All content from tvN
Beberapa murid laki-laki sedang bermain basket. So Yi berjalan dengan santainya sambil mendengarkan lagu melalui earphone.
Sungji melihatnya dan memanggilnya. So Yi berhenti berjalan. Ia menatap Sungji lalu melepaskan earphone-nya.
Sungji mengaku mendengar kalo ibu So Yi bercerai. Ia juga dengar kalo dia membuang So Yi dan menikah lagi di Amerika. Akankah So Yi ke Amerika?
Sungji dengar orang yang akan ibu So Yi nikahi orang dari ras hitam.
Sungji melihatnya dan memanggilnya. So Yi berhenti berjalan. Ia menatap Sungji lalu melepaskan earphone-nya.
Sungji mengaku mendengar kalo ibu So Yi bercerai. Ia juga dengar kalo dia membuang So Yi dan menikah lagi di Amerika. Akankah So Yi ke Amerika?
Sungji dengar orang yang akan ibu So Yi nikahi orang dari ras hitam.
So Yi maju dan menarik kerah baju Sungji. Jaga mulutnya kalo bicara. Sungji mendorong So Yi.
So Yi yang harusnya jaga sikap. So Yi nanya kenapa Sungji begitu terhadapnya. Sungji melarang So Yi mengerjakan tugas antologi. Coba aja So Yi lakukan maka Sungji akan mencincangnya.
So Yi melepaskan earphone-nya. Jadi Sungji mengganggunya karena masalah itu?
Sungji mengancam So Yi lagi. Kalo dia berani melakukannya, Sungji akan memeras air matanya.
So Yi yang harusnya jaga sikap. So Yi nanya kenapa Sungji begitu terhadapnya. Sungji melarang So Yi mengerjakan tugas antologi. Coba aja So Yi lakukan maka Sungji akan mencincangnya.
So Yi melepaskan earphone-nya. Jadi Sungji mengganggunya karena masalah itu?
Sungji mengancam So Yi lagi. Kalo dia berani melakukannya, Sungji akan memeras air matanya.
So Yi tersenyum meremehkan. Ia menyimpan earphone-nya di saku kemudian turun ke lapangan. Ia memanggil Jin Hyun. Apa dia nggak denger?
Jin Hyun bertanya-tanya So Yi kenapa lagi? So Yi melihat Sungji dan mengatakan kalo dia akan melakukannya. Antologi. Apa? Tanya Sungji.
Ia nggak tahu kalo So Yi bakal seberani itu. So Yi bilang ke Jin Hyun kalo dia akan melakukannya dengan Jin Hyun.
Sungji langsung bangkit. Cewek g*la itu... Sungji memanggil So Yi g*la. Apa dia nggak denger perkataannya?
Sungji udah mau ngamuk-ngamuk. Untung aja dia di pegangin sama temen-temennya. So Yi sendiri udah pergi ninggalin Jin Hyun yang diam-diam tersenyum.
Saatnya pulang sekolah. So Yi hendak memakai sepatunya tapi tiba-tiba Sungji menendang kakinya dari belakang.
So Yi terkejut. Sungji mengingatkan kalo dia kan udah bilang kalo dia akan mencincang So Yi. So Yi menantang apa pergi ke atap sekolah cukup? Sungji menantang balik, pergi aja!
So Yi terkejut. Sungji mengingatkan kalo dia kan udah bilang kalo dia akan mencincang So Yi. So Yi menantang apa pergi ke atap sekolah cukup? Sungji menantang balik, pergi aja!
Sungji dan So Yi berada di antara ladang ilalang. So Yi melihat sekitarnya dan merasa kalo pemandangannya bagus. Seperti film koboi.
Sungji mengeluarkan sebungkus rokok. Ia menawarkan So Yi untuk menghisap satu sebelum mulai. Apa So Yi mau satu?
So Yi menolak. Buat apa? Kalo ke Amerika ia akan dengan mudah menemukan ganja atau ekstasi. So Yi aja puaskan.
Sungji mengeluarkan sebungkus rokok. Ia menawarkan So Yi untuk menghisap satu sebelum mulai. Apa So Yi mau satu?
So Yi menolak. Buat apa? Kalo ke Amerika ia akan dengan mudah menemukan ganja atau ekstasi. So Yi aja puaskan.
Sungji jadi kesal. Ia membanting rokoknya dan menghampiri So Yi. Jangan sok hebat! Sungji mendorong So Yi. So Yi nggak terima dan balik mendorong Sungji.
Mereka saling jambak-jambakan. Saling menendang lalu bergulat di tanah basah.
Mereka saling jambak-jambakan. Saling menendang lalu bergulat di tanah basah.
So Yi melarang Sungji membicaralan tentang ibunya lagi atau dia akan...
Sungji balik mengamcam, coba aja So Yi dekat-dekat dengan Jin Hyun, dia nggak akan tinggal diam.
So Yi mendorong Sungji. Dia bilang ke Sung Ji kalo dia nggak tertarik sama Jin Hyun. So Yi paling benci kalo cewek melakukan hal begini. So Yi pikir dia aja?
Sungji juga mengaku nggak suka. Tapi Jin Hyun itu beda. So Yi merasa itu karena standar di sini rendah. Tapi coba aja Sungji ke Seoul. Tampang kayak dia akan dengan mudah Sungji temui dimana-mana.
Sungji nggak terima. Itu bukan masalah tampangnya. Dia itu suci. So yi tertawa meremehkan. Sungji udah ketipu.
Dia udah benar-benar dibutakannya. Sepertinya Sungji nggak tahu gimana aslinya dia. Dia itu...
Sungji balik mengamcam, coba aja So Yi dekat-dekat dengan Jin Hyun, dia nggak akan tinggal diam.
So Yi mendorong Sungji. Dia bilang ke Sung Ji kalo dia nggak tertarik sama Jin Hyun. So Yi paling benci kalo cewek melakukan hal begini. So Yi pikir dia aja?
Sungji juga mengaku nggak suka. Tapi Jin Hyun itu beda. So Yi merasa itu karena standar di sini rendah. Tapi coba aja Sungji ke Seoul. Tampang kayak dia akan dengan mudah Sungji temui dimana-mana.
Sungji nggak terima. Itu bukan masalah tampangnya. Dia itu suci. So yi tertawa meremehkan. Sungji udah ketipu.
Dia udah benar-benar dibutakannya. Sepertinya Sungji nggak tahu gimana aslinya dia. Dia itu...
Sungji maju dan menarik kerah baju So Yi. So Yi boleh menjelekkannya tapi jangan Jin Hyun. So Yi mendorong Sungji. Dia mau mulai lagi?
Sungji meledek. Lap aja darahnya So Yi.
Sungji meledek. Lap aja darahnya So Yi.
So Yi melihat kaki Sungji. Ia lalu berjalan menghampiri tasnya.
Sungji mengejeknya. Apa dia mau melarikan diri?
So Yi mengambil sapu tangan di dalam tasnya. Ia melemparkannya ke Sungji.
Sungji aja yang mengelap darahnya. Ia melihat kakinya dan mengambil sapu tangan itu.
Sungji mengejeknya. Apa dia mau melarikan diri?
So Yi mengambil sapu tangan di dalam tasnya. Ia melemparkannya ke Sungji.
Sungji aja yang mengelap darahnya. Ia melihat kakinya dan mengambil sapu tangan itu.
So Yi pulang. Nenek terkejut melihat penampilan So Yi dan menghampirinya. Nenek menanyakan apa yang terjadi?
Paman malah meledek, apa So Yi habis latihan militer?
Paman malah meledek, apa So Yi habis latihan militer?
Nenek mendudukkan So Yi lalu meninggalkannya untuk mengambil handuk. Paman meledek So Yi lagi. Bilang kalo So Yi benar-benar seperti pengemis. So Yi bertanya apa disini selalu gini?
Paman mengatakan kalo hati mereka lembut meski luarnya begitu. So Yi menatap pamannya. Apa dia bercanda?
Mereka itu jahatnya bukan main. Paman bertanya apa yang So Yi bicarakan?
Paman menyindir, satu ikan dari Seoul udah mengotori satu lautan Nonsan. Anak-anak itu pasti terjejut sekali.
Paman mengatakan kalo hati mereka lembut meski luarnya begitu. So Yi menatap pamannya. Apa dia bercanda?
Mereka itu jahatnya bukan main. Paman bertanya apa yang So Yi bicarakan?
Paman menyindir, satu ikan dari Seoul udah mengotori satu lautan Nonsan. Anak-anak itu pasti terjejut sekali.
Nenek mendatangi So Yi dengan membawa handuk. Ia menelap badan So Yi menggunakan handuk itu.
So Yi bangkit dan melemparkan sepatunya ke arah paman. Ia nyuruh paman buat pergi aja. Nenek minta So Yi buat duduk lagi. Nggak usah melawannya.
Habis itu giliran nenek yang nyiram paman pakai air segayung. Paman protes, kenapa nenek selalu menyiramnya?
So Yi cuman ketawa. Nenek mengeluh, paman mirip sama siapa sampai seperti itu?
So Yi bangkit dan melemparkan sepatunya ke arah paman. Ia nyuruh paman buat pergi aja. Nenek minta So Yi buat duduk lagi. Nggak usah melawannya.
Habis itu giliran nenek yang nyiram paman pakai air segayung. Paman protes, kenapa nenek selalu menyiramnya?
So Yi cuman ketawa. Nenek mengeluh, paman mirip sama siapa sampai seperti itu?
Saatnya istirahat. So Yi membuka bekalnya. So Yi merasa nggak selera setelah melihat isinya. Ia menutupnya kembali.
Jin Hyun tiba-tiba duduk di hadapan So Yi. Dengan ketus So Yi nanya, Jin Hyun apa-apaan? Jin Hyun berkata, isi antologi...bisa berupa gambar atau tulisan anak-anak lain. Atau bisa juga berupa foto.
So Yi nanya Jin Hyun mau apa? Jin Hyun menyambung ada yang harus So Yi terima dari mereka. "Mimpiku" dan rolling paper. Jin Hyun juga merasa kalo bahan tulisannya juga kurang.
So Yi nanya Jin Hyun mau apa? Jin Hyun menyambung ada yang harus So Yi terima dari mereka. "Mimpiku" dan rolling paper. Jin Hyun juga merasa kalo bahan tulisannya juga kurang.
Sungji meletakkan kotak makanannya di meja So Yi. Ia manggil Jin Hyun dan teman-teman yang lain. Keluarganya mengadakan perayaan kemarin.
Anak-anak langsung pada datang dan mengerubungi makanan yang di bawa oleh Sungji.
Anak-anak langsung pada datang dan mengerubungi makanan yang di bawa oleh Sungji.
So Yi bangkit dan nyuruh mereka semua untuk kembali ke tempat masing-masing. Dan juga apa mereka kerasukan setan kelaparan?
Ia juga bilang ke Jin Hyun kalo ia nggak akan mengerjakan antologinya. Habis itu So Yi pergi. Nggak lama kemudian Jin Hyun juga ikutan pergi.
Sungji memanggilnya, mau kemana? Kenapa nggak makan? Sungji melarang anak-anak buat makan dan mengemasinya.
Ia juga bilang ke Jin Hyun kalo ia nggak akan mengerjakan antologinya. Habis itu So Yi pergi. Nggak lama kemudian Jin Hyun juga ikutan pergi.
Sungji memanggilnya, mau kemana? Kenapa nggak makan? Sungji melarang anak-anak buat makan dan mengemasinya.
Saatnya jam pelajaran olahraga. Guru olahraga nyuruh para siswa untuk berkumpul. Sepertinya guru lagi nggak enak badan. Ia bersendawa.
Salah seorang siswa laki-laki menanyakan guru minum sebanyak apa? Sambil menutup hidungnya. Guru mengatakan kalo hari ini nggak bisa ngajar. Ia akan istirahat di sana.
Guru nyuruh mereka untuk main dodgeball berpasangan. Murid pria yang bertubub tambun bertanya itu permainan apa?
Guru lalu manggil Jin Hyun agar ke depan. Guru melihat So Yi yang nggak pakai seragam olahraga. Apa dia murid pindahan?
Seorang siswi ngasih tahu kalo So Yi pindahan dari Seoul. Guru nyuruh So Yi buat maju.
Salah seorang siswa laki-laki menanyakan guru minum sebanyak apa? Sambil menutup hidungnya. Guru mengatakan kalo hari ini nggak bisa ngajar. Ia akan istirahat di sana.
Guru nyuruh mereka untuk main dodgeball berpasangan. Murid pria yang bertubub tambun bertanya itu permainan apa?
Guru lalu manggil Jin Hyun agar ke depan. Guru melihat So Yi yang nggak pakai seragam olahraga. Apa dia murid pindahan?
Seorang siswi ngasih tahu kalo So Yi pindahan dari Seoul. Guru nyuruh So Yi buat maju.
Guru menjelaskan cara mainnya. Siswa laki-laki dan siswa perempuan akan menjadi satu tim dan bermain dodgeball. Tapi yang terpenting, kalo siswa laki-laki terkena bola, itu nggak papa.
Tapi kalo siswa perempuan yang kena, maka mereka kalah. Guru menempatkan So Yi di belakang Jin Hyun. Siswa laki-laki berdiri di depan. Siswa perempuan di belakangnya.
Hal itu akan menguntungkan. Guru bertanya apakah mereka mengerti? Para murid mengiyakan. Guru nyuruh mereka untuk membentuk tim masing-masing.
Tapi kalo siswa perempuan yang kena, maka mereka kalah. Guru menempatkan So Yi di belakang Jin Hyun. Siswa laki-laki berdiri di depan. Siswa perempuan di belakangnya.
Hal itu akan menguntungkan. Guru bertanya apakah mereka mengerti? Para murid mengiyakan. Guru nyuruh mereka untuk membentuk tim masing-masing.
Guru meniup peluitnya, permainan di mulai. Jin Hyun nyuruh So Yi buat berdiri di belakangnya tapi So Yi nggak mau.
So Yi malah berdiri di depan Jin Hyun dan menangkap bola dengan sigap lalu melemparkannya ke siswa lain para siswa pada kagum sama So Yi.
So Yi sendiri hanya tersenyum.
So Yi malah berdiri di depan Jin Hyun dan menangkap bola dengan sigap lalu melemparkannya ke siswa lain para siswa pada kagum sama So Yi.
So Yi sendiri hanya tersenyum.
Tapi permainan hebat So Yi bggak berlangsung lama. Habis itu giliran Jin Hyun.
Ia selalu pasang badan setiap kali ada bola yang mengarah ke So Yi.
Ia selalu pasang badan setiap kali ada bola yang mengarah ke So Yi.
Sungji marah pada pasangan timnya karena nggak bisa mengenai So Yi. Ia mengancam kalo dia nggak bisa melempar bola dan mengenai So Yi, awas aja.
Anak-anak jadi demdam sama So Yi. Setiap mereka mendapatkan bola, mereka selalu melemparkannya ke arah So Yi.
Kasihan Jin Hyun yang selalu terkena bola. Mereka akhirnya terjatuh. Tapi biarpun udah jatuh, Jin Hyun masih aja melindungi So yi.
Kasihan Jin Hyun yang selalu terkena bola. Mereka akhirnya terjatuh. Tapi biarpun udah jatuh, Jin Hyun masih aja melindungi So yi.
Anak-anakt pada ngelihatin mereka sambil bertanya-tanya mereka ngapain? Lalu Ki Joon melempar bola ke arah Sungji.
Sungji lalu terduduk dan menangis. Pasangan Sungji marah ke Ki Joon dan bertanya kenapa ia melepar bola ke Sungji?
Sungji lalu terduduk dan menangis. Pasangan Sungji marah ke Ki Joon dan bertanya kenapa ia melepar bola ke Sungji?
Malamnya So Yi terus merasa gelisah. Ia teringat saat Jin Hyun menariknya saat ada bola yang datang.
So Yi mengulurkan tangannya dan memukulinya. So Yi juga menendamg-nendangkan kakinya. Paman yang melihatnya merasa heran. Paman malah meledek, apa So Yi lagi berenang malam?
Itu bukan helaan nafas biasa. Itu nafas yang keluar saat seseorang merasakan hembusan angin tertentu di hatinya. Sarang?
Paman mengiyakan. So Yi duduk. Paman melanjutkan kalo angin itu terasa menyejukkan tapi menggelitik. Rasanya seperti menggetarkannya.
Wah, paman jadi ingin tahu siapa yang menghembuskannya pada So Yi. So Yi jadi malu. Apaan,sih?
So Yi mengulurkan tangannya dan memukulinya. So Yi juga menendamg-nendangkan kakinya. Paman yang melihatnya merasa heran. Paman malah meledek, apa So Yi lagi berenang malam?
Itu bukan helaan nafas biasa. Itu nafas yang keluar saat seseorang merasakan hembusan angin tertentu di hatinya. Sarang?
Paman mengiyakan. So Yi duduk. Paman melanjutkan kalo angin itu terasa menyejukkan tapi menggelitik. Rasanya seperti menggetarkannya.
Wah, paman jadi ingin tahu siapa yang menghembuskannya pada So Yi. So Yi jadi malu. Apaan,sih?
So Yi lalu nanya apa yang ada dibalik helaan nafas pamannya? Paman tersenyum. Menurutnya So Yi nggak perlu tahu.
Nenek datang dan membawa selimut. Nenek menyelimuti So Yi. Paman bangkit dan menghampiri cucu dan nenek itu.
Paman bertanya pada nenek, kenapa membeli selimut untuk anak itu? So Yi juga nanya kenapa membelinya segala. Nenek hanya mengatakan kalo supaya So Yi nggak kedinginan.
So Yi mengatakan kalo nenek emang yang terbaik. Habis itu So Yi kembali merebahkan tubuhnya dan kembali teringat pada Jin Hyun.
Paman bertanya pada nenek, kenapa membeli selimut untuk anak itu? So Yi juga nanya kenapa membelinya segala. Nenek hanya mengatakan kalo supaya So Yi nggak kedinginan.
So Yi mengatakan kalo nenek emang yang terbaik. Habis itu So Yi kembali merebahkan tubuhnya dan kembali teringat pada Jin Hyun.
Jin Hyun berdiri di depan kelas sambil memperlihatkan secarik kertas. Ia memberitahu kalo itu akan di masukkan ke dalam antologi.
Masing-masing anak harus menulis sebanyak 10 baris. Jin Hyun nyuruh mereka memikirkannya baik-baik datn kumpulkan besok ke So Yi.
Anak-anak langsung menoleh ke So Yi. Mereka mengeluh, mereka udah umur berapa masih di suruh nulis cita-cita? Menggelikan. Harus nulis apa? Presiden?
Jin Hyun menyarankan agar mereka menulis apa aja yang mereka pikirkan sebelum tidur. Kalo ada hal pertama yang muncul, pasti itulah yabg sejujurnya.
Ki Joon melihat Sungji. Ia kan ingin membuka restoran ayam. Tulis aja itu.
Guru masuk. Akan ada pembagian rapor. Guru tersenyim, mereka oeka sekali. Hasil nilai seluruh sekolah udah keluar.
Bulan depan ada pertemuan wali murid. Jadi jangan mimpi untuk memalsukan nilai. Murid-murid ber-ah ria.
Guru mengumumkan kalo lagi-lagi peringkat satu dari seluruh sekolah ada di kelas mereka. Selamat untuk Song Jin Hyun.
Anak-anak pada bertepuk tangan. So Yi juga menoleh ke arah Jin Hyun dan merasa kesal.
Ayah baru pulang. Jin Hyun menghampirinya dan memberikan rapornya. Ayah bertanya, peringkat satu lagi?
Ayah mengingatkan kalo dua udah pernah bilang sebelumnya. Ayah meninggalkan Jin Hyun. Jangan belajar.
Jin Hyun bisa berlebihan kalo serakah. Ia bahkan nggak punya tujuan.
Jin Hyun menaiki sepedanya. Ia ngebut, pikirannya kalut. Ia udah berjalan cukup jauh. Jadi lelah sendiri. Ia meletakkan sepedanya di tengah jalan.
Jin Hyun lalu mengambilnya lagi dan menaikinya.
So Yi sedang duduk di kamarnya. Ia menatap ponselnya. Katanya ibunya akan menelpon lagi.
Tapi kenapa belum menelpon juga? So yi akhirnya meletakka ponselnya lalu me.atikan lampu.
So Yi bersiap untuk tidur. Ia lalu teringat apa yang pernah Jin hyun katakan. "Tulis aja hal yang pertama kali terpikir sebelum tidur".
"Kalo ada hal yang pertama kali muncul, pasti itu adalah yang sesungguhnya. So Yi mau memejamkan matanya tapi nggak jadi. Gimana bisa ia menulisnya sebagai impian?
Guru bertanya pada para murid, apakah mereka udah meneteskan pereaksi je kaca objek?
Para siswa mengiyakan. Karena ini percobaan tim, maka yang di ambil darahnya hanya satu orang saja.
So Yi mengatakan kalo dia aja. Jin Hyun tulis hasilnya aja. So Yi mau mengambil darahnya tapi ragu. Jin Hyun menawarkan diri untuk membantunya.
So Yi mengulurkan tangannya. Ia memejamkan matanya karena nggak berani lihat. Tapi Jin Hyun malah menusuk jarinya sendiri. Habis itu ia bilang sudah.
So Yi meremehkan, itu sih bukan apa-apa. Ia melihat jarinya dan baru menyadari kalo Jin Hyun nggak melakukannya padanya.
So Yi melihat hasilnya, golongan darah AB Rh positif. Jin Hyun nyuruh So Yi untuk mencatatnya.
Kyungso tiba-tiba menghampiri meja Jin Hyun dan kawankhkawan. Kyungso mengatakan kalo ia dengar dari Kang Hyun Woo, anak kelas 1-2, katanya di laboratorium ada hantu. Hantu? Disini? Tanya Jin Hyun ragu.
Kyungso lanjut cerita kalo barangnya ketinggalan disini, jadi dia kesini tengah malam. Lalu ia mendengar suara kotak musik, ding...ding... lalu dia melihat goblin terbang. Bahkan terdengar suara tangisan hantu perawan.
Guru memanggil Kyungso. Kenapa malah ngobrol? Ia nggak mengerjakan percobaan? Apa udah selesai?
Kyungso bangkit dan meninggalkan meja Jin Hyun. So Yi meremehkan, di sekolah mana saja selalu ada omongan nggak jelas.
Di sekolahnya yang di Seoul, katanya tiap tengah malam patung raja agung Sejong membacakan. Jin Hyun merasa itu nggak masuk akal.
So Yi merasa itu menarik. Ia nyuruh Jin hyun memasukkannya ke dalam antologi. Jin Hyun mengangguk.
Malamnya So Yi dan Jin Hyun beneran ke laboratorium untuk membuktikan cerita Kyungso. So Yi protes, apa mereka harus melakukannya sampai segininya?
Apa yang mereka akan lakukan selarut ini? Jin Hyun berterima kasih karena So Yi mau menemaninya. So Yi menganggap remeh lagi. Mana ada yang namanya hantu?
Jin Hyun nunggu sampai seratus tahun juga nggak bakal muncul. Jin Hyun minta So Yi agar nggak berisik, kalo di tunggu nanti juga mereka tahu.
So Yi bertanya, waktu itu kenapa Jin Hyun melakukannya? Apa pemilik ladang yang ia bakar itu musuh orang tuanya atau semacamnya? Kenapa Jin Hyun melakukan hal semacam itu? Dia udah benar-benar menipu anak-anak yang lain, tahu!
Gimana bisa seseorang begitu berbeda luar dan dalamnya? Dan juga...kenapa Jin Hyun pintar sekali? Jin Hyun hanya tersenyum.
So Yi menyangka Jin Hyun pasti senang. Dia bisa masuk universitas manapun yang ia mau. Jin Hyun nanya, kalo So Yi pasti kuliah di Amerika. So Yi menjawab kalo belum pasti juga.
Tapi...Jin Hyun juga belum menulisnya. Kalo dia sih emang aslinya pintar, ia bisa jadi apapun. Dokter? Jaksa? Hakim? Udahlah! Putus So Yi. Ia bahkan nggak tahu impiannya sendiri.
Untuk apa tahu impian Jin Hyun? Jin Hyun mengingatkan sebelum tidur... So Yi mengatakan kalo dia udah mencoba, tapi... (tapi malah keinget kamu,,, 😊) ia hanya teringat satu hal.
So Yi berharap ia bisa tidur seperti itu aja. Nggak perlu bangun lagi keesokan harinya. So Yi menatap Jin Hyun, ia nggak bisa menulisnya, kan?
Jin hyun membenarkan. So Yi merasa dirinya menyedihkan.
Bersambung...
Masing-masing anak harus menulis sebanyak 10 baris. Jin Hyun nyuruh mereka memikirkannya baik-baik datn kumpulkan besok ke So Yi.
Anak-anak langsung menoleh ke So Yi. Mereka mengeluh, mereka udah umur berapa masih di suruh nulis cita-cita? Menggelikan. Harus nulis apa? Presiden?
Jin Hyun menyarankan agar mereka menulis apa aja yang mereka pikirkan sebelum tidur. Kalo ada hal pertama yang muncul, pasti itulah yabg sejujurnya.
Ki Joon melihat Sungji. Ia kan ingin membuka restoran ayam. Tulis aja itu.
Guru masuk. Akan ada pembagian rapor. Guru tersenyim, mereka oeka sekali. Hasil nilai seluruh sekolah udah keluar.
Bulan depan ada pertemuan wali murid. Jadi jangan mimpi untuk memalsukan nilai. Murid-murid ber-ah ria.
Guru mengumumkan kalo lagi-lagi peringkat satu dari seluruh sekolah ada di kelas mereka. Selamat untuk Song Jin Hyun.
Anak-anak pada bertepuk tangan. So Yi juga menoleh ke arah Jin Hyun dan merasa kesal.
Ayah baru pulang. Jin Hyun menghampirinya dan memberikan rapornya. Ayah bertanya, peringkat satu lagi?
Ayah mengingatkan kalo dua udah pernah bilang sebelumnya. Ayah meninggalkan Jin Hyun. Jangan belajar.
Jin Hyun bisa berlebihan kalo serakah. Ia bahkan nggak punya tujuan.
Jin Hyun menaiki sepedanya. Ia ngebut, pikirannya kalut. Ia udah berjalan cukup jauh. Jadi lelah sendiri. Ia meletakkan sepedanya di tengah jalan.
Jin Hyun lalu mengambilnya lagi dan menaikinya.
So Yi sedang duduk di kamarnya. Ia menatap ponselnya. Katanya ibunya akan menelpon lagi.
Tapi kenapa belum menelpon juga? So yi akhirnya meletakka ponselnya lalu me.atikan lampu.
So Yi bersiap untuk tidur. Ia lalu teringat apa yang pernah Jin hyun katakan. "Tulis aja hal yang pertama kali terpikir sebelum tidur".
"Kalo ada hal yang pertama kali muncul, pasti itu adalah yang sesungguhnya. So Yi mau memejamkan matanya tapi nggak jadi. Gimana bisa ia menulisnya sebagai impian?
Guru bertanya pada para murid, apakah mereka udah meneteskan pereaksi je kaca objek?
Para siswa mengiyakan. Karena ini percobaan tim, maka yang di ambil darahnya hanya satu orang saja.
So Yi mengatakan kalo dia aja. Jin Hyun tulis hasilnya aja. So Yi mau mengambil darahnya tapi ragu. Jin Hyun menawarkan diri untuk membantunya.
So Yi mengulurkan tangannya. Ia memejamkan matanya karena nggak berani lihat. Tapi Jin Hyun malah menusuk jarinya sendiri. Habis itu ia bilang sudah.
So Yi meremehkan, itu sih bukan apa-apa. Ia melihat jarinya dan baru menyadari kalo Jin Hyun nggak melakukannya padanya.
So Yi melihat hasilnya, golongan darah AB Rh positif. Jin Hyun nyuruh So Yi untuk mencatatnya.
Kyungso tiba-tiba menghampiri meja Jin Hyun dan kawankhkawan. Kyungso mengatakan kalo ia dengar dari Kang Hyun Woo, anak kelas 1-2, katanya di laboratorium ada hantu. Hantu? Disini? Tanya Jin Hyun ragu.
Kyungso lanjut cerita kalo barangnya ketinggalan disini, jadi dia kesini tengah malam. Lalu ia mendengar suara kotak musik, ding...ding... lalu dia melihat goblin terbang. Bahkan terdengar suara tangisan hantu perawan.
Guru memanggil Kyungso. Kenapa malah ngobrol? Ia nggak mengerjakan percobaan? Apa udah selesai?
Kyungso bangkit dan meninggalkan meja Jin Hyun. So Yi meremehkan, di sekolah mana saja selalu ada omongan nggak jelas.
Di sekolahnya yang di Seoul, katanya tiap tengah malam patung raja agung Sejong membacakan. Jin Hyun merasa itu nggak masuk akal.
So Yi merasa itu menarik. Ia nyuruh Jin hyun memasukkannya ke dalam antologi. Jin Hyun mengangguk.
Malamnya So Yi dan Jin Hyun beneran ke laboratorium untuk membuktikan cerita Kyungso. So Yi protes, apa mereka harus melakukannya sampai segininya?
Apa yang mereka akan lakukan selarut ini? Jin Hyun berterima kasih karena So Yi mau menemaninya. So Yi menganggap remeh lagi. Mana ada yang namanya hantu?
Jin Hyun nunggu sampai seratus tahun juga nggak bakal muncul. Jin Hyun minta So Yi agar nggak berisik, kalo di tunggu nanti juga mereka tahu.
So Yi bertanya, waktu itu kenapa Jin Hyun melakukannya? Apa pemilik ladang yang ia bakar itu musuh orang tuanya atau semacamnya? Kenapa Jin Hyun melakukan hal semacam itu? Dia udah benar-benar menipu anak-anak yang lain, tahu!
Gimana bisa seseorang begitu berbeda luar dan dalamnya? Dan juga...kenapa Jin Hyun pintar sekali? Jin Hyun hanya tersenyum.
So Yi menyangka Jin Hyun pasti senang. Dia bisa masuk universitas manapun yang ia mau. Jin Hyun nanya, kalo So Yi pasti kuliah di Amerika. So Yi menjawab kalo belum pasti juga.
Tapi...Jin Hyun juga belum menulisnya. Kalo dia sih emang aslinya pintar, ia bisa jadi apapun. Dokter? Jaksa? Hakim? Udahlah! Putus So Yi. Ia bahkan nggak tahu impiannya sendiri.
Untuk apa tahu impian Jin Hyun? Jin Hyun mengingatkan sebelum tidur... So Yi mengatakan kalo dia udah mencoba, tapi... (tapi malah keinget kamu,,, 😊) ia hanya teringat satu hal.
So Yi berharap ia bisa tidur seperti itu aja. Nggak perlu bangun lagi keesokan harinya. So Yi menatap Jin Hyun, ia nggak bisa menulisnya, kan?
Jin hyun membenarkan. So Yi merasa dirinya menyedihkan.
Bersambung...