. Ia sudah di panti Wreda tapi Seo Ji Uk sudah ada disana. Hakim Seo mengatakan kalo ia butuh bantuannya. Ia melarang Park Gi Man melakukan sesuatu dan ikutin aja Ji Uk. Ia meminta Par Gi Man buat meriksa kemana Ji Uk, eh Tae Jin maksudnya membawa putranya.
Ji Uk meninggalkan rumah sakit. Park Gi Man melihatnya pergi lalu mengikutinya.
Flashback end...
Kembali ke konferensi pers,
Sambil menatap Ji Uk Hakim Seo mengatakan kalo dia bergabung sama iblis buat nutupin dosanya. Dan ia juga merawat putra Oh Yeong Cheol sebagai putranya sendiri.
Para detektif kaget dengarnya. Mereka merasa kalo itu nggak masuk akal.
Hakim Seo menatap Ji Uk tajam. Ji Uk nggak tahan lagi dan pergi.
Min sama Se Yeon duduk berduaan sambil melihat orang yang berlalu-lalang di depannya. Melihat orang-orang itu membuat Se Yeon merasa kalo mereka adalah orang biasa yang nikmatin hal sederhana dalam hidup.
Min membenarkan. Mereka emang orang biasa. Se Yeon ngingetin kalo Min sudah dihidupkan dua kali. Gimana bisa itu disebut biasa?
Min membenarkan apa yang Se Yeon katakan. Ia menatap Abyss dan melanjutkan kalo semuanya kacau gara-gara itu. Se Yeon menyandarkan kepalanya di pundak Min dan memejamkan mata. Tetap aja rasanya nyenengin bisa bersama Min di sana. Min tersenyum bentar.
Flashback...
Malam itu saat Min menatap Abyss, saat berwarna ungu artinya hanya ada satu kesempatan terakhir. Ia bertanya-tanya gimana kalo ia menggunakannya lagi?
Mendadak muncul tulisan. Kalo cahaya Abyss menghilang, maka pemiliknya juga menghilang. Min syok. Dia akan hilang?
Se Yeon masuk. Ia buru-buru meletakkan Abyss di atas meja dan bertanya Se Yeon dari mana?
Flashback end...
Min terdiam mengingat itu. Ia meletakkan Abyss di samping ponselnya dan ngajak Se Yeon buat nikmatin hal sederhana dalam hidup mulai sekarang dan hidup bahagia kayak mereka.
Se Yeon mengangguk mengiyakan. Ia lalu mengeluh kalo pipinya sakit terus. Kayak kebakar. Min panik. Yang mana? Sini aku lihat.
Se Yeon megangin pipinya mulu. Min nggak ngeh kalo dia sebenarnya pingin nunjukkin cincin. Se Yeon terus nunjuk itu. Cincin?
Se Yeon menunjukkan cincinnya dan memberitahu kalo itu adalah tipenya. Dia hanya ...dan juga... Se Yeon pingin nanya sesuatu ke Min setelah dia nerima cincinnya.
Se Yeon ngambil sesuatu dari sakunya. Sambil menatap Min dan nunjukkin cincin dia bertanya maukah Min menikahinya? Min seneng banget. Dia berbalik dan tersenyum girang banget.
Sebentar doang. Tapi pas ngadap Se Yeon udah biasa lagi. Dia merasa kalo cincin itu bukan tipenya. Se Yeon kaget dengarnya. Min nolak dia cuman gara-gara cincin?
Min tersenyum. Enggak. Dia mengambil cincinnya dan memakainya. Dia akan jadi milik Se Yeon selamanya. Se Yeon tersenyum. Min tahu-tahu nyium pipinya. Habis itu mereka pelukan. Saranghae Go Se Yeon. Dan Se Yeonnya menjawab, Nado.
Se Yeon nampak bahagia banget tapi enggak sama Min. Dia kayak menyimpan kepedihan di hatinya.
Bersambung...