All content from tvN
Min dan Se Yeon membawa Hee Jin dan ibunya ke rumahnya. Ibu Hee Jin seneng banget. Ia mengira kalo mereka lagi piknik. Hee Jin jadi nggak nyaman. Menurutnya dia bisa tinggal di hotel aja.
Min merasa kalo itu akan lebih nggak nyaman karena ibu Hee Jin kurang sehat. Hee Jin hanya nggak mau merepotkan Se Yeon. Se Yeon meledek Hee Jin pura-pura peduli padanya. Dia tahu kalo Hee Jin nggak peduli padanya.
Min memberitahu kalo dia sudah mencarikan tempat terpisah buat Se Yeon.
Min membawa Se Yeon ke kamarnya. Se Yeon menyimpulkan kalo Min pingin mereka tinggal bersama? Dia tahu kalo mereka pernah ciuman tapi ini terlalu cepat untuknya. Ia akan tinggal bersama Hee Jin saja.
Min nggak menjawab dan menunjukkan ruang rahasianya pada Se Yeon. Se Yeon yang mau pergi jadi nggak jadi. Rak buku Min tiba-tiba berputar dan menunjukkan ruangan lain di baliknya.
Min juga merasa nggak nyaman tinggal bareng Se Yeon. Jadi Se Yeon bisa tinggal disana. Se Yeon mendekat dengan mulut terbuka. Min memberitahu kalo itu adalah tempat rahasianya dan itu adalah tempat yang paling aman.
Se Yeon berjalan masuk sambil nanya Min membawanya ke Hogwarts? Se Yeon nggak tahu kalo ini nyata. Min menutup pintynya. Ia memberitahu Se Yeon kalo itu semua adalah barang-barang berharganya yang nggak bisa ia singkirkan. Ibunya nggak suka jadi dia nggak bisa nyimpen di kamar.
Se Yeon lalu lihat foto Min saat kecil. Lucu. Min menghampiri Se Yeon dan mengambil salah satu fotonya. Ia bersama ayahnya disana.
Se Yeon mengingatkan kalo Min bilang jarang nemuin ayahnya setelah orang tuanya cerai. Min membenarkan kalo ibunya nggak pernah nemuin ayahnya tapi ia menemuinya satuvatau dua kali sebulan sebelum ayahnya meninggal tanpa memberitahu ibunya.
Di mata ibunya ayahnya adalah suami yang lemah yang nggak kompeten. Tapi bagi Min ayahnya adalah ayah yang sempurna.
Flashback...
Min mengambil foto bersama ayah. Ayah mennayakan kenapa Min tiba-tiba pingin foto? Seperti nggak akan ketemu lagi.
Min mengambil kameranya dan menunjukkan hasilnya pada ayah. Ayah berpesan agar Min nggak menunjukkannya sama ibu. Min mengiyakan. Dia janji.
Min lalu mengambil tasnya. Ibunya baru pulang dari Perancis dan membawa kue enak. Ia memberikannya pada ayah. Min juga membawakan produk perawatan buat ayah. Teh ginseng yang biasa ibu minum, Min juga membawakan pada ayah.
Tiba-tiba Min menjatuhkan sebuah foto. Ayah mengambilnya dan mengira kalo itu adalah pacar Min. Min menyangkalnya. Itu adalah orang yang ia taksir. Ayah memuji kalo dia cantik. Namanya Go Se Yeon. Cantik.
Min membenarkan dan memberitahu kalo dia sangat populer di sekolah. Karena itulah pria seperti dirinya...
Min nggak jadi mengatakannya seolah ia nggak percaya diri. Ayah merasa kalo nggak ada yang salah sama Min. Menurut ayah kalo Se Yeon pintar menilai karakter, maka ia akan tahu kalo Min hebat.
Min seolah mendapatkan semangatnya kembali. Tapi tiba-tiba ayah kesakitan. Ua memegangi perutnya sambil mengerang. Min panik. Takut ayahnya kenapa-kenapa.
Ayah lalu ngambil obatnya. Min menyarankan agar ayah ngomong sama ibu biar bisa dirawat di rumah sakit besar. Ia berpikir kalo mungkin ayah bisa sembuh kalo dioperasi.
Ayah merasa lebih baik setelah meminum obatnya. Dia bilang ke Min kalo dia beneran nggak papa. Tapi Min seakan nggak percaya. Ayah merasa kalo Min sudah dewasa. Sudah bisa menarik perempuan. Ayah minta dipeluk.
Min malu dan menolak. Ayah mengingatkan kalo waktu kecil min selalu nempel sama ayah. Tapi sekarang Min jadi nakal. Ayah lalu menggelitik Min. Min yang kegelian minta ampun dan mengakui kemenangan ayah.
Min menyesal. Kalo aja dia tahu kalo itu adalah yang terakhir kali, maka ia pasti memeluk ayahnya erat.
