Mi Do lagi teponan. Ia mengatakan kalo nggak ada yang perlu dikhawatirkan. Sesuatu terjadi diantara mereka. Mereka cuman sedikit berantem. Dai males membahasnya dan bilang kalo baterainya hampir habis dan nutup telponnya.
Se Yeon dan Hee Jin duduk nggak jauh darinya. Mi Do jalan menuju Se Yeon dan bilang kalo semua orang menghubunginya. Harusnya dia matiin ponselnya aja sekalian.
Se Yeon minta maaf. Harusnya dia berpikir panjang. Mi Do kesal dan marahin Se Yeon. Kenapa Se Yeon harus pergi dan bertindak ... Mi Do nggak melanjutkannya dan malah meluk Se Yeon. Dia merasa kalo Se Yeon keren.
Bagus. Bagus banget. Mi Do melepaskan pelukannya. Harusnya nggak berhenti sampai situ aja. Se Yeon harusnya mempermalukannya sampai mundur selamanya. Harusnya Se Yeon menghajarnya habis-habisan.
Se Yeon tersenyum dengar komentar Mi Do. Mi Do mengatakan kalo dia akan melakukan hal yang sama. Kerja Se Yeon bagus
Hee Jin mengingatkan kalo hasil autopsi keluar malam ini. Ia meminta semuanya buat bertahan dikit lagi. Mereka sudah sangat dekat untuk menjatuhkannya.
Se Yeon mengangguk. Mi Do lalu menanyakan soal Park Gi Man. Apa mereka sudah setuju buat berdamai? Se Yeon ingat sesuatu. Ia mengambil sketsa yang ia buat dan menunjukkannya pada Mi Do dan Hee Jin.
Apa mereka kepikiran siapa itu? Apa itu kelihatan nggak asing? Mi Do menanyakan apa itu karya Picasso? Mungkin seni impresionis? Apa Se Yeon yang nggambar? Se Yeon mengiyakan.
Mi Do merasa kalo harusnya Se Yeon fokus. Hee Jin melipat kertas itu dan meminta agar Se Yeon menyimpannya lagi.
Min bicara dengan Park Gi Man dan menanyakan kira-kira siapa yang menaruh dendam padanya? Park Gi Man memberitahu kalo dia memutus ikatan dengan semua teman, kolega dan keluarga setelah putrinya meninggal. Ia bersembunyi dari dunia seperti orang mati. Ia merasa kalo nggak ada orang lain lagi selain Oh Yeong Cheol.
Min memberitahu kalo katanya pria ini berusia 50 tahunan. Apa Park Gi Man tahu ini idenya siapa? Park Gi Man nggak menjawab.
Hakim Seo merasa nggak tenang di mejanya. Ji Uk masuk dan bertanya apa ayah manggil? Hakim Seo meminta Ji Uk buat duduk.
Hakim Seo menjatuhkan tiket pesawat di hadapan Ji Uk. Ji Uk mengambilnya dan membaca tujuannya. Ayah memintanya buat mundur dari semuanya dan pergi.
Ji Uk menatap Hakim Seo dan manggil Aboeji. Hakim Seo melarangnya buat manggil dia aboeji. Ia mengaku sudah dengar apa yang terjadi di lobi kemarin. apa yang Ji Uk lakuin belakangan ini?
Ji Uk malas dan memalingkan wajahnya. Ayah mengatakan kalo Ji Uk pergi sekarang maka mereka mungkin bisa menghindari yang terburuk. Tinggalin negara inu dan hidup seakan-akan nggak ada. Sama seperti dulu. Ia nggak akan menahannya lagi. Ia mendesak agar Ji Uk segera pergi.
Ji Uk menatap hakim Seo dan bertanya kenapa dia harus melakukannya? Kenapa? Ia mengingatkan kalo hakim Seo yang membawanya untuk menutupinya setelah membunuh putranya sendiri. Apa hakim Seo tahu betapa ia berusaha buat menuhin harapannya?
Hakim Seo nggak nyangka Ji Uk melawannya. Ji Uk memotong kalo aboeji dan dirinya sama-sama terlibat. Karena itulah mereka berdua harus membayar perbuatan mereka secara setara.
Ji Uk mengembalikan tiket pesawat itu. Ia memberitahu kalo itu nggak akan hanya mrnjadi akhirnya. Camkan itu. Hakim Seo menatap Ji Uk dan nggak bisa bilang apa-apa lagi.
Ji Uk lalu bangkit dan keluar.
Ji Uk meninggalkan kantor ayahnya dengan terburu-buru. Ia melonggarkan dasinya dan menghela nafas. Ponselnya bunyi dan ia pun mengangkatnya. Nggak tahu siapa yang nelpon. Wajahnya berubah serius dan bertanya, jam berapa?
Mi Do nganterin Se Yeon. Se Yeon berterima kasih lalu keluar dari mobil Mi Do. Ia membuka pintu belakang. Hee Jin nggak mau turun. Se Yeon bertanya kenapa? Ia memberitahu kalo dia takut menghadapi jasad ibunya lagi.
Se Yeon membenarkan. Ia merasa kalo nggak ada alasan buat Hee Jin melihatnya lagi. Se Yeon menawarkan akan memeriksanya buat Hee Jin dan menghubungunya setelah petinya dipindahkan ke mobil. Ia meminta Hee Jin untuk menunggu disana. Hee Jin berterima kasih pada Se Yeon.
Se Yeon nggak masalah. Ia lalu meminta Mi Do buat nunggu sama Hee Jin. Se Yeon mengiyakan.
Se Yeon masuk sendirian. Ia meriksa jasadnya ibu bersama dengan anak buahnya Dong Cheol. Setelah nggak ada masalah dokter lalu minta polisi itu buat tandatangan. Se Yeon pergi.
Hee Jin bicara sama Mi Do. Hee Jin mengatakan kalo mereka terus ngomong tentang menyelamatkan ibunya dengan bola yang nggak kelihatan. Ia merasa kalo Mi Do berpikir ia, Se Yeon dan Min pasti g*la baginya.
Mi Do bilang dikit. Dia tertawa. Awalnya emang absurd sampai dia mengira kalo itu adalah mimpi, lelucon (bukan, ini drama). Tapi ia sadar kalo ada banyak hal di dunia ini yang lebih absurd. Dokter yang terhormat adalah pembunuh berantai dan Seo Ji Uk adalah orang yang membantunya. Dan fakta kalo mereka berdua adalah pembunuh Se Yeon lebih sulit dipercaya daripada Hee Jin kembali dari kematian.
Mi Do menatap Hee Jin dan memintanya buat fokus aja untuk membahagiakan dirinya setelah kembali dengan ibunya. Saat kasus ini selesai, ia akan mengembalikan posisi ibunya yang dihilangkan oleh Oh Yeong Cheol. Lalu mereka bisa pura-pura seolah ibunya nggak pernah mati.
Ia menggenggam tangan Hee Jin dan meyakinkan kalo semuanya akan baik-baik saja. Hee Jin mengangguk dan berterima kasih pada Mi Do. Mi Do tersenyum.
Hee Jin merasa kalo Se Yeon lebih lama dari yang ia perkirakan. Mi Do membenarkan. Ia pikir hanya perlu menandatangani formulir. Hee Jin mau turun dan memeriksa. Mi Do menawari buat nemanin.
Hee Jin menggeleng. Nggak papa. Ia menyuruh Mi Do buat pulang saja. Mereka akan langsung ke rumah liburan setelah mendapatkan ibunya. Mi Do menanyakan apa direktur Cha juga ikut? Hee Jin mengangguk membenarkan.
Mi Do mengiyakan. Ia berharap semuanya lancar dan Hee Jin bisa kenbali pada ibunya. Ia akan menunggu di rumah. Hee Jin mengiyakan lalu turun dari mobil. Mi Do pergi setelahnya.
Hee Jin berjalan sendirian. Tiba-tiba ada yang menyekapnya dari belakang. Ia menyeret Hee Jin.
Se Yeon berjalan. Ia merasa lelah. Mendadak dia mendapat pesan dari Hee Jin. Ia mengaku butuh waktu untuk menyiapkan mental. Ia sama sekali nggak merasa curiga dan masuk ke toilet.
Se Yeon mencuci tangannya. Min nelpon, sudah selesai? Sambil mengeringkan tangan Se Yeo mengiyakan ia akan memindahkannya dan segera pergi. Min mengiyakan dan meminta maaf karena merepotkannya.
Se Yeon nggak masalah. Apa Min langsung ke rumah liburan? Min mengiyakan. Ia sudah selesai bekerja dan baru akan pergi. Min bertanya apa Se Yeon datang sama Hee Jin?
Se Yeon bilang enggak. Dia datang sendiri. Hee Jin mencoba menyembunyikannya tapi ia rasa dia nggak kuat. Ia menggantikannya untuk meriksa jasad ibunya. Katanya dia akan nunggu di rumah dan melihatnya setelah hidup.
Min merasa kalo harusnya Hee Jin pergi sama Se Yeon. Kalo ibunya bangkit ke tubuh lain... Se Yeon merasa kalo itu nggak mungkin. Itu nggak akan terjadi. Ia mengingatkan kalo Hee Jin dibangkitkan ke dirinya sendiri. Lagian saat dibangkitkan bukankah dikatakan kalo kebanyakan jiwa orang sama dengan dirinya.
Ia merasa kalo mereka berdua pengecualian langka. Dan juga Oh Yeong Cheol hanya lebih tua. Karena itulah mereka nggak mengenalinya. Dia nggak berubah menjadi orang lain.
Min mrmbenarkan. Se Yeon lalu menanyakan apa menurut Min mereka beneran bisa menggunakan Abyss seperti itu? Dia tahu mereka nggak punya pilihan, tapi itu membuatnya khawatir.
Se Yeon membenarkan. Mereka akan membicarakannya lagi setelah membangkitkan bu Jang. Ia menutup telponnya lalu menghela nafas. Ia keluar meninggalkan toilet.
Jenazah ibu Hee Jin di dorong keluar. Ia dimasukkan ke dalam mobil dengan diawasi oleh detektif bawahan Dong Cheol. Se Yeon keluar nggak lama kemudian. Ia menanyakan sudah siap?
Detektif mengiyakan dan menanyakan bukannya ada yang datang lagi? Kapan datangnya? Se Yeon memberitahu kalo dia nggak akan datang. Detektif lalu mempersilakan Se Yeon buat naik.
Se Yeon mengiyakan lalu masuk mobil. Detektif memberitahu supir kalo keluarga akan mengadakan pemakaman pribadi, dan memberikan alamatnya dan bukannya ke rumah sakit.
Dokter keluar dan manggil detektif Lee. Ia ingin detektif meriksa sesuatu. Detektif mengiyakan dan nggak jadi masuk mobil.
Sopir masuk ke mobil. Se Yeon memberitahu kalo mereka akan menuju ke provinsi Gyeonggi. Mobil mulai jalan. Se Yeon baru nyadar kalo detektif Lee masih di luar. Harusnya kan...
Sopir nggak peduli dan terus jalan. Se Yeon menyentuh tangannya. Mobil mendadak berhenti. Se Yeon mengamati sopir itu. Seo Ji Uk? Ji Uk menariknya dan menyetrumnya pakai alat kejut listrik. Se Yeon seketika pingsan.
Habis itu Ji Uk bergegas menjalankan mobilnya.
Min sampai di tempat parkir. Se Yeon mengiriminya pesan dan memberitahu kalo sesuatu terjadi. Ia meminta Min untuk datang ke sebuah alamat. Min merasa sedikit aneh tapi tetap menurutinya.
Ji Uk mengeluarkan jenazah ibu dan memindahkannya ke mobil lain. Di dalam mobil itu sudah ada Hee Jin di bangku pengemudi. Habis itu ia kembali pada Se Yeon.
Bersambung...