All content from tvN
Penulis: Anysti
Sinopsis lengkap: Sinopsis lengkap Doom at Your Service
Sebelumnya: Sinopsis Doom at Your Service episode 1 part 4
selanjutnya: Sinopsis Doom at Your Service episode 2 part 2
*gambar lainnya nyusul entaran apa besokan. Mian ya....
Truknya berhenti. Semua orang mematung. Dong Kyung melihat Myeol Mang berjalan ke arahnya. Dewa memihakku. Dia disuruh milih untuk mati di sana atau menerima uluran tangannya. Dong Kyung sendiri masih ragu tapi Myeol Mang tahu kalo jawabannya adalah dirinya.
Ia meraih tangan Dong Kyung dan menariknya. Bersama mereka jalan ke depan sementara semua orang mundur ke titik awal. Dong Kyung bingung banget lihatnya. Myeol Mang melarangnya untuk melepaskan tangannya kecuali dia pingin.
Mati Sekarang
Keduanya duduk bersama di sebuah kafe. Dong Kyung masih bingung. Gimana bisa? Myeol Mang ngasih tahu kalo mereka cuman balik ke masa lalu. Bukan masalah besar. Tapi bukan itu yang Dong Kyung maksud. Sambil menunjuk muka Myeol Mang...dih bingung ngomongnya. Dia mencari istilah yang nggak akan terdengar kasar.
"Identitasku?" Tanya Myeol Mang.
Dong Kyung langsung mengiyakan. Myeol Mang nggak ngerti, Dong Kyung curiga atau penasaran? Dong Kyung bilang bukan keduanya. Ia hanya bersikap rasional. Myeol Mang menunjukkan kali Dong Kyung sudah melihat dan mengalaminya sendiri tadi. Terima saja. Bicara lebih mudah. Kamu masih hidup sekarang.
Dong Kyung masih nggak ngeh. Terus? Myeol Mang mengungkit Swiss dan Italia di luar pintu Dong Kyung. Dalam mimpinya, di kereta bawah tanah, dan di kantor. Nggak ingat? Dong Kyung mengaku ingat. Tapi itu nggak masuk akal. Dia berasa jadi g*la.
Myeol Mang menyudahi dan nyuruh Dong Kyung Untuk melihat baik-baik. Mendadak listrik di kafe itu mati. Mesin pembuat minuman juga mati. Dong Kyung pikir itu cuman kebetulan. Seakan nggak cukup, Myeol Mang sekalian aja membuat ponsel semua orang mati. Lah, Dong Kyung malah mikir nya Myeol Mang berhubungan sama listrik.
Myeol Mang lalu melihat keluar. Di langit muncul banyak komet. Semua orang ketakutan. Dong Kyung nyuruh Myeol Mang untuk menghentikannya. Ih Myeol Mang malah ngikutin apa yang Dong Kyung bilang tadi kalo itu bukan gegara dia. Dia berhubungan sama listrik.
Dong Kyung jadi sebel dan kembali nyuruh Myeol Mang untuk menghentikannya. Myeol Mang menurut. Komet ilang. Listrik dan ponsel nyala lagi. Myeol Mang memperingatkan kalo dia nggak terlalu baik. Dengan sosok seperti itulah kamu meneken kontrak. Myeol Mang nyuruh Dong Kyung untuk mengingat kalo dia jahat. Ih mereka masih genggaman tangan.
Sekilas dia lihat orang yang mau bunuh diri. Di penjara. Penjahat yang waktu itu kayaknya. Myeol Mang menyudahi waktu mainnya. Dia mau pergi. Sesuatu yang menyebalkan terjadi. Anggap itu pertunjukan untuk memperingati kontrak kita. Semoga kamu menikmatinya.
Ih apa-apaan ini? Dong Kyung masih menggenggam jari Myeol Mang dan nggak mau melepaskannya. Myeol Mang aja sampai heran lihatnya. Tadi nggak mau pegang tapi sekarang malah nggak mau lepasin. Dong Kyung mengingatkan kalo Myeol Mang sendiri yang bilang jangan lepas.
Myeol Mang menggenggam pergelangan tangan Dong Kyung dan..ta da..sebuah ikatan benang merah muncul. Itu adalah janjinya. Aku sudah berjanji kamu nggak akan merasa sakit. Jangan merasa terlalu tenang. Kamu harus mengisi dayanya sekali sehari sebelum tengah malam.
Dong Kyung nggak ngeh. Mengisi daya? Bagaimana caranya?
"Dengan memegang tanganku."
"Apa? Kenapa?"
"Kalo-kalo kamu kabur. Juga, buatlah permohonan, Tak Dong Kyung."
Dong Kyung bingung. Gimana Myeol Mang bisa tahu namanya? Myeol Mang nggak ngomong apa-apa lagi dan menghilang dibalik pintu.
Nggak berselang lama seorang pria masuk. Dia adalah pengemudi truk. Dong Kyung menghampirinya dan menanyakan tentang kejadian di tempat nyebrang tadi tapi anehnya pria itu nggak ingat apa-apa. Dong Kyung pikir kalo itu beneran terjadi.
Myeol Mang sendiri sedang berjalan di sebuah lorong. Pria yang dilihatnya tadi sedang bersiap untuk gantung diri. Myeol Mang melihatnya dari pintu. Ia merasa kalo orang itu sangat merepotkan.
Ia mundur beberapa langkah dan pintu seketika terbuka. Ia masuk. Aku akan membunuhmu jika sudah saatnya. Kubilang jangan parkir di tempatku, tapi kamu terus berusaha melakukannya. Kehancuran adalah tanggung jawabku.
Kain yang digunakan pria itu untuk bunuh diri seketika terlepas dan pria itu pun jatuh. Ia merangkak menuju kaki Myeol Mang dan memohon. Ia minta Myeol Mang untuk melakukan sesuatu karena ia terus mendengar suara. Ia nggak bisa tidur dan itu membuatnya g*la.
Dan suara-suara itu kembali terdengar. Suara yang mengutuknya. Orang itu makin menjadi frustasi. Myeol Mang malah tersenyum dan mendekatinya. Bagaimana rasanya? Aku menghadapinya setiap hari.
Pria itu memohon pada Myeol Mang agar membunuhnya. Myeol Mang memberitahu kalo tiga orang yang pria itu tusuk tewas dan dua orang masih koma. Harusnya pria itu berterima kasih padanya karena masih hidup dan sehat. Pria itu menekankan kalo itu bukan rencananya.
Myeol Mang sih paham kalo hidup nggak berjalan sesuai rencana. Ia bangkit dan menyudahi untuk hari ini. Ia merasa senang karena mendapat kontrak bagus hari ini. Pria itu menanyakan siapa Myeol Mang sebenarnya? Myeol Mang menyebutkan sebuah ungkapan: "Aku yang pertama dan terakhir, yang awal dan yang akhir." Begitulah aku. Yang terakhir. Akhir.
Myeol Mang menarik kakinya dan keluar. Orang itu makin histeris. Pintu tertutup. Ia menanyakan kenapa Myeol Mang melakukan ini kepadanya? Apa maumu?
"Kehancuran."
Dong Kyung berjalan menuju tempat Jina. B*d*bah Jo nelpon tapi ia mengabaikannya. Sesampainya di tempat Jina ia malah mendapati Jina berlutut di lantai. Dong Kyung menghampirinya dan menanyakan yang terjadi.
Jina mengangkat wajahnya. Dia pingin mati aja. Semuanya terhapus. Dong Kyung syok sampai menutup mulutnya. Sesaat kemudian Jina kalah tertawa kayak orang g*la. Ia meyakini kalo itu kehendak Tuhan. Tulisanku sampah, jadi kekuatan-Nya menghapusnya. Mereka seharusnya melakukannya sebelum aku menyelesaikannya. Ada apa dengan komet-komet itu? Kenapa listrik mati juga? Itu pertanda aku harus mati. Jina bangkit. Ia mengangkat tangannya dan bilang selamat tinggal ke Dong Kyung.
Dong Kyung berusaha untuk mencegah Jina yang jalan menuju balkon. Ia nyalahin si berengsek itu. Jina nggak ngeh siapa yang Dong Kyung maksud. Bill Gates? Lah Dong Kyung juga nggak tahu siapa namanya. Ia menghampiri Jina dan menariknya untuk duduk. Berhentilah bersikap seperti amatir. Kamu yang paling tahu harus bagaimana dalam situasi ini.
Jina membantah. Ia merasa harus mati. Dong Kyung meyakinkan kalo hanya ada satu solusi. Dia nyuruh Jina untuk nulis semuanya lagi dalam waktu sejam. Jina malah nggak ngeh. Surat pengunduran diri? Dong Kyung membantah dan menyuruhnya nulis bab itu.
Jina yang merasa nggak bisa milih untuk ke atap aja. Dong Kyung menariknya dan menyuruhnya untuk menyelesaikan babnya dulu tapi Jina kayaknya dah putus asa banget. Toh nggak ada yang menyukainya. Di firma pun nggak menyukainya, bukan? Apa kata mereka? Jujur saja.
Dong Kyung ingat kalo dalam rapat sebelumnya Joo Ik merasa kalo karya Jina membosankan. Ia bahkan merasa kalo asmara buah. Keahliannya. Protagonis prianya terlalu hambar dan jumlah pembacanya terus menurun.
Jung Min menyampaikan kalo rata-rata jumlajnya turun setengah begitu pembaca membayar untuk membaca cerita. Joo In langsung menyela. Apa Jung Min mau berkencan dengan protagonis pria itu? Dong Kyung lalu menjanjikan akan minta Jina untuk mengurangi jumlah bab dan mengakhirinya lebih cepat. Ketua juga ingin agar novel itu segera diakhiru. Mereka lalu memutuskan untuk melihat karya selanjutnya.
Dong Kyung yang nggak mungkin menyampaikan hasil rapat terpaksa berbohong bilang kalo mereka bilang novelnya layak ditunggu. Jina nggak percaya. Secara ia tahu kalo jumlah pembacanya berkurang setengah. Dong Kyung memberi tahu kalo separuh pembaca berhenti membaca begitu mereka harus membayar bab.
Jina memikirkannya sejenak dan merasa kalo apa yang Dong Kyung katakan benar. Dong Kyung lalu mendorongnya menuju meja kerjanya dan mryruhnya untuk menulis. Kalo melewatkan waktu mengunggah, ia juga akan kehilangan pembaca yang tersisa.
Dong Kyung jalan ke kulkas dan menanyakan apa Jina sudah makan? Jina menunjukkan snack nya. Dong Kyung ngasih tahu kako itu bukan makanan sungguhan. Tapi bagi Jina itu mengenyangkan. Ia nggak punya waktu untuk menulis, apalagi memasak. Itu jauh lebih enak dari apa pun yang ia masak, dari segi rasa dan nutrisi.
Dong Kyung membuka kulkas Jina. Isinya snack yang Jina makan sama air mineral doang. Dia bingung harus mulai dari mana. Jina nggak dengar karena ia memakai headphone. Dong Kyung lalu bilang kalo ia akan pergi ke toserba sebentar.
Bersambung...