Beberapa waktu kemudian Min membawa foto ayah dan mengantarnya ke peristirahatan terakhir.
Flashback end...
Seandainya saat itu ia punya abyss, maka ia pasti menghidupkan ayahnya yang pertama kali. Tiap kali Min memikirkannya ia selalu merasa sayang. Min mengembalikan foto itu ke tempatnya.
Min mengaku benci pada alien yang memberinya bola itu dan juga nasib malang yang membawanya pada itu. Tapi senakin ia memikirkannya, semakin ia merasa kalo bola itu adalah anugerah.
Se yeon maju dan memberitahu kalo baginya Minlah yang anugerah. Dia tahu itu terlambat. Tapi terima kasih telah menyelamatkannya. Min hanya tersenyum.
Se Yeon merasa nggak nyaman. Dia lalu ngambil kotak hati dan merasa kalo itu seperti nggak cocok ada disana. Min bertanya apa Se Yeon nggak ingat? Se Yeonlah yang memberikan itu.
Se Yeon seperti nggak ingat. Min mencoba mengingatkan. Hari Valentine tahun kedua SMA. Se Yeon dapat banyak cokelat dan memberikannya padanya.
Se Yeon kayak nggak yakin. Min merebutnya. Mungkin itu nggak penting buat Se Yeon, tapi untuknya itu adalah hadiah pertama dari Se Yeon. Gimana Se Yeon bisa lupa?
Min nyerah. Se Yeon emang nggak ingat apa-apa tentangnya. Min berjalan dan pura-pura ngambek.
Se Yeon meledek Min yang terlalu naif. Masih aja percaya kebohongan. Min menatap Se Yeon. Apa maksudnya? Se Yeon mengingatkan kalo saat itu hari Valentine. Mun nggak lupa sama arti hari Valentine kan? Saat gadis memberikan cokelat. Kenapa juga dia punya banyak cokelat? Apa dia laki-laki?
Min mendekat dan memperjelas kalo Se Yeon beli itu buat dia? Se Yeon menatap Min dan merasa kalo Min nggak berubah. Dia beneran nggak tahu Min itu naif apa b*doh.
Min meluruskan jadi Se Yeon beli sendiri untuknya? Tapi kenapa? Buat apa? Se Yeon santai dan mengingatkan kalo dia sudah mengatakannya. Min membenarkan tapi kenapa Se Yeon memberikannya untuknya dari semua orang?
(Sebel ih sama Min. Pakai dijelasin segala. Masa iya Se Yeon musti ngakuin perasaannya? 🙈🙈🙈)
Se Yeon nggak mau nanggepin dan milih menghindar. Dia mau keluar dengan mrndorong pintu tapi malah kejedot. Min memberitahu kalo itu adalah pintu otomatis.
Min mendekat dan menunjukkan tombolnya. Se Yeon mengeluh kenapa Min nggak bilang dari tadi?
Min mendekat dan meriksa kening Se Yeon. Merah? Iya. Bengkak? Iya. Padahal enggak kenapa-kenapa juga. Melihat Se Yeon sedekat itu bikin Min pingin... Dia mendekat pelan-pelan dan...
Min nggak sengaja menekan tombol pintu sehingga Se Yeon ikut kedorong keluar. Kebetulan di luar ada bibi. Hadeuh,,, ketahuan 😘😘😘
Bibi nggak ngerti kenapa Se Yeon keluar dari sana..
Min yang nggak tahu disana ada bibi minta maaf sama Se Yeon. Dia nggak berpengalaman mencium... Se Yeon nunjuk bibi. Min refleks nenatap bibi dan menyapanya. Ah, malu 😳😳😳
Bibi langsung nangkep. Kiss. Dia buru-buru keluar. Nggak mau ngeganggu.
Se Yeon yang malu banget langsung mukulin Min. Dia malu banget. Gimana ini?
Bibi nyiapin banyak makanan buat sarapan. Se Yeon datang ke meja makan tanpa Min. Bibi menghampirinya dan menanyakan Min.
Se Yeon memberitahu kalo Min lagi nelpon dan menyuruhnya buat makan duluan. Bibi lalu mempersilakan Se Yeon buat duduk.
Se Yeon kagum sama makanannya yang banyak banget dan kayaknya enak semua. Bibi sesumbar kalo itu nggak seberapa. Bibi berharap agar Se Yeon suka.
Se Yeon mengulangi. Maksudnya apa nggak seberapa. Ia akan nungguin Min.
Bibi mengiyakan. Dia mau pergi tapi nggak jadi. Ia duduk di samping Se Yeon dan memberitahu kalo ia belum pernah melihat Min membawa orang masuk ke ruangan itu.
Se Yeon pura-pura nggak tahu. Bibi mengulangi, kamar rahasia. Ia sendiri baru tahu tahun lalu. Min memintanya untuk nggak ngasih tahu siapapun. Bibi merasa kalo pelayan nggak ada yang tahu jadi ia ingin merapikannya. Tapi Min teriak nelarangnya masuk. Dan Min marah padanya.
Se Yeon nggak nyangka Min marah sama Bibi. Bibi membenarkan. Dia juga nggak nyangka Se Yeon diijinkan masuk. Tadinya bibi mengira kalo Se Yeonlah orang pertama yang dibiarkan masuk kesana.
Wajah Se Yeon langsung berubah. Seperti sedih. Bibi memberitahu kalo Min sangat menyukainya. Bibi sampai ketawa-tawa ingat itu. Se Yeon menyangkalnya.
Min datang dan menegur bibi yang masaknya kebanyakan. Ia lalu menyalami bibi dengan salam khas mereka. Ia lalu menyuruh pelayan untuk membungkus makanan dan mengantarkannya ke rumah tamu.
Bibi lalu pamit dan meminta mereka untuk menikmati makanannya.
Se Yeon mulai makan Min bertanya apa tadi Se Yeon nungguin dia? Se Yeon mengiyakan. Daging emang enak mau sarapan apa makan malam.
Min tahu-tahu bangkit dan membersihkan mulut Se Yeon. Satu satu kalo mau makan apa ngomong. Se Yeon jadi malu dan melarang Min buat melakukan itu.
Ponsel Se Yeon bunyi. Dari kantor. Katanya Se Yeon ngundurin diri. Lah Se Yeon aja nggak tahu kalo dia ngundurin diri.
Se Yeon nemuin Mi Do (yang asli). Ternyata Mi Dolah yang ngundurin diri. Se Yeon protes soalnya Mi Do nggak ngomong dulu sama dia. Sekarang dia jadi pengangguran, kan?
Mi Do mengingatkan kalo itu bukan pekerjaan Se Yeon. Mereka duduk. Mi Do nawarin minum (iklan). Se Yeon menerimanya dan meminumnya. Lah, haus banget kayaknya.
Se Yeon mengingatkan kalo mereka harus bersikap kayak orang yang sama. Jadi kalo Mi Do pingin ngambil tindakan harusnya...
Se Yeon nggak bisa melanjutkannya. Mendadak ada yang ngipasin dirinya. Dong Cheol? (Ih aku selalu ngakak kalo lihat dia. Tiap nontonin yang episode genap selalu aku skip nyari adegannya dia. Gemesh)
Ia melihat kalo Se Yeon tampak marah jadi ia pikir itu bisa membantu Se Yeon jadi lebih sejuk.
Se Yeon meledek kalo mereka balikan? Mi Do pura-pura nggak tahu. Dong cheol tersenyum dan yakin kalo Se Yeon juga tahu. Mi Do protes sama Se Yeon gimana Se Yeon bisa mengabaikan Dong Cheol padahal dia baik banget.
Mi Do lalu ngambil minuman dan nyuruh Dong Cheol buat minum juga. Dong Cheol yang lagi megangin kipas buat Se Yeon minta Mi Do buat ngebukain. Mi Do nurut.
Se Yeon menyindir apa Dong Cheol nggak punya kerjaan? Malah mesra-mesraan disana. Dong Cheol tersinggung dibilangin nggak punya kerjaan. Pagi-pagi banget dia sudah menanyai jaksa Seo dan dia hanya mampir karena lagi ada di dekat sana.
Se Yeon lalu menanyakan apa yang dikatakan Ji Uk? Dong Cheol memberitahu kako Choe Gi Hun menyerahkan Jang Sun Young. Dan kayaknya dia juga dib*dohi. Chie Gi Hun memintanya untuk merawat Jang Sun young karena nggak ada yang merawatnya saat ia dipenjara.
Se Yeon bertanya-tanya apa Ji Uk jaksa yang mendakwanya? Dong Cheol membenarkan. Semuanya sudah ia periksa. Alibinya jelas bahkan saat penculikan Jang Sun Young.
Mi Do sependapat. Spekulasi bahwa ia dan Oh Yeong Cheol bekerjasama untuk tindak pidana seperti itu nggak beralasan.
Mi Do mendekati Se Yeon. Dia memahami apa yang Se Yeon rasakan. Dia mati dan hidup lagi. Ia lalu memeluk Se Yeon dan merasa kalo Se Yeon memang selalu seperti itu. Selalu curiga, ikut campur dan membuang banyak waktu. Berlagak pintar tapi pendekatannya emosional dan irasional untuk setiap kasus keahliannya.
Se Yeon menyangkalnya. Dia emang selalu pintar dan rasional.
Dong Cheol bangkit dan mau ikut meluk Se Yeon tapi nggak dibolehin sama Mi Do.
Bersambung